Chereads / Our Dream [Indo Ver] / Chapter 16 - BOOK 1 CHAPTER 16

Chapter 16 - BOOK 1 CHAPTER 16

Mike pun memandang kedua mata Ace. Di sana, genangan air mata mulai muncul karena rasa takutnya. Padahal, tadi dia baikbaik saja saat jatuh sangat kasar.

―Baiklah, dimaafkan. Sekarang masuk,‖ katanya Mike. Dia berpaling dari luka-luka di tubuh Ace. ―Kuobati kau dulu sebelum kenapa-napa.‖

Iblis itu langsung meninggalkan Ace. Keangkuhannya masih ada, sekalipun perilakunya penuh kepedulian. Dia tak tahu bangsa mereka bersikap seperti itu, yang di matanya bahkan lebih manis daripada manusia-manusia di dunia ini.

"Aku sepertinya mulai tidak waras," batin Ace sembari memunguti barang belanjaannya. Untung kartu kreditnya tidak ikut rusak seperti ponsel karena rapi di dalam dompet. Benda itu tidak terkena angin saat berpindah cepat. Jadi, semua belanjaan ini sungguh bisa dibeli. "Tapi, sepertinya Mike memang iblis yang tidak sejahat yang kupikirkan."

Di dalam, Ace kira luka-lukanya akan dibalut plester seperti umumnya milik manusia. Ternyata tidak. Begitu jalan sampai ruang tengah, Mike mendadak mendorongnya rebah ke sofa, lalu menyambar lengan yang tergores.

BRAKHHHH!!

―Hei! Tunggu. Kau ini mau apa—―

―Diam.‖

Ace pun menahan nafas. Dia berkedip-kedip perih saat lidah Mike membelai lembut sikunya. Saliva hangat iblis itu terasa tak beda jauh dari milik manusia, tetapi kandungannya jelas lebih magis. Setiap kecupan dan sapuan lidah yang ditinggalkan ... lukaluka Ace pun menghilang begitu cepat. (*)

(*) Kekuatan iblis Mike didapatkan dari ruh Drake yang dimakan. Semakin baik orangnya, kekuatan semakin besar.

Tidak ada bekas. Justru kulit Ace terasa aneh. Dia merasa begitu segar, apalagi setelah Mike menjelajahi kulitnya lebih jauh. ―Tidak, Mike. Kau tak harus melakukan hal seperti ini-―

―Kubilang jangan melawanku,‖ tegas Mike.

Greeeeekhhh!

Mike bahkan tidak segan merobek celana bagian lutut Ace yang tadinya sudah tergores. Di sana, luka yang lebih besar juga hilang dalam hitungan detik. ―Tadinya aku malas, tapi sepertinya tubuhmu ini tidak sebaik yang kuharapkan.‖

―A-Apa?‖

―Daya tahan,‖ kata Mike di sela-sela pekerjaannya. ―Itu maksudku.‖ Dia bahkan memegangi tangan dan kaki Ace dengan segala cara saat membuka kaus lelaki itu. ―Syok biasa pun bisa membuat manusia demam, apalagi ditambah energi iblis dariku. Kau mungkin bisa mendidih meski baru nanti siang.‖

Ace pun merona karena bibir dan lidah Mike sampai ke bawah putingnya. Di sana memang ada luka panjang yang terhubung ke pinggang. Tapi ... tapi ...

―Ahh ... ngh ....‖ rintih Ace tanpa sadar.

Mike menilik raut menarik lelaki itu sekilas. Dia tak pernah melakukan ini dengan siapa pun, baik laki-laki atau perempuan. Namun, dia cukup paham suara erotis semacam itu keluar saat pasangan berkawin. Dulu, bagi Mike hubungan intim itu tak menarik. Toh iblis terhormat sepertinya tidak pantas tenggelam dalam hal itu. Tapi-entah kenapa-dia sulit berpaling dari wajah Ace.

"Oh, shit!" keluh Mike dengan tangan terkepal. Setiap perubahan sensual wajah Ace seperti memancing monster ganas dalam dirinya. ―Sabar sebentar. Aku tahu ini agak menyakitkan.‖

―Ugfff ....‖

Selesai menjilati tubuh depan, Mike membalik tubuh Ace, lalu menaiki pinggulnya. Dia tak mau tahu bagaimana ekspresi lelaki itu. Bagaimana pun, luka paling buruk tetap di punggung karena Ace mendarat pertama kali di tempat itu. Menggesek kerikil-kerikil pula. Mike rasa dia butuh waktu agak lama membereskan bagian ini.

―Ummpfff! Umpff!‖ protes Ace dengan bola mata terbelalak lebar. Dia kaget saat dibekap, dan Mike bisa melihat telinganya memerah.

Mike kira itu tanda Ace kesakitan. Bagaimana pun jilatannya tidak hanya menggunakan lidah, melainkan menyedot energi iblis kembali dari tubuhnya. "Maaf saja, Ace. Aku tidak suka suara berisik," batinnya. "Apalagi jika kau sampai berteriak. Bertahanlah sampai ini semua selesai."

BRAKHHHH!

―TIDAK! JANGAN!‖

Mendadak Ace menjerit kencang. Tahu celananya nyaris ditarik turun, perlawanan terkuatnya refleks keluar. Dia megapmegap. Merah penuh. Berbalik, lalu menggampar wajah Mike—

PLAAAKHHH!

Gagal.