Chereads / Aku, Kamu & Cerita Yang Telah Usai / Chapter 22 - Rahasiakan Saja

Chapter 22 - Rahasiakan Saja

Menyimpan sejenak rasa khawatir, meredakan sedikit cemburu yang sempat tersulut. Fokus harus dialihkan, soal ujian harus segera dikerjakan. Beberapa hari telah terlewati, ini adalah ujian hari terakhir. Itu tandanya, sebentar lagi Krisnanda akan liburan. Dia belum menentukan, akan pulang atau menetap, apalagi musin gugur sedang cantik-cantiknya. Dedaunan hampir berubah warna seluruhnya, luruh bersama hembus angin sembari menanti musim dingin.

Semakin hari, hembus angin semakin dingin menyisir. Krisnanda tengah duduk di dekat jendela, menikmati indahnya jingga dedaunan. Masih berpikir, dia hanya mempunyai dua pilihan, menetap untuk menikmati musim gugur berlalu atau pulang menuntaskan semua rindu. Banyak hal yang masih dia pikirkan, terutama di mana dia akan tinggal, mengingat Sonya berada di Surabaya bukan di Bali. Ujian yang telah berakhir membuka celah untuk khawatir dan gelisah menyapa kembali, seolah berkata, "Kamu harus segera bertemu dengan Sonya."

Krisnanda beranjak, menghempaskan tubuhnya di atas kasur yang empuk, menelungkup, membenamkan wajahnya di bantal. Dalam gelap terpejamnya mata, tiba-tiba dia teringat akan kawan lamanya di Surabaya. Langsung memeriksa handphonenya, mencari-cari, apakah sekiranya nomor telepon temannya masih tersimpan. Memeriksa satu per satu dari sekian nomor yang terdapat di daftar kontak. "Pakai nama apa ya aku simpan nomornya?" ucap Krisnanda, "Kok bisa banyak banget aku punya kontak," gerutunya. Setelah sekian lama, akhirnya dia menemukannya, "Semoga masih aktif," harapnya.

Mencoba menelpon beberapa kali, namun tidak satupun terjawab. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengirim pesan kepada temannya.

"Hi bro, apa kabar? Ini gue Krisnanda," tulisnya.

Menunggu beberapa saat, tiba-tiba handphonenya berdering, ada sebuah pesan masuk.

"Krisnanda siapa ya?" balas temannya.

"Masa dia udah lupa?" pikirnya, "Gue Krisnanda temen lama loe," balas Krisnanda.

Terdiam beberapa saat setelah menerima balasan pesan dari Krisnanda, hingga akhirnya dia tersadar, "Oh iya, Krisnanda," ucapnya dan langsung menelponnya.

"Hi bro, serius ini Krisnanda kan? Temen gue yang sekolah SMA nya di Bali?" tanya temannya.

"Iya bro, gue temen lama loe. Apa kabar?" tanya Krisnanda.

"Kabar baik, loe juga apa kabar? Dimana sekarang, masih di Bali?"

"Kabar gue juga baik. Gue sekarang lanjut kuliah sih di Melbourne," jelas Krisnanda.

"Wah, hebat loe sekarang bisa kuliah di luar negeri," puji temannya. "By the way, ada apa nih, tumben loe hubungin gue?" tanya temannya lagi.

"Ya, minggu depan gue liburan, mau main ke Surabaya. Maunya gue tinggal di rumah loe untuk beberapa hari, boleh nggak?" tanya Krisnanda.

"Boleh kok, gue sambut dengan senang hati,"

"Iya, terimakasih bro," ucap Krisnanda, "Nanti gue kabari lagi, hari apa pastinya berangkat, belum beli tiket soalnya," jelasnya.

"Iya, santai aja bro," jawab temannya.

Setelah memastikan dimana dirinya akan tinggal, Krisnanda memutuskan untuk membeli tiket esok hari. Tiket dengan tujuan Surabaya, hari keberangkatannya tepat minggu depan. Hari pertama liburannya. Dia mulai mempersiapkan semua barang-barang yang akan dia bawa, mengingat beberapa hari kedepan dia masih memiliki beberapa agenda di kampus.

Tiket pesawat sudah di genggaman, jadwal keberangkatan sudah tertulis jelas, tetapi dia belum juga mengabari Sonya. Walau sempat Sonya menanyakan perihal liburannya. Namun dia memilih untuk merahasiakannya. Mengatakan pada Sonya bahwa dia memiliki begitu banyak kegiatan.

"Hi Kris, gimana ujiannya? Lancar?" tanya Sonya.

"Hi, ujiannya udah selesai, lancar kok," jawab Krisnanda.

"Biasanya setelah ujian itu liburan. Kamu liburan di sana apa pulang?" tanya Sonya lagi.

"Iya, aku memang dapat libur, tapi aku masih ada banyak kegiatan, jadi aku nggak bisa pulang" jelas Krisnanda.

"Oh, iya Kris. Aku kira kamu pulang. Semangat ya buat kegiatannya," jawab Sonya sedikit kecewa.

"Iya, terimakasih banyak ya."

"Iya, sama-sama Kris."

Terbersit rasa bersalah dalam hatinya, karena merahasiakan kepulangannya dari Sonya. Tersirat kekecewaan di balik sumbang suara Sonya. Krisnanda memutuskan untuk membelikannya beberapa hadiah, sebagai kejutan saat dia sudah mencapai Surabaya nanti.

Dia berkeliling memasuki beberapa toko, namun belum menemukan yang sesuai, hingga dia melihat sebuah toko aksesoris yang sebentar lagi akan tutup. Dia terburu-buru, beruntungnya, pedagang tersebut berbaik hati untuk menunggu lebih lama. Dia membeli sebuah gantungan kunci berbentuk boneka teddy bear dan sebuah jepit rambut berbentuk pita.

Hari keberangkatan tiba, semua perlengkapan sudah siap beserta hadiah yang sudah terbungkus rapi. Dia memasuki pesawat kemudian mencari tempat duduk. Mencari posisi yang nyaman, melirik sekilas ke luar jendela ketika pesawat semakin tinggi menembus awan. Setelahnya, Krisnanda memejamkan mata, perjalanan masih panjang. Pikirannya jauh menerawang, semakin tidak sabar pula untuk menemui Sonya. "Tunggu aku di sana, aku akan segera menemuimu," ucapnya dalam hati.