Jasmina hari ini berangkat ke sekolah dengan lebih semangat. "Ok.Hari ini aku tidak akan menghidari siapa-siapa! Janji!", gumam Jasmina sambil berjalan dengan langkah ringan. Apapun yang terjadi, akan Jasmina hadapi dengan senyum. Ingat, tunjukkan sisi terbaiknya. Saat ini Bagas sudah tidak ada disisinya. Setidaknya ia tidak mau kehilangan kak Miko lagi. Egois kah dia? Lah kan kak Miko sendiri yang minta ia putus dengan Bagas kemaren.
Ketika istirahat makan siang, Jasmina sengaja tidak membawa bekal dari rumah dan ogah sembunyi lagi di kelasnya. Ia memesan makanan di kantin dan ngobrol dengan keempat sahabatnya sambil bel tanda istirahat telah usai berbunyi. Tapi tidak ada tanda-tanda kak Miko dimana-mana. Bahkan Bagas juga tidak ada. Hemmm... percuma aja ternyata selama ini Jasmina sembunyi di dalam kelas menghindari 2 cowok itu. Ternyata memang sekolahnya terlalu luas sehingga kemungkinan mereka bisa bertemu juga susah! Hihihi
Ketika akhirnya sekolah usai, Jasmina buru-buru berlari ke arah kelas kak Miko. Ternyata kak Miko sudah keluar. Jasmina mencoba berkeliling hampir semua kelas, siapa tau kak Miko sedang ngobrol dengan personel band sekolah di kelas-kelas kosong. Jasmina sudah lelah seharian ini mencari kak Miko, akhirnya ia memutuskan untuk pulang saja. Tiba-tiba, di dekat lapangan parkir, ia melihat mobil kak Miko. "Oiya ya, kenapa gak nunggu di dekat mobilnya aja!", sesal Jasmina. Ia perlahan berjalan ke arah mobil kak Miko yang ternyata di parkir diujung melewati beberapa mobil.
Sebelum akhirnya ia mendekat ke mobil kak Miko, ia mendengar ternyata kak Miko sedang berbicara dengan seseorang. Jasmina kontan bersembunyi di balik mobil yang letaknya di samping mobil kak Miko. Kenapa dari kemaren Jasmina kerjanya nguping mulu ya?
"Aku pengen ngajak kamu ke sebuah tempat", kak Miko berkata sambil membelai lembut kepala seorang cewek. Gianni!
"Mau kemana kak? Tempatnya romantis gak? Aku mau donkkkk", jawab cewek itu manja.
"Kamu inget kan waktu aku kasih kamu coklat almond itu? Nah belinya disana. Ada cafe-cafe lucu, ada danau nenangin banget, kamu mah pasti suka deh kalo kesana, pujuk kak Miko.
"Awwww mauuuuu. Hemmmm.... uda berapa cewek nih yang kakak ajak kesana, tanya Gianni sambi mencolek mesra kak Miko.
Kak Miko terdiam... "Hemmm, baru mau ngajakin kamu doank kok. Aku kesana biasanya buat bikin lagu atau kalo pengen baca buku. Buku itu udah kayak pacar aku aja hahahaha. Tiap minggu harus di jengukin", jelas kak Miko sambil tertawa sambil menggapai jari-jari Gianni.
Sekarang Gianni yang terdiam. Ia tersenyum misterius, "Is it a date?". Kak Miko mengangguk. "Am I your only date?", tanya Gianni lagi. Kak Miko Mengangguk sambil melihat ke bawah. Ia tersenyum! Tersenyum! " Will we be official after that? Boleh aku bilang kalo kak Miko pacarku?", tanya Gianni hati-hati sambil mencoba mensejajarkan tatapan matanya dengan tatapan mata kak Miko. Kak Miko terdiam dan wajahnya serius. "Are you asking me to be your boyfriend?", tanya kak Miko. Gianni menggangguk cepat beberapa kali seperti anak anjing kecil. Dengan kedua tangan kak Miko, ia memegang kedua tangan Gianni. Ia tersenyum...
Resmi sudah. Jasmina menempelkan tubuh lemasnya di mobil sebelah, rasanya ia ingin merosot ke tanah. Selesai sudah. Tidak ada harapan lagi untuk Jasmina. Bukankah baru beberapa hari yang lalu kak Miko ingin ia memutuskan Bagas? "Berarti bener donk ya? Kak Miko memang gak ada niat untuk mengutipnya. Memangnya Jasmina siapa? Sampah sampai harus dikutip? Jasmina emosi dan berjalan ke arah pulang tanpa diketahui oleh kak Miko dan Gianni.
----
Jasmina memencet bel rumah Devon. Ia melihat mobil Devon sudah terparkir di halaman. Sosok Devon yang sudah memakai baju super santai keluar dari pintu. "Ehhh Jasmina. Ada apaan?", Devon membuka pintu pagar untuk Jasmina.
"Mana Rania?", tanya Jasmina. Wajah Jasmina serius nyaris marah. Tangannya mengepal sehingga kulit tangannya terlihat terrrrlalu putih. Bibir Devon bertekuk-tekuk menunjukkan ia ngeri melihat Jasmina. "Di ...diiii.. dalam. Memangnya ada apa Jas?", tanya Devon. Jasmina tidak menggubris Devon, ia langsung masuk ke dalam rumah Devon. Rania sedang duduk di meja makan dan sedang berusaha menghabiskan sushi yang masih dalam kemasan pesan antar. Ia menatap Jasmina dengan penuh tanda tanya.
"RANIA! I need your help", kata Jasmina dengan tampang tajam dan serius. Kontan Rania berdiri, melompat kegirangan. "Let's goooo!!", katanya paham.
---
Rania dan Jasmina akhirnya bisa membajak Devon untuk menjadi supir beberapa jam. Pemberhentian pertama mereka adalah toko seragam sekolah. Setelah kehilangan 9kg dalam waktu hampir 3 bulan, sepertinya Jasmina memerlukan seragam baru agar penampilannya bisa lebih percaya diri. Seragamnya yang sekarang membuat ia seperti bergulung di karung dan roknya beberapa kali melorot. Ternyata! Terrrrnyata! Hanya dengan mengenakan seragam baru saja, penampilan Jasmina jadi berubah secara signifikan. Jasmina mengelus pinggul dan pinggangnya yang sudah mulai berbentuk. Ia kelihatan lebih fresh.
Pemberhentian kedua adalah mall. Rania ternyata sangat fashionable dan paham sekali dengan selera fashion masa kini. Ia bisa memasang-masangkan outfit yang cocok dengan bentuk tubuh Jasmina yang baru dari berbagai mereka dan warna dengan budget yang masuk akal. Berbeda dengan terakhir kali ketika Jasmina belanja baju, dengan bantuan teman atau sahabat ternyata berbelanja bisa lebih menyenangkan. Ketika Jasmina mencoba-coba baju itu, Rania akan mengatakan Yes atau No, dan memberikan saran-saran yang masuk akal. Persis seperti tayangan di acara-acara makeover fashion. Tanpa sadar Jasmina sudah berbelanja banyak sekali baju-baju yang lucu.
Mereka juga memasuki toko make-up dan perawatan wajah dan tubuh. Lebih dari sejam mereka berkutat di toko itu. Untung saja mereka sudah merelakan Devon untuk bermain di arena ice skating di lantai dasar. Sehingga mereka bebassss untuk bereksplorasi. Rania memilihkan berbagai produk perawatan untuk wajah dan kulit yang cocok untuk Jasmina. Ia juga memilihkan beberapa lipgloss yang memiliki warna lebih berani yang cocok untuk jasmina. Ia mendemonstrasikan make-up yang cocok untuk Jasmina. Jasmina kelihatan begitu fresh!
Pemberhentian berikutnya adalah salon yang masih terletak di dalam Mall! Untuk rambut Rania yang pendek dan sudah sangat cantik terawat, gadis itu hanya melakukan perawatan rambut agar mengkilap. Sedangkan Jasmina memutuskan untuk sedikit mewarnai rambutnya agar terlihat lebih gradasi. Sang stylist juga memotong rambut panjang Jasmina agar alur jatuh rambutnya bisa lembut di bagian pundak, leher dan dagu. Potongan itu mempertegas bentuk wajah Jasmina yang sudah mulai terlihat berbentuk. Poni yang dipotong menyamping memperindah bentuk mata. Seseorang membantu Jasmina untuk merapikan bentuk alisnya yang tebal dan berantakan menjadi rapi. Ketika Akhirnya selesai, Jasmina hampir tidak bisa mengenali wajahnya sendiri.
Bukan hanya Jasmina, Devon yang tiba-tiba muncul ke dalam salon juga kaget melihat penampilan Jasmina. Pipi cowok putih cowok itu sekarang sedang kemerah-merahan. Sepertinya masih kedinginan efek dari arena Ice skating. Ketika ia melihat Jasmina, pipinya terlihat lebih memerah lagi! "Rania, She is JASMINA right?", tanya Devon ragu. Karena Jasmina ternyata sudah berganti baju juga! Rania tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Ia mengangguk berkali-kali. Jasmina tersenyum puas! Full make-over hari ini berjalan sukses, thanks to Rania!
Yes! Rania benar! Saat ini harusnya ia fokus pada dirinya sendiri. Rasa sakit hati yang ia rasakan dari Bagas dan kak Miko tidak harus membuat dirinya sedih. Memangnya apa untungnya? Apakah dengan ia menunjukkan bahwa ia sedih dan gloomy, lantas ia mendapatkan simpati dari kedua cowok itu? No! Siapa juga yang ingin memiliki hubungan atas dasar kasihan dan simpati?
Ketika Jasmina menatap dirinya di cermin salon itu, ia bertanya sekali lagi. Untuk apa ia melakukan ini semua? Untuk Jasmina. Ia perlu mencintai dirinya sendiri sekarang. Ia ingin menikmati baju-baju indah (walau tidak mahal) yang ngepas di tubuhnya. Ia ingin mengelus rambut halusnya yang jatuh sempurna di wajahnya. Wajah yang sudah dibersihkan dengan susu pembersih dan diberi pelembab yang cocok untuk kulitnya.
Ia juga bisa merasakan bibirnya yang lembut dari lipgloss berwarna pink dengan aroma stroberi. Parfum buah stroberi yang ia beli tadi membuat dirinya nyaman. Ia merasa nyaman. Nyaman dengan dirinya sendiri. Saat ini ia merasa cantik dan tidak perlu menunjukkannya ke siapa-siapa. Cukup kepada dirinya sendiri! Setiap ia bercermin, ia merasa lebih happy.
"Jasmina, you look so pretty!", bisik Rania sambil menatap Devon yang masih kaget melihat Jasmina. Ada rencana usil di kepala Rania.