Chereads / Super Sexy Casanova / Chapter 9 - 9. All About Sandra Iloana

Chapter 9 - 9. All About Sandra Iloana

Namanya Sandra Iloana. Gadis Indonesia, tetapi bukan berasal dari Indonesia. Ia adalah si cantik semester akhir di sebuah jurusan desain dan tata bangunan kota. Kiranya Sandra akan lulus beberapa bulan lagi. Ia hanya datang ke kampus sesekali saja. Kalau ada kelas pengganti nilai-nilainya yang belum genap semester kemarin-kemarinnya, juga kalau ada panggilan dari dosen membahas skripsi, wisuda, dan semacamnya. Sandra ini adalah lambang kecantikan untuk semua kaum adam yang ada di lingkungan kampusnya. Kalau ada yang bertanya. "Wajahnya cantik seperti siapa dulu?" Maka jawabannya adalah, Sandra Iloana. Sekalinya sudah dijawab begitu, si kaum adam hanya bisa mengangguk-angguk tanda mengerti dan tanda mulai berjalan imajinasi mereka pasal seperti apa wajah gadis cantik yang dibandingkan dengan seorang Sandra Iloana.

Wajahnya sangat cantik. Wajah kecil itu berlukis dua pasang alis cokelat muda yang melengkung rapi duduk di atas sepasang mata berbentuk kacang almond yang indah dengan lengkung tajam yang dibentuk oleh bulu mata lentik itu. Kalau Sandra memandang, maka tatapan tajam penuh dengan kharisma yang menggoda. Tak banyak orang Indonesia yang seperti itu. Kadang kala juga kebanyakan perempuan akan memiliki pandangan teduh dengan arti dan makna yang sedikit lembut. Sedangkan kalau Sandra, mirip seperti orang luar negeri yang bermigrasi di negara ini.

"Gue orang Indonesia! Lo bisa lihat akta kelahiran gue kalau gak percaya! Lo bisa datang ke rumah sakit tempat gue dilahirkan dan lo bisa tanya orang tua gue kalau perlu." Kalimat itu yang akan keluar dari celah bibir merah muda sedikit tebal di bagian bawahnya itu kalau-kalau ada yang tak percaya dengan kelahiran Sandra Iloana.

Bibir cantiknya mendukung bentuk wajah yang kecil dengan dagu lancip dan garis rahang yang tegas. Semua itu dibungkus di atas kulit wajah putih bersih yang menggoda. Tubuh Sandra tergolong tinggi dan ramping. Senyumnya manis dengan deretan gigi putih dan rapi. Ada lesung pipi di kedua sudut pipinya. Kesan cantik benar-benar pantas disematkan selepas nama Sandra disebut-sebut dan dipuja juga dipuji. Tak banyak wanita bisa mendapatkan anugerah sesempurna dirinya.

Pergaulan? Sandra bukan 'si jalang' yang suka dunia malam, tetapi dirinya bekerja di dunia malam. Sedikit aneh, tetapi hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menunjang kehidupannya. Sandra tak hidup sebatang kara. Namun, ia tinggal sendirian di sebuah rumah tua peninggalan sang ibu. Ah, bukan! Ibu Sandra masih hidup. Hanya saja terbaring lemah di rumah sakit.

Sandra seorang balerina. Bukan pekerjaan juga bukan sandang status yang suka digembor-gemborkan pada orang-orang. Gadis itu hanya menyukai balet. Ia masuk ke dalam komunitasnya beberapa tahun yang lalu. Sebelum mimpi buruk itu datang, Sandra Iloana adalah balerina yang hebat. Sesekali dalam setahun ia menjadi balerina utama dalam sebuah pergelaran festival akbar yang digelar oleh pemerintah. Ia menjadi pusat perhatian. Lenggak-lenggoknya menawan hati dengan sapuan gerakan yang menarik mata memandang. Sandra menyukai hidupnya kala itu. Ia menikmati semuanya. Bahkan meskipun dirinya harus bekerja di dua tempat untuk membiayai kursus balet sendiri, tetapi itulah hobi dan mimpinya.

Ayah Sandra bukannya tak peduli. Ia hanya ingin melihat putrinya menjadi wanita sukses yang datang ke kantor kalau pagi hari lalu pulang selepas senja menutup cerita, bukan sebagai seorang penari yang tak menjanjikan bayarannya. Singkatnya, ayah Sandra adalah orang yang realistis. Ia tak ingin mengambil risiko banyak meksipun itu mimpi sang putri sekalipun. Katanya dalam pembelaan, pria itu hanya ingin Sandra lebih baik dari dirinya juga sang mantan istri.

Ya, kedua orang tua Sandra sudah bercerai beberapa tahun yang lalu. Ibunya dirawat di rumah sakit selepas itu. Membuat hatinya hancur selepas tahu bahwa sang ibu menderita penyakit serius yang akan merenggut nyawanya suatu saat nanti. Dokter selalu mengatakan ini padanya. "Nak, siapkan dirimu. Kita harus merelakannya kapan pun dan dalam keadaan apapun." Sial! Sandra membenci kalimat itu. Ia akan berjuang mati-matian untuk membuat ibunya kembali sehat kembali. Itulah alasan mengapa Sandra bekerja di dua tempat dalam waktu satu hari. Uang itu, bukan untuk bersenang-senang secara pribadi. Dirinya membiayai pengobatan sang ibu tanpa sepengetahuan ayahandanya.

"Sandra!" Seseorang memanggilnya. Menghentikan langkah kaki gadis yang baru saja keluar dari bangunan psikiater milih Bu Sarah.

"Lo gak ke kampus hari ini?" tanyanya berjalan mendekat ke arah gadis yang baru saja menghentikan langkah kakinya. Ia menunggu seorang gadis cantik untuk datang padanya. Teman baik Sandra, tetapi tidak terlalu dekat dengannya. Sesekali mereka terlihat bersama di lingkungan kampus. Akan tetapi, Sandra lebih dekat dengan orang yang selalu datang pagi masuk ke dalam rumahnya untuk membangunkan Sandra. Hanya dia yang mengerti kalau Sandra selalu pulang larut malam dan tidur pukul satu pagi. Jadi wajar saja kalau ia bangun di pagi menjelang siang.

"Gue bolos." Gadis itu menyahut. Nadanya ringan sembari tersenyum aneh menyambut kedatangan si teman sebaya.

"Lo sendiri? Lo juga bolos?"

Gadis berambut pendek sebahu dengan poni miring itu tersenyum kecut. Anggukan ringan muncul begitu saja sebagai tanda bahwa ia menyetujuinya dengan mantap. Bukan hanya Sandra yang punya urusan hari ini. Namun, juga dirinya. Kebetulan yang luar biasa, ia bertemu dengan Sandra Iloana di jalanan menuju rumah sakit besar tengah kota. Jika ia bisa menebak dengan benar, Sandra pasti ingin menjenguk ibunya. Lama gadis itu tak bercerita pasal sang ibu. Kuliah di semester akhir begini memang menguras tenaga dan pikiran. Waktunya pun terkuras habis hingga ia lupa bahwa sang ibu ada di dalam bangunan rumah sakit sedang memperjuangkan hidupnya.

"Lo mau ke rumah sakit?" Ia bertanya lagi. Melirik wajah cantik dengan hidung mancung yang terlihat begitu mempesona. Sandra adalah representasi lukisan terindah dari sang pencipta. Wajah cantik dan tubuh menarik dengan fisik yabg menawan hati benar-benar menjadi idaman para kaum hawa. Jika saja Sandra mau, banyak pria yang menginginkan dirinya. Namun, gadis itu tetap saja menyendiri dengan sandang status 'jomblo akut' yang diberikan oleh teman-temannya.

Eits, jangan salah! Sandra pernah menjalin hubungan dengan seorang pria yang tiga tahun lebih tua darinya. Namun, pria itu mengkhianati Sandra dan tidur bersama wanita lain. Orang-orang mengatakan bahwa si berengsek itulah yang membuat Sandra memutuskan untuk tak lagi menanam benih cinta di dalam hatinya. Menyendiri dan menyepi adalah pilihan terbaik yang diambil oleh si cantik ini.

"Hm. Mumpung ada waktu bolos. Gue lama gak jenguk mama," katanya dengan nada ringan.

"Kalau begitu kita pergi bersama. Gue juga mau datang rumah sakit."

"Untuk apa? Lo sakit?" tanya Sandra menyahut.

Gadis di sisinya menggeleng ringan. "Sahabat SMA gue masuk rumah sakit. Katanya kondisinya parah setelah disiksa habis-habisan sama pria berengsek kemarin malam."

"Disiksa?" Sandra mengulang kembali kalimat itu. Ia memastikan apa yang didengarnya tidak salah.

"Lo tau bangunan bar dan lounge di sudut perempatan jalan itu?"

Sandra mengangguk ringan. "Wang Lounge And Bar in the Night Sky, itu namanya."

"Bingo! Pemiliknya adalah iblis gila yang menyiksa temen gue. Mr. Leo Wang namanya," pungkasnya menutup kalimat.

... To be Continued ....