Ayah. Ibu.
Kau bisa memukul anakmu, tapi jangan sampai pukulanmu mengenai hatinya.
*
Sekelebat bayangan merah muda terselubung sinar biru nampak melintas membelah angin. Sosok dari bayangan tersebut adalah laki-laki yang selama lima belas tahun mendedikasikan hidupnya untuk mewujudkan sebuah ambisi balas dendam, dialah Naara Arude.
Kilas balik masa lalu bergulir begitu cepat dalam pikirannya. Adegan demi adegan menyakitkan yang ia alami lima belas tahun yang lalu masih tergambar sangat jelas dalam ingatannya. Menarik sumbu dendam, menyalakan api kemarahan yang membakar hati dan membuat darah mendidih.
Saat ini kilas balik menunjukkan penyiksaan demi penyiksaan yang dilakukan Jenderal Thougha terhadapnya. Luka-luka di tubuhnya memang telah sembuh tapi luka di hatinya tidak. Mengering pun tidak.