Chereads / Cinta diusia senja. / Chapter 3 - Seutas tawa.

Chapter 3 - Seutas tawa.

๐˜ผ๐™๐™ข๐™–๐™™ ๐˜ผ๐™ก๐™›๐™ž๐™–๐™ฃ ๐˜ผ๐™ฆ๐™ž๐™ก.

๐•ฌ๐–๐–š ๐–‡๐–Š๐–‘๐–š๐–’ ๐–•๐–Š๐–—๐–“๐–†๐– ๐–˜๐–Š๐–๐–š๐–†๐–™ ๐–Ž๐–“๐–Ž ๐–‰๐–†๐–‘๐–†๐–’ ๐–’๐–Š๐–“๐–Œ๐–Ž๐–“๐–Œ๐–†๐–™,๐–†๐–•๐–†๐–‘๐–†๐–Œ๐–Ž ๐–๐–†๐–“๐–ž๐–† ๐–˜๐–Š๐–‡๐–†๐–™๐–†๐–˜ ๐–’๐–Š๐–“๐–Œ๐–Ž๐–“๐–Œ๐–†๐–™ย  ๐–๐–†๐–‘ ๐–๐–”๐–“๐–ž๐–”๐–‘ ๐–‰๐–†๐–—๐–Ž ๐–Ž๐–“๐–˜๐–Ž๐–‰๐–Š๐–“ ๐–•๐–Š๐–— ๐–™๐–†๐–‡๐–—๐–†๐–๐–๐–†๐–“ ๐–‰๐–Š๐–“๐–Œ๐–†๐–“ ๐–Œ๐–†๐–‰๐–Ž๐–˜ ๐–†๐–“๐–Š๐– ๐–ž๐–†๐–“๐–Œ ๐–’๐–Š๐–“๐–š๐–—๐–š๐–™๐–๐–š ๐–‘๐–š๐–’๐–†๐–ž๐–†๐–“ ๐–’๐–Š๐–’๐–‡๐–š๐–†๐–™ ๐–•๐–Š๐–“๐–†๐–˜๐–†๐–—๐–†๐–“.

-๐–˜๐–Š๐–“๐–๐–†. ๐•ฌ๐––๐–Ž๐–‘.

"Hei qil, lo lagi ngelamunin apa sih, lagi mikirin senja lovers yah, " Kata Raffa sang ketua OSIS SMA Albaihary,, sekaligus teman sekelas ku.

"Ha, nggak mikirin apa-apa kok. " Jawab ku. Kayak nya si Raffa udah ngehancurin pekerjaanku ku yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik salah satu siswi yang sedang berada di depan kantin sekolah, siapa lagi coba kalau bukan cewek yang nabrak ku kemaren itu.

"Lo lihatin, Zhea? " Lanjutnya yang membuatku semakin geram.

Aku hanya mengedikkan bahu, berusaha pura-pura tak peduli, terus pergi meninggalkan Raffa yang menurutku sudah menyebalkan tingkat dewa.

Alzhea Naquenza Altha. Aku baru tau namanya Alzhea.bodoh memang, aku kurang mengenali nama itu, padahal kami seangkatan.mungkin bisa jadi karena dua hal. Yang pertama dia bukan salah satu dari fans ku yang se Nusantara(idih, kumat kan sombong aqil). Yang kedua waktu kls 11 kami beda lokal.

Brukkkk

"Awh.... " Pekik seorang cewek yang sukses menabrak bahu ku dari arah belakang. Sama aja dengan Raffa ganggu fikiran aku saja.

"Lo jalan hati-hati dong, Main nabrak aja. " Aku mulai tak Terima dengan perlakuan gadis itu. Bukannya minta maaf, eh malah dia bersembunyi dibelakang punggungku.

"E e-eh, sorry _gue _habis_ dikejar setan. "Jawabnya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal. Jawaban polos itu sontak membuat ku mengalihkan pendanganku kearah belakang.

" E_lo.. "Kata kami serempak.

Deg

Jantungku berpacu cepat saat melihatย  wajah tak berdosa dari seorang Alzhea. Sering-sering aja tabrak gue Zhe, siapa tau jodoh_bathinku

" Lo lagi, lo lagi ,mimpi apa sih gua semalam, tiap kali nabrak orang, eh malah lo terus yang nongol. "Jawaban ajaib itu keluar begitu saja dari mulut nya, beda dari cewek lain yang akan cari kesempatan buat dekat samaku. Apalagi para fans senja lovers yang akan berteriak histeris.

" Jangan-jangan lo sengaja ya nabrak gue, biar bisa dekat gitu sama gue. "

"Enak ajaย  lo kalau ngomong, emang ya dunia udah tua, orang kayak lo aja di fans-in. Gue mah ogah. " Ya ampun aku jadi tambah gemes dengar kata-kata yang nya yang meluncur bebas dari mulut nya.

"Bilang aja lo senang ketemu ama gue".

" Nggak usah kepedean jadi orang, yang ada lo yang seneng ketemu ama gue. "Balas nya berapi-api. Jadi pengen ngajak debat terus..

" Gue emang iya-"aku sengajaย  menggantung perkataan ku, tapi sepertinya dia tidak berniat lagi buat nyambung ucapan ku.

"Iya, tapi boong" Lanjut ku.

"Bodo amat lah"

"Si amat yang bodoh? " Godaku, belum puas liat muka kesalnya.

"Otak lo tuh yang bodoh"

"Lah kok lo tau sih, bantuin pintarin dong"

"ogahh" Balasnya sambil berlalu pergi.

Aku jadi senyum-senyum sendiri setelah kejadian itu. Siapa sih dia sebenarnya? Dia sangat berbeda dari cewek-cewek lainya. Sebelumnya aku tak pernah berbicara sepanjang itu jika memang tak ada perlu.

Aku memang tipe cowok yang dingin. Dan juga terkesan cuek. Tapi kalu udah dapet pawang kayak Zhea gue bicara setiap detik malah.Jika diluar sana para cowok yang ngejar cewek.ย  aku sama sekali tak pernah melakukan hal itu malah para cewek yang ngejar-ngejar aku.(oalahhh,,kumat lagi kan,sombong nya, gara-gara author nih,)Orang nggak dikejar aja udah banyak yang ngantri. Apalagi setelah terbit nya novel senja yang kubuat hanya karena iseng. Pasalnya disekolah aku udah kayak artis yang sukses melumpuhkan setiap hati kaum hawa. Hehhehe.

โœณโœณโœณ

"Siang anak-anak. " Sapa buk Aisyah guru bidang studi kimia itu.

"Siang bu. " Balas mereka serempak. Aku hanya diam saja sambil sesekali mencuri-curi pandang ke arah. Zhea.

"Lho, alfian kamu kok diam aja. " Ternyata guru berkacamata hitam itu masih memperhatikan murid gantengย  nya yang satu ini-bathinku.

"Lah, ibu sih, bilang nya anak-anak mulu, saya kan udah gede. " Balas ku sekenanya yang sukses meledakkan tawa penghuni kls 12ipa 1 yang sedang terfokus pada buk Aisyah.

Bu Aisyah hanya geleng-geleng kepala dengar balasan yang menurutnya tidak bermutu sama sekali, tapi kalau menurut teman-teman ku udah berkualitas tinggi.

"Sudah-sudah.Alfian memang sudah gila. " Final buk, Aisyah.

"Gila-gila gini ganteng kan bu? "

"Ganteng dari mana, gantengan juga suami saya, " Jawaban yang lebih membuat kami ngakak. Aku nggak boleh kalah nih sama buk Aisyah

"Ya jelas lah buk, kan saya bukan suami nya ibuk, kalau ibuk mau, ntar deh buk saya bilangin sama suami ibuk" Wow mulut ku kalau sama masalah kayak gini emang udah nggak bisa direm kayak nya.

Sesekali cewek yang duduk didepan ku melirik kearah ku, yang seolah-olah membri isyarat tak suka aku tak tau apa tujuan nya. Tapi, anehnya aku langsung menghentikan candaan konyol itu.

Ada apa dengan hatiku sebenarnya?

Apa aku sedang berada didunia Alfian, atau Aqil,tapi sepertinya Senja deh. Tuh kan jadi pusing sendiri aku nya.

Siapa yang tau sadarkan aku ya๐Ÿ™.

"Qil, lo kok jadi bacot gini sih, " Tanya fathur yang sadar dengan perubahan sikap ku.

"Hah?? " Jawabku seakan-akan tak mengerti.

"Iya, biasanya aja jawabnya, iya, tidak, mungkin, bisa jadi. " Balasnya yang sudah hafal betul dengan perkataan ku sehari-hari.

"Tau ah. "

"Idihh, kumat lagi kayak nya".

๐“‘๐“ช๐“ท๐”‚๐“ช๐“ด ๐“ฑ๐“ช๐“ต ๐“ถ๐“ฎ๐“ท๐“ช๐“ป๐“ฒ๐“ด ๐“ญ๐“ช๐“ป๐“ฒ ๐“ญ๐“พ๐“ท๐“ฒ๐“ช ๐“ฒ๐“ท๐“ฒ, ๐“ญ๐“ช๐“ท ๐“ฝ๐“ฎ๐“ป๐“ด๐“ช๐“ญ๐“ช๐“ท๐“ฐ ๐“ด๐“ฒ๐“ฝ๐“ช ๐“ซ๐“ฎ๐“ต๐“พ๐“ถ ๐“ถ๐“ฎ๐“ท๐“ฌ๐“ฒ๐“ท๐“ฝ๐“ช๐“ฒ ๐“ฑ๐“ช๐“ต ๐“ฒ๐“ฝ๐“พ, ๐“ฝ๐“ช๐“น๐“ฒ ๐“ญ๐“ฎ๐“ท๐“ฐ๐“ช๐“ท ๐“ถ๐“ฎ๐“ถ๐“ซ๐“พ๐“ช๐“ฝ ๐“ด๐“ฎ๐“ถ๐“ช๐“ป๐“ช๐“ฑ๐“ช๐“ท ๐“ท๐”‚๐“ช, ๐“ด๐“ฎ๐“ณ๐“ฎ๐“ท๐“ฐ๐“ด๐“ฎ๐“ต๐“ช๐“ท๐“ท๐”‚๐“ช, ๐“ด๐“ฎ๐“ซ๐“ช๐“ฑ๐“ช๐“ฐ๐“ฒ๐“ช๐“ช๐“ท ๐“ท๐”‚๐“ช, ๐“ช๐“ญ๐“ช๐“ต๐“ช๐“ฑ ๐“ผ๐“ฎ๐“ซ๐“พ๐“ช๐“ฑ ๐“ฑ๐“ธ๐“ซ๐“ซ๐”‚ ๐“ซ๐“ช๐“ป๐“พ ๐“พ๐“ท๐“ฝ๐“พ๐“ด ๐“ด๐“ฒ๐“ฝ๐“ช ๐”‚๐“ช๐“ท๐“ฐ ๐“ด๐“ฒ๐“ฝ๐“ช ๐“ต๐“ช๐“ด๐“พ๐“ด๐“ช๐“ท ๐“ผ๐“ฎ๐“ฌ๐“ช๐“ป๐“ช ๐“น๐“ฎ๐“ป๐“ต๐“ช๐“ฑ๐“ช๐“ท ๐“ฝ๐“ช๐“ท๐“น๐“ช ๐“ด๐“ฒ๐“ฝ๐“ช ๐“ผ๐“ช๐“ญ๐“ช๐“ป๐“ฒ ๐“ผ๐“ช๐“ถ๐“ช ๐“ผ๐“ฎ๐“ด๐“ช๐“ต๐“ฒ.

๐“ข๐“ฎ๐“ท๐“ณ๐“ช-๐“ช๐“บ๐“ฒ๐“ต.

๐™ƒ๐™–๐™ฅ๐™ฅ๐™ฎ ๐™ง๐™š๐™–๐™™๐™ž๐™ฃ๐™œ ๐™œ๐™ช๐™ฎ๐™จ๐Ÿ˜˜.