Chereads / Aku, Kamu & Cerita Yang Telah Usai / Chapter 17 - Dia Harus Tahu

Chapter 17 - Dia Harus Tahu

Beberapa minggu berlalu, Krisnanda belum juga mendapatkan kabar apakah dia lolos atau tidak. Menanti dengan harap-harap cemas. Padahal dia begitu yakin, dia bisa menjawab semua pertanyaan, seharusnya tidak ada masalah. Dia yakin, dia pasti lolos. Namun terkadang dia begitu tidak sabaran dan berpikir semuanya percuma. Tapi, selalu ada Sonya yang menghiburnya dan selalu bisa menghilangkan kecemasannya.

"Kakak jangan berpikir yang aneh-aneh, pokoknya harus yakin, semuanya pasti baik-baik aja. Kakak pasti lolos."

Setiap kata itu terngiang di kepalanya, melekat bahkan tertanam, selalu menepis kecemasannya. Setelah semua hal itu mereka semakin dekat, semakin terbuka satu sama lain. Krisnanda selalu ingin berbagi semua hal dengan Sonya, memberitahunya kabar apapun atau hanya sekedar basa-basi. Entah sejak kapan, tanpa dia sadari, secara perlahan Sonya semakin masuk ke dalam hatinya. Menempati ruang kosong di sana, menepis semua keraguan dan menghapus secara perlahan trauma masa lalunya.

Sembari menunggu, dia mengisi setiap waktunya dengan belajar. Mulai dari ilmu-ilmu dasar dari jurusan yang dia ambil. Menyiapkan amunisi untuk perangnya ketika dia lolos nanti. Itu adalah kesempatan yang sangat berharga, dia tidak ingin menyia-nyiakan hal tersebut. Dia akan melakukan apapun untuk menjadi lulusan terbaik. Kini ada Sonya, dia sangat ingin melakukan semua hal itu untuknya.

Memang membosankan, terkadang dia menyelinginya dengan menyusun beberapa buah lagu. Bukan hanya di organisasi, dia juga sangat pandai dalam bidang musik. Terdapat beberapa lagu yang disusun secara khusus, berharap bisa dia nyanyikan untuk orang yang spesial di hari yang spesial pula. Tersusun begitu apik dengan harmoni yang wakili segenap isi hati.

Menjelang sore, sebuah email masuk. Krisnanda yang kebetulan di depan komputer, langsung memeriksanya. Dia nyaris melompat, saking senangnya. Itu adalah surat pemberitahuan, dengan jelas tertulis dia lolos dan diterima kuliah di Melbourne. Dia langsung menelpon Sonya, dia tidak sabar ingin memberitahunya kabar baik itu. Terhubung, tetapi tak kunjung terjawab, "Apa Sonya sibuk ya," gumannya, "Aku coba telpon lagi sekali." Dia menelpon Sonya lagi, kali ini terjawab.

"Sonya kamu di mana?" tanya Krisnanda tanpa basa-basi.

"Aku di sekolah kak, ada apa?" tanya Sonya.

"Aku cari kamu ke sana ya," jawab Krisnanda terburu, "Pokoknya kamu jangan ke mana-mana."

"Tapi aku udah mau pulang kak."

"Tenang aja, nanti aku yang antar kamu pulang. Tunggu aku ya," pinta Krisnanda.

"Iya-iya kak, aku tunggu," Sonya setuju.

"Iya, aku berangkat sekarang," Krisnanda bergegas menemui Sonya.

Sonya penasaran, entah kejutan apalagi yang akan dia dapat dari Krisnanda. Awalnya dia ingin menunggu di ruang OSIS, tapi akhirnya memutuskan untuk menunggunya di gerbang sekolah. Di sisi lain, Krisnanda sedikit tergesa-gesa, dia ingin segera memberitahu Sonya sebuah kabar gembira yang baru saja dia dapat. Ketika mencapai sekolah, dia mendapati Sonya di sana, berdiri menunggu dirinya.

"Ayo, naik. Ini helmnya," kata Krisnanda

"Kita mau ke mana kak?" tanya Sonya.

"Pokoknya naik dulu, nanti aku kasih tahu," jawab Krisnanda, semakin mengundang rasa penasaran.

Sonya menurutinya. Sepanjang perjalanan, dia terus bertanya-tanya, "Sebenarnya kak Krisnanda mau ngajak aku ke mana?" Berulang kali dia ingin menanyakannya, tetapi selalu dia urungkan. Hingga akhirnya mereka sampai di sebuah taman, memarkir motor dan mencari tempat untuk duduk. Mereka berjalan berdampingan, tangan mereka sesekali bersentuhan tapi tak kunjung bertautan.

"Kita duduk di sana aja kak ya," ajak Sonya.

Mereka duduk tepat di bawah pohon flamboyan, namun sayang bunganya belum bermekaran, hanya nampak beberapa kuncup yang baru muncul.

"Sonya, aku mau ngasih tahu kamu kabar gembira," ucap Krisnanda memulai pembicaraan.

"Kabar gembira apa kak?" Sonya begitu antusias. "Apa pengumumannya udah keluar?" tanyanya dalam hati.

"Pengumumannya udah keluar, aku lolos tahu," senyum Krisnanda begitu lebar, matanya berkaca-kaca.

"Hah, serius kak?"

"Serius, aku lolos," Krisnanda meyakinkan.

(Sonya mendekap tangannya) "Aku seneng banget dengernya. Selamat kak ya. Apa aku bilang, kakak pasti lolos," jawab Sonya, dia nyaris menangis karena bahagia.

"Terimakasih banyak, Sonya. Terimakasih karena kamu selalu dukung aku, menemani aku belajar, bantu ini itu, menyemangati aku setiap pagi. Berkat kamu aku bisa sejauh ini," ucap Krisnanda.

"Ini bukan karena aku, ini semua karena usaha dan kerja keras kakak dan kakak memang pantas untuk hal itu," jawab Sonya, "Kita harus rayakan kebahagiaan ini. Gimana kalau kita makan-makan?" ajak Sonya.

"Oke, aku yang nentuin tempat," Krisnanda setuju.

"Siap bos."

Mereka memutuskan untuk merayakan kebahagiaan ini dengan makan malam bersama. Kali ini Krisnanda yang menentukan tempat. Suasana bahagia bercampur haru, terbayar sudah semua kerja keras Krisnanda dan berkat dukungan Sonya di sampingnya. Perjuangan belum berakhir, tetapi baru saja di mulai.