Chereads / My Precious Lady Villain / Chapter 3 - Page 2 : Reviewing The Story-Roles

Chapter 3 - Page 2 : Reviewing The Story-Roles

Satu jam kemudian,

Aku, Kak Roland, Kak Arvan, Ayahanda dan Ibunda sudah duduk di ruang keluarga. Setelah, menghabiskan sarapan, didampingi oleh Anne, Derrick dan Diego si kepala pelayan. Kulihat Ayahanda dengan wajah serius, mulai angkat bicara.

"Naira... putriku, darimana kamu mendapatkan pelajaran mengundang binatang dengan mantra sihir?"

Setelah mendapatkan pertanyaan serius seperti itu, aku seolah kehilangan seluruh jawaban masuk akal yang kubutuhkan untuk menutupi kenyataan bahwa sebenarnya aku bukanlah putri mereka.

Aku menelan ludah, berusaha memberikan alasan semasuk akal mungkin agar mereka tidak merasa curiga.

Tapi bagaimana? Plan A. mari berakting sok polos dan lugu.

"Ayah tau sendiri kan kalau Naira tidak pernah pergi ke mana-mana ... bahkan guru pengajar yang selalu bertemu dengan Naira adalah pilihan dari Ayahanda dan Ibunda sendiri ... apakah kalian mau bilang kalau Naira menyembunyikan sesuatu dan membohongi kalian?!"

Dengan pose puppy eyes yang berbinar. Aku mengatupkan kedua tangan kecilku sembari menutupi bibirku yang tengah berbicara dengan suara pelan.

"Apakah kalian merasa bahwa Naira yang tiba-tiba bisa melakukan sihir sangat berbahaya? Apakah Naira akan dapat hukuman berat? Maaf... Naira minta maaf."

Aku merundukkan wajahku berharap mereka akan tersentuh dan membiarkanku lepas dengan masalah ini. Beberapa detik telah berlalu dalam kesunyian, dengan nervous-nya aku masih menunggu hasil dari plan A-ku yang entah apakah cukup mampu membuat keluargaku mengalah?

Wait-wait-wait!!! Apakah mereka merasa aneh dengan tingkahku? Kenapa merke diam saja? Jangan-Jangan Naira sebenarnya bukan anak yang suka bertingkah seperti ini?

WAAAAAAAAGH!!

Lagi-lagi aku menjerit sekencang-kencangnya di dalam benakku setelah aku sadar bahwa bisa saja aku mengacaukan segalanya dengan aktingku ini.

Naira's POV

Keringat dingin seolah sudah mengalir deras bercucuran di wajahku yang masih merunduk. Pada detik berikutnya.

"No-no-no... Naira it's fine my dear."

Kulihat kak Arvan sudah berlutut di hadapanku memegang kedua pipiku dan mengangkat wajah senduku perlahan untuk menatap ke arahnya.

Cowok isekai memang gantengnya luar biasa. Aku sampai-sampai merasa kalau wajah tampan kak Arvan tengah disentrong dengan bantuan lampu di belakang kepalanya.

Sebab ketika menatap wajahnya yang menggalau karena melihatku sedih saja sudah membuatku silau

"Ayahanda tidak bermaksud membuatmu merasa bersalah... iya, kan Ayah?"

"What?? Of course that's not what i meant... Naira, ayahanda hanya cemas. Kamu masih begitu kecil. Tapi, sihir yang kamu lakukan sudah melampaui sihir dasar untuk seorang pemula."

Kini giliran Ayahku yang tak kalah tampan berlutut di hadapanku. Beliau memegang kedua telapak tanganku dengan lembut. Matanya yang seolah mengiba mencoba meyakinkanku bahwa beliau sama sekali tidak bermaksud menyalahkanku.

"Ayah takut kalau sampai terjadi sesuatu pada dirimu... kamu anak perempuan kesayangan ayah. Satu-satunya harta ayah yang paling berharga. Naira mengerti maksud ayah, kan?"

Kali ini dengan lembut ayah membelai wajahku. Kubalas senyum memelas di wajahnya itu dengan senyum bahagia.

Syukurlah YA TUHAN!!!! Mereka bukannya curiga padaku... semoga ke depannya mereka akan tetap menganggap Naira yang sekarang juga sama seperti Naira yang sebelum kuambil alih tubuhnya.

Setalah itu, kamipun memulai perbincangan santai yang sama sekali tidak menyangkut-pautkan kecurigaan mereka tentang kemampuan sihirku.

Well, terkadang hal seperti ini yang malah semakin membuatku cemas. Walaupun, aku sendiri juga sedang kehabisan akal untuk mengelabuhi mereka saat ini. Aku tidak tau apa yang harus kukatakan apabila mereka nanti melempariku dengan segudang pertanyaan.

Tapi, melihat mereka yang sama sekali sudah tidak lagi membahas perihal sihirku dan Kyuven membuatku grogi. Apa yang sedang mereka pikirkan sebenarnya.

15 menit kemudian

Setelah Derrick pergi menemani Naira bersama Anne, kembali anggota keluarga Van Vellzhein membicarakan perihal yang sangat serius mengenai tuan putri tercinta mereka.

"Apa kau benar-benar yakin kalau binatang yang di-summon oleh Nainai adalah seekor chimera?" tanya Roland pada Arvan yang berdiri di samping single chairnya.

"Bagaimanapun kau melihatnya, mahluk itu bukan mahluk sihir biasa. Kau sendiri tidak bisa mengenal jenis binatang apa itu, kan?" ucap Arvan pada saudaranya.

"Awalnya aku yakin kalau itu hanya seekor Kakhis, kucing sihir. Tapi, setelah kuperhatikan lagi sosoknya juga mirip seperti Blaid, srigala sihir."

"Tidak pernah sebelumnya aku melihat mahluk campuran seperti itu di Faireniyan. Menurutmu kalau binatang yang di-summon oleh Nainai kita bukanlah Chimera... lalu, apa?" ungkap Roland dengan kening berkerut.

"Kau pikir... bagaimana bisa tuan putri kita memiliki kemampuan memanggil mahluk Chimera yang belum pernah ada sebelumnya?"

"Menurutmu... darimana dia bisa memiliki kemampuan seperti itu?"

Roland dan Arvan melihat bagaimana cemasnya Ayahanda dan Ibunda mereka, ketika mengetahui bahwa tuan putri tercinta mereka memiliki kemampuan yang hanya dimiliki oleh Penyihir dengan Rank SSS di Faireniyan.

Keluarga Van Vellzhein yang memiliki sedikit kemampuan sihir dari nenek moyang mereka hanya sebatas mampu menjadi penyihir kerajaan. Kini tanpa sepengetahuan mereka salah satu anggota keluarga termuda. Seorang gadis kecil yang bahkan tidak pernah belajar sihir karena dilarang oleh petinggi istana malah telah menciptakan seekor Chimera dengan tanpa membuat kesalahan.

Di kamar Naira,

Naira's POV

Soal Naira Van Vellzhein. Mari kita review kembali peran dan plot cerita seperti apa yang diperankannya.

Pertama, kita akan bahas tentang Naira sendiri tokoh seperti apa

Hmmm...? Duduk di meja belajar. Kugali kembali memoriku dan milik Naira tentang karakter yang saat ini tengah kuperankan.

Putri tunggal dan anak bungsu dari tiga bersaudara di keluarga Archduke Van Vellzhein...

Tiba-tiba saja ingatanku berhenti sampai di situ saja. Tanganku yang semenjak tadi menulispun ikut berhenti. Kedua bola mataku berputar dari kanan, ke atas, ke kiri lalu ke bawah seolah mencari sesuatu yang tak mampu kutemukan dalam ingatanku.

ARE YOU KIDDING ME?! Kenapa sama sekali tidak ada deskripsi mengenai Naira yang jahat. Gadis ini hidup dalam kasih sayang dan cinta tak terbatas. kedua kakak lelaki, orang tua serta para maid dan buttler di mansion Vallzhein sangat amat menyayangi Naira.

Tidak ada satupun ingatan Naira yang memperlihatkan bahwa gadis ini pernah mengalami hal yang membuatnya HARUS menjadi jahat. Akupun hanya bisa Facepalm setelah menyadarai bahwa ucapan Jok-beep- yang mengatakan kalau orang jahat itu sebenarnya orang baik yang diperlakukan dengan jahat hingga merubahnya menjadi 'monster'.

So? Jadi apa kau mau bilang kalau Naira ini jahatnya udah dari janin?? It's not possible-lah. Kini aku mulai melipat kedua tanganku di dada, kembali mengorek ingatan tentang keluarga Naira yang lain.

Oke, mari kita coba lanjut ke saudara Naira yang pertama. Kak Roland Van Vellzhein putra ke dua dan anak tengah yang sudah menjabat sebagai kepala/ketua pemimpin ksatria kerajaan termuda sejak berumur lima belas tahun. Dia juga satu-satunya kesatria kerajaan yang memilki Skill Magic walaupun sedikit seperti Magiclopedy yaitu kemampuan mengenali kemampuan lawan, jenis binatang dan tumbuhan, recover MP, dan life steal.

Oke next, wajah tampan, tubuh tinggi dan walaupun tidak terlalu berotot seperti kebanyakan bentuk badan para ksatria perang. Kak Roland termasuk yang terkuat dan bergelar jenius.

Lalu, berikutnya Arvhein Van Vellzhein yang lebih akrab disapa Arvan oleh keluarganya adalah penyir kedua terkuat yang bekerja dalam kerajaan Iztanha. Setelah si penyihir berambut hitam yang entah bernama siapa itu.

Dengan skill dan kejeniusannya dia sudah menjabat sebagai penyihir kerajaan di Menara Mage yang biasanya ikut berpartisipasi menjadi salah satu anggota kelompok Hero. Kedua kakak bertampang Ikemen itu sangat menyayangi Naira, bahkan bisa dibilang sangat overprotective dan hmmm... posesif.

Kedua orang tua Naira, yaitu Archduke Rakha Van Vellzhein dan Duchess Mary Van Vellzhein, lalu ada Anne Sakura seorang maid yang berasal dari keluarga Baron juga Derrick Hounraine Buttler yang berasal dari keluarga Viscount, serta Diego Clovenheit kepala pelayan yang juga berasal dari keluarga Visount.

Kini kedua telapak tanganku menopang dagu, mataku tertuju pada nama-nama penghuni mansion Van Vellzhein.

Sama sekali tidak ada yang salah maupun aneh dengan mereka. Lalu bagaimana bisa anak se-adorable Naira berubah jadi se-annoying dan semenyebalkan dalam novel. For the cat's sakes. Plis deh terus apa ini yang namanya plot holes?