Lambaian dedaunan yang tertiup angin memberi suasana menenangkan juga menyegarkan.
Layla menatap tajam pada Reen sementara orang yang ditatap terlihat memejamkan mata, menikmati udara segar yang ia hirup.
Tak beberapa lama Reen membuka matanya dan menatap Layla dengan teduh lalu berkata, "Tidak semua buah yang ada dalam satu pohon itu rasanya sama. Layla."
"Jangan jadikan itu sebagai persamaan. Kalian itu sama saja. Apapun alasan kalian dalam bertarung, tetap saja kalian merusak alam ini dengan kekuatan qiwer yang berlebihan." Layla menunjukkan dirinya sebagai orang yang sangat mencintai alam.
"Hum, baiklah. Itu terserah kau saja, tapi menurutku dari pada membuang waktu untuk menyalahkan orang bukankah lebih baik kita gunakan waktu kita untuk melakukan sesuatu yang bisa memperbaiki semuanya," ucap Reen kemudian berpaling untuk pergi.
"Tunggu! Kau mau ke mana? Pertarungan kita belum selesai." Layla menembakkan anak panahnya namun Reen menangkapnya hanya dengan dua jari.