4 tahun telah berlalu
Organisasi TDHG telah telah tersebar luas di penjuru negara. Banyak kawasan telah direbut kembali. Tetapi, para demon makin liar dan merajalela. Para peneliti masih belum menemukan penawarnya. Virus semakin berkembang. Sekarang ada virus yang warnanya selain merah karena jenis virus ini adalah variant. Semakin bagus jenisnya semakin berbahaya resikonya.
Lokasi: Penginapan , City B3, Indonesia
Seorang anak muda bangun dari kasurnya. Dia bersiap siap untuk memulai paginya. Dia duduk di kasurnya dan memegang tangan kirinya yang telah diamputasi. Setelah dia mandi, dia memakai kaos hitam lalu jaket berwarna putih, memakai celana hitam panjang dan sepatu hitam. Dia menyisir rambut hitam pekatnya di cermin. Dia memakai kacamata, matanya birunya dan bagian kiri matanya buta. Dia memegang lembar CV. Di lembar bertulisan "Lamaran Bergabung Organisasi TDHG".
Dia melihat ke lembar CV dengan wajah dingin lalu keluar dari penginapan dan berjalan menuju Gedung TDHG. Di sana terdapat puluhan orang yang ingin bergabung dengan TDHG berbaris di depan pintu masuk Gedung TDHG. Dia ikut berbaris dan menunggu gilirannya. Saat gilirannya "Berikutnya." Perintah dari petugas keamanan. Diapun berjalan melintas gerbang dan memasuki ruang interview. Kecemasan menyelimuti hatinya menjelang interview dilaksanakan. Dan tidak disangka, ternyata yang akan melakukan interview adalah pemimpin TDHG bagian City B3 dan sekaligus orang yang menyelamatkan dia saat masih kecil, Jendral Lux.
"Tolong duduk dan beritahu kami nama kamu, nak." Perintah dari Jendral Lux.
"Nama saya Maku Sahada, umur 17 tahun, pak." Jawab pemuda itu.
Jendral Lux bertanya "Tolong beritahu kami, alasan kamu ingin bergabung dengan TDHG?"
"Alasan saya ingin bergabung dengan TDHG adalah menghentikan para Demon membunuh lebih banyak orang. Aku tak ingin melihat orang menderita seperti diriku." Jawab pemuda itu dengan lebih percaya diri.
Jendral Lux bertanya lagi "Itu artinya kamu pernah kena serangan Demon, apa itu benar?"
"Betul pak, keluarga saya dibantai saat aku kembali ke rumah. Dan bapak lah yang telah menyelamatkan saya waktu itu."
Jendral Lux langsung mengingat pemuda itu dan dia teringat pemuda itu "Ohh akhirnya saya ingat kamu, bukankah kamu dulu tinggal di Jakarta?" Jendral Lux bertanya.
"Iya, saya dulu tinggal di daerah itu kemudian dipindahkan ke di sini supaya lebih aman."
"Begitu ya, dengar ya nak, saya suka tujuan kamu dan aku yakin kamu akan jadi prajurit hebat. Sayangnya kita tak bisa menerima kamu." Jawab Jendral Lux.
"Ke..kenapa pak?" Bertanya dia dengan kebingungan.
"Itu karena kamu mempunya keterbatasan fisik, mulai dari tangan kiri dan mata yang buta."
"Tetapi saya bisa membuktikan bahwa aku bisa membunuh demon hanya dengan satu mata dan satu tangan pak." Dengan nada yang agak tegas.
"Maaf nak, kita tak bisa menerima kamu. Kamu boleh pergi."
Saat dia mendengar itu. Dia langsung keluar dari ruangan itu dengan kesal dan kembali ke penginapannya. Dia langsung tiduran di ranjang dengan menutup matanya dengan tangannya karena kesal dan dia langsung teringat waktu keluarganya dibantai dengan tragis.
2 tahun lalu
Maku berlari sambil membawa makanan bersama ayahnya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Mereka berlari menuju sebuah gedung apartemen yang telah ditinggalkan dan masuk sebuah kamar yang keadaannya masih bisa dipakai. Di dalamnya ada adik perempuannya maku yang masih terbaring sakit di ranjang yang kotor dan rusak dan di sampingnya ada ibunya yang sedang merawatnya.
Sang ayah bertanya ke ibu "Bagaimana keadaannya sumi?"
Sang ibu menggelengkan kepalanya "Dia masih tidak kuat berjalan." Raut wajah sang ibu penuh dengan kesedihan dan kekhwatiran.
"Ibu, aku merasa sangat panas bu." Kata sumi dengan suara merintih kesakitan.
Sang ibu memeluknya sambil meneteskan air mata dan berkata "Bertahanlah nak, kamu akan segera sembuh."
Di tubuh adiknya terdapat bercak merah di bagian dada, perut, leher dan pipinya. Tiba-tiba atapnya bergetar dengan keras seperti ada yang melompat. Ayahnya langsung mengambil pipa besi sebagai senjatanya, Maku memeluk adiknya erat dan ibunya melindungi mereka. Setelah beberapa detik, tiba-tiba temboknya hancur karena terderong oleh sekelompok Demon. Ayahnya menyuruh mereka untuk lari dari sini dan dia mulai menyerang mereka walaupun dia tahu bahwa dia akan kehilangan nyawa. Mereka pun menuruti perintahnya dan mulai berlari menuju ke bawah untuk keluar dari gedung. Mereka mulai dekat dengan pintu keluar hingga mereka di hadang oleh seekor Demon. Makhluk itu mengayunkan cakarnya ke arah Maku dan adiknya. Maku langsung memeluk adiknya yang dia gedong sambil menutup mata. Darah keluar dan mengenai tanah. Saat Maku sadar serangan itu mengenai ibu mereka.
"I..ibu!!!!"
"Maku cepat bawa Sumi keluar dari sini, cepat!!!"
Dan akhirnya sang ibu terjatuh ke tanah di hadapan Maku. Raut wajah Maku penuh ketakutan dan kesedihan sambil menggendong adiknya. Demon mengaung ke mereka. Maku langsung lari dan berhasil keluar dari gedung itu, setelah beberapa menit berlari, mereka pun beristirahat sebentar. Maku sambil menangis memeluk adiknya kuat.
"Kakak...dimana ayah ibu?" Sang adik bertanya ke kakak dengan suara merintih.
Maku yang tidak ingin membuat adiknya menangis pun berbohong "Mereka akan kesini sebentar lagi, tenang ya." Sambil mengelur rambut hitam adiknya.
Maku melihat sekeliling lalu lanjut berlari untuk menjauh dari gedung. Tetapi aksinya ketahuan oleh 4 ekor Demon. Mereka mengejarnya dari jalan yang berbeda, satu kejar di atas, satu lagi di samping, dan sisanya di belakang mereka. Maku berlari dengan sekuat tenaga hingga ada Demon melompat di depan mereka. Makhluk itu mengayunkan cakarnya ke arah mereka. Yang bisa dilakukan Maku hanyalah melempar adiknya menjauh dari serangan dan dia pun kena serangannya. Tangannya terluka parah dan matanya tercakar hingga buta. Dia melihat ke adiknya dengan keadaan setengah sadar dan melihat 2 Demon sedang mengendus dia. Mereka mengangkat Sumi dengan gigi salah satu Demon lalu pergi membawanya. Maku yang sudah tidak punya tenaga menangis melihat adiknya pergi. Sang Demon mulai mengangkat cakarnya untuk menyerang dia lagi. Hingga sekelompok Demon Hunter menyerang Demon itu hingga mati. Maku di bawa sama mereka. Dia sempat melihat salah satu orang yang menyelamatkan dia dan dia adalah Jendral Lux. Saat dia sadar, dia berada di rumah sakit. Dia melihat sekeliling dan dengan cepat dia menekan emergency call. Suster dan dokter segera masuk ke dalam ruangan. Mereka mengecek keadaan Maku. Dokter memberitahu ke Maku bahwa mata kirinya telah buta dan tangan kiri telah diamputasi.
Tanpa pedulikan itu, Maku langsung bertanya ke dokter "Dok, adik saya mana?" Dengan tergesa-gesa.
Dokter menjawab "Para Hunter hanya menemukan kamu, tapi ada laporan bahwa ada Demon membawa seorang gadis."
Saat Maku mendengar itu dia langsung memegang tangan dokter " Iya betul, itu adik saya, kumohon beritahu aku bahwa dia juga diselamatkan."
Sang dokter menggeleng kepalanya. Saat Maku melihat reaksi itu, dia langsung mencoba berdiri dari kasur. Sayangnya dia terjatuh ke lantai sambil menangis. Para suster membantunya tapi dia menolak. Dan maku berteriak sambil menangis "Tiiidaaaaaak!!!!!!!"
Setelah teriakan itu, Maku pun bangun dari mimpinya. Dia melihat ke jam dan itu sudah siang. Setelah dia melihat jam. Dia langsung bergegas pergi ke sebuah supermarket untuk bekerja paruh waktu sebagai kasir. Dia bekerja hingga pukul jam 3 sore. Dan tiba-tiba muncul 5 anak berandalan ke supermarket. Orang ini adalah orang yang sering membully Maku. Pemimpin mereka bernama Alex. Cowok yang berasal dari Amerika. Dia di pindahkan ke Indonesia untuk mencari tempat yang lebih aman
Alex melihat ke Maku yang badannya agak lebih kecil dari dia dan berkata "Hei bocah cacat, kenapa kamu terlihat dingin begitu, huh?"
Maku gak menjawab. Karena tidak menjawab Alex mulai mengejeknya "Ohh aku erti sekarang, kamu tidak diterima oleh TDHG kan?" Teman temannya mulai ketawa bersama Alex.
Maku yang mendengar itu merasa ingin memukul dia tapi dia tahu bahwa dia bakal kalah melawan mereka. Salah satu teman Alex berkata "Hei kamu tahu tidak bahwa kita semua diterima oleh TDHG." Saat temannya beritahu itu, mereka langsung menunjukkan kartu resmi TDHG.
Mereka mengejek dia hampir lebih dari 5 menit hingga ada serangan Demon tidak jauh dari tempatnya. Alarm langsung berbunyi untuk memperingati para warga di sekitar. Alex dan teman temannya menyombangkan diri mereka bahwa mereka bisa membunuhnya. Mereka langsung membawa Maku secara paksa ke tempat kejadian untuk menyombongkan diri. Saat di tempat kejadian, lebih dari 10 Demon berada di tempat itu. Salah satu Demon berukuran sangat besar dan berwarna hitam, dari bentuk dan warnanya Demon ini variant. Mereka mendengar di radio bahwa mereka ditugaskan untuk mengevakuasi warga sekitar dan menahan para Demon hingga bantuan datang, tetapi Alex dan temannya gak mendengarkan. Mereka langsung berubah dan menyerang tanpa evakuasi warga dulu. Mereka menyerang dengan cara yang sembarangan. Serangan mereka bisa mengenai orang di sekitar. Saat Alex menembak secara sembarangan dan mengenai sebuah gedung. Dan itu membuat gedung itu runtuh dan jatuh ke arah seorang anak laki-laki balita yang sedang menangis. Saat Maku melihat anak itu, dengan cepat dia mengangkat anak itu dan menghindar dari reruntuhan. Dia menyuruh anak itu pergi dari sini. Anak itu langsung pergi dari tempat itu dengan aman.
Maku saat melihat kejadian itu langsung berteriak ke Alex dengan marah "Oi Alex, kalau mau menyerang jangan sembarang!!!"
Alex mendengar itu menjawab "Ahhh diamlah kamu, kamu mendingan diam di situ saja dan lihat kita dengan cemburu. Bodoh amat jika ada korban, setiap kali ada Demon pasti ada korban. Begitu saja gak tahu." Jawabnya dengan angkuh dan keras kepala.
Maku merasa sangat marah dan ingin memukul dia tepat di muka. Saat Alex dan temannya membunuh satu persatu Demon. Demon variant mulai menyerang dengan memukul gedung. Gedung yang dipukul menjadi batu besar yang terbang menuju mereka. Alex dan temannya menghindar, sedangkan Maku gak bisa menghindar karena tidak cukup cepat. Maku pun kena serangan batu itu. Kaki sampai perut tertindih dengan batu yang membuatnya gak bisa bergerak. Temannya Alex mulai menyerang Demon yang variant, tetapi demon itu sangat kuat. Satu-persatu temannya Alex mulai kalah dikalahkan. Alex pun mundur. Demon yang variant mengeluarkan virus dari tubuhnya. Virusnya warna hitam pekat dengan sedikit warna merah. Virus itu lebih memilih ke Maku daripada temannya alex yang sudah kalah. Virus itu bergerak dengan sangat cepat ke arah Maku. Maku berusaha kabur tetapi gagal karena batunya sangat berat.
Virus mulai menutupi tubuhnya. Semua tubuhnya sudah tertutup. Virus mulai memaksa masuk ke tubuhnya lewat mulut, hidung, bahkan lewat matanya yang buta. Maku merasakan sakit yang belum pernah dia rasakan. Virus mulai masuk ke otaknya. Maku pun pingsan karena rasa sakitnya di otak.
To Be Continue...