"Hei, Nak? Kau kenapa? Apa kau mendadak sakit?"
Tak merespon ucapannya, Bruno hanya memandang mereka seraya memegang dadanya. Bruno langsung mengetahui jika mereka 'Bayangan' ketika melihat sekumpulan pria bertudung itu memiliki mata merah darah yang sama seperti 'Bayangan' yang ia temui stadion.
Matanya benar-benar menakutkan, hanya melihatnya saja membuat Bruno sampai kesusahan bernapas. Mata itu kemungkinan mata yang selalu menyaksikan dirinya membunuh nyawa orang tak bersalah.
Spontan Bruno memukul wajahnya berkali-kali, agar ia terbangun dari mimpi yang tak ia inginkan. Masih tak mempan, ia mengambil batu, lalu ia benturkan tepat di hidungnya sampai darahnya berceceran disekitarnya. Orang itu lagi-lagi kebingungan dengan perbuatan Bruno.
"Sekarang apa yang kau perbuat? Apa kau ingin bunuh diri dengan menyiksa dirimu agar kau tak disiksa oleh mereka?"
