Lima hari berlalu, Kini, Fumika benar benar berhenti bekerja di kedai dan beralih menjadi pelayan pribadi shiro. Seele Zauga, sang putri dari dewi specia pun sudah kembali ke tempat asalnya karena kondisinya sudah sangat stabil.
Semenjak 2 hari lalu, hari dimana shiro kembali diberi misi oleh dewi pino, ia mendapatkan julukan sebagai sang petualang solo dengan maid cantik.
Yup, walau Fumika tidak ikut bertarung, ia selalu mengikuti shiro untuk melayani nya jika shiro sedang kelelahan. (Positive thinking!)
Fumika bekerja dimulai dari jam 7 pagi dan pulang setiap jam 6 sore.
"Misi mu kali ini sedikit lebih sulit, kamu kutugaskan untuk melumpuhkan dan menyegel kembali monster ganglef yang mengamuk di kota scaro." Ujar dewi pino.
"Begitu, jadi.. aku tak perlu membunuhnya?" Tanya shiro.
"Tidak, jika kamu membunuhnya, yang ada dia akan berpecah menjadi lebih banyak."
"Begitu, monster abadi memang merepotkan, tapi, selama aku yang menghajarnya, akan dipastikan kemenanganku." Ujar shiro.
Kini shiro tidak menggunakan pedang Proto Clarity Rose nya, namun, ia menggunakan Tombak Golok Infini berunsur 7 element sekaligus.
Tanah, Air, api, angin, bumi, Gelap dan cahaya.
"Shiro sama, izinkan saya ikut serta dalam melumpuhkan monster itu." Fumika berbicara dengan nada rendah.
"Tentu kau boleh ikut, tapi kamu tidak boleh terlalu banyak menggunakan sihir." Shiro menepuk pelan kepala Fumika, karena ia tau, fumika sangat senang jika shiro menepuk pelan pucuk kepalanya itu.
"Tentu shiro sama."
>Kedai Serikat
Shiro dan fumika duduk di kursi yang berhadapan dengan meja bundar menjadi pembatas antar mereka.
Shiro mengeluarkan peta dari tas kecilnya dan menyimpannya di meja.
"Untuk menuju kota scaro, kita harus berjalan menuju Lahan bakar witeka, Dusun Douce, dan sampai di kota scaro, Ingat, meski di namai kota scaro, tempat itu tidak terlihat seperti kota, yang ada hanya monster disana. Kita harus extra hati hati, kau paham?" Shiro menjelaskan, Fumika terlihat sangat serius mendengarkan penjelasan shiro.
"Paham Shiro sama, namun, izinkan saya mengatakan ini."
"Apa itu?" Tanya shiro.
"saya pernah mendengar kalau di tempat itu ada seorang wanita bernama Reliza, dia adalah penjaga tempat itu, namun, kita harus hati hati, shiro sama." Fumika menghela nafas.
"Wanita itu sangat misterius, kemampuan sihirnya sangat sangat tinggi, namun, mengapa ia tidak menghentikan monster itu. Bisa jadi dia adalah lawan kita." Lanjutnya.
"Reliza ya.. Baiklah, terimakasih info nya. Mari bergegas." Shiro meletakkan uang di bawah gelas dan beranjak dari tempat itu dan di susul oleh Fumika.
>Kota Sofya: Gerbang belakang
"Shiro sama!" panggil fumika
"Hn?"
"Anda... lelah?" Tanya fumika lagi. "Ayolah.. kita baru berjalan lho." Shiro tersenyum geli.
"Ah.. maaf, Anu... jika anda merasa haus, beritau saya." Fumika tersenyum.
"Kau sangat perhatian, aku jadi teringat adikku." Shiro menepuk pelan pucuk kepala fumika.
"eh?! m-maaf." Fumika menundukkan kepala seakan akan ia merasa bersalah.
"Tidak apa apa, lihat, ada monster kacangan." Shiro mengambil tombaknya dan melemparkannnya dengan skill tombak pemburu ke arah monster savaran.
"heee... andai saya memiliki kemampuan dalam bertarung.." Fumika memandang seram bangkai monster yang perlahan berubah menjadi abu yang beterbangan itu.
"Kamu lebih cocok menjadi seorang maid, tapi... Jangan bekerja pada pria berhidung belang, Atau kau dalam bahaya." Ujar shiro sambil mengambil tombaknya.
"Dulu.. aku juga hampir jadi sasaran para pria itu, namun untungnya, ayahku datang dan menghajar mereka dengan tangan kosong." Fumika terkekeh geli mengingat masa lalu yang suram itu.
"Ayo lanjut." Shiro berjalan menuju arah kanan, yup, ada 3 jalur, kanan, kiri dan lurus.
Kalau lurus, kamu bisa menemukan monster iblis Flare volg, monster yang membunuh kekasih touka, Kanzaki.
Kalau ke kiri, kamu akan menemukan gua lutaros, yang mana para slime bersarang di sana.
"Wah, Shiro sama shiro sama! lihat!" Fumika menunjuk monster jinak Coryn yang melompat kesana kemari.
"Ternyata mereka masih banyak." Shiro menatap coryn besar yang melompat di pinggir bangunan.
"Fumika.. boleh aku memanggilmu, Fumi?" Tanya shiro.
"Itu panggilan saya, shiro sama." Fumika tersenyum.
"Kalau begitu, fumi, aku minta air, rasanya tempat ini agak panas."
"Baik, ini, shiro sama." Fumika menyerahkan botol berisi air putih.
"Anda benar, tapi, biasanya tempat ini tidak sepanas ini, apakah ini ulah monster itu?" Fumika menatap rumput yang layu kepanasan.
"Mungkin saja."
"Ayo, Lan-FUMIKA !! Awas!!" Shiro mendorong fumika dan segera melakukan teknik guard.
"Kya! S-Shiro sama!"
TRANG
TRANG
TRANG
TRANG
Kepiting raksasa tiba tiba datang dan mencoba membunuh shiro, namun untungnya, ia bisa menangkis serangan monster itu.
"Ganglef... dia disini!"
"Jadi ini yang namanya ganglef, wujudmu seburuk nama mu." Shiro terus melakukan teknik guard.
"KRAAAAAAKHHHHH!!!!" Monster itu menyembutkan lava dari mulutnya.
"Cih."
SIHIR: DINDING AIR
Shiro menggunakan element air untuk menangkis serangan monster itu.
'Sial, aku tak boleh membunuhnya.' batin shiro.
"Fumi! Tetap di sana! aku akan menggiring monster ini menuju kurungannya!" Shiro berjalan mundur sambil melakukan teknik guard.
'Tidak, aku harus menolong shiro sama.' Fumika memantapkan jiwa nya.
ia mengambil botol kecil berwarna biru dari tasnya, "Semoga aku bisa berlari secepat angin." Ia meminumnya.
Fumika segera mengambil jebakan tidur untuk di simpan di bawah kaki Ganglef. "SHIRO SAMA! AKU AKAN MEMASANG JEBAKAN! BERHATI HATI!"
Fumika berada dalam posisi siaga,
STTT
Ia berlari secepat mungkin, Permukaan tanah yang ia pijak menbeku karena sihir es miliknya sendiri.
"Dapat!"
Fumika menyimpan benda aneh yang bisa dibilang jebakan tidur.
TAK!!
Ganglef menginjak jebakan itu.
Dan tanpa menunggu lama, efek dari jebakan itu langsung bekerja, membuat sang raja dari kepiting itu tertidur.
"Kerja bagus, tapi... bagaimana cara membawa makhluk raksasa ini ke kurungannya?" Shiro menggaruk kepala dengan tersenyum aneh.
"M-mungkin... kita bisa meminta bantuan orang lain.."
CLEB
CLEB
"AKH!!" 2 buah pisau lempar tiba tiba melesat dan mengenai kedua bahu Fumika. Baju maidnya yang semula bersih, kini berlumuran Darah.
"FUMIKA!" Shiro berlari ke arah fumika.. Namun..
STTT
STT
STTT
Beberapa pisau lempar kini melesat menuju dirinya.
TRANG
TRANG
TRANG
Shiro segera memutarkan tombaknya di depan wajah untuk menangkis pisau yang melesat itu.
"Kalian apakan makhluk itu?" Suara seorang wanita menggema.
"Apa maksudmu? Kami hanya ingin menyegel monster ini!" Shiro melirik kesana kemari untuk mencsri tahu sumber suara.
"Begitu, Kalau begitu, maafkan aku, ku kira kalian adalah orang orang yang mencoba memperbanyak monster jahannam ini." Sosok berambut putih tiba tiba muncul di belakang Fumika yang kesakitan.
"Maaf."
Skill: Heal
Seketika luka di tubuh Fumika menghilang dan beregenerasi.
"Fumi, kau oke?" Shiro berjalan cepat menuju fumika.
"S-saya oke tuan, anda... Reliza.. ya?" Fumika melirik wanita itu.
"Tepat, saya adalah Reliza, Saya mendapat laporan kalau monster ganglef yang melegenda ini lepas dari kekangannya."
"Kau penjaga kota scaro ini, kan? lalu kenapa kau tidak ada di sini?" Tanya shiro.
"Saya mendapat misi dari penyihir bintang, Naiata. Karena itu, saya meninggalkan tempat ini untuk sementara, maaf, karena kecerobohan saya, semuanya jadi kacau." Reliza melakukan Dogeze.
"Ah, Anda tidak usah meminta maaf, yang penting, kita harus segera menyegel kembali monster ini." Fumika mengalihkan topik.
"Itu hal mudah, Saya adalah ahli sihir tingkat tinggi."
"Syukurlah." Lega shiro
>Beberapa Jam Kemudian
SRING!!
Shiro memenggal kepala hound terakhir yang ada di sana.
"Dengan ini, misi ku selesai." Shiro menyimpan tombaknya.
"Shiro sama!" Fumika berlari dari arah berlawanan.
"Reliza-san sedang bertarung dengan monster yang kebal dengan sihir, anda harus menolongnya!"
"Baiklah."
Bersambung