Chapter 7 - Dunia Lain

"HAAAH?! Yang benar saja Shiro Ni!! Kau menyuruhku untuk memakai Katana?! Aku ini mage tau!!" Kesal Maika di pagi hari. "Kenapa ngegas gitu? Aku cuma menyarankan, tau! Ya supaya kamu bisa menyerang dengan cepat, begitu." Jelas Shiro. "Shiro nii meremehkan kecepatan sihir ku?! Aku menolak!!" Maika berlari menuju kamarnya. "Apa salahku?" Tanya shiro.

"Duh, Baru pertama kali aku melihat kalian bertengkar." Ujar touka yang datang dari kamarnya karena mendengar keributan. "Siapa yang bertengkar? Aku hanya menyarankan, Karena 1 Mage saja sudah cukup, bukan? Sedangkan dalam regu kita sudah ada 2 mage." Ujar shiro.

"Woy Shiro! Kau membuat maika marah?" Tanya ayato. "Sejak kapan kau disana?" Tanya shiro. "Hah, Aku tidak bermaksud membuatnya marah, Tapi pagi ini biarkan aku yang memasak, Semoga dengan itu maika akan baikan, Aku akan memasak makanan kesukaannya." Lanjut Shiro.

>08.01

"Maika, Sarapannya sudah siap. Huft, Kau masih marah kah? maafkan aku, Maika. Aku tak bermaksud membuat mu marah, Ne, Tolong buka pintu nya dan ke ruang makan." Shiro terus membujuk maika. Walau hasilnya tetap nihil. "Shiro-kun, Aku curiga kalau maika tak ada di dalam, Coba kau buka pintunya." Usul Touka yang curiga maika tak ada di dalam kamar nya."Aku sudah coba membukanya, Namun kayaknya di kunci." Ujar shiro.

"Sini. Unlock!" Touka membuka pintu yang terkunci dengan skill nya. "Tunggu, itu skill apaan? aku tak pernah melihatnya." Tanya shiro. "Jangan banyak tanya, Lihat, Maika benar benar tak ada." Touka menunjuk kasur maika yang rapi. Namun jendela kamar Maika terbuka lebar seolah maika kabur lewat jendela. "Ayolah maika, Kenapa kau harus kabur gara gara hal sepele itu?" Shiro langsung keluar tanpa mempedulikan Touka yang hendak berbicara padanya.

>Maika POV

Aku kesal sekali sama shiro-nii, Ini pertama kalinya ia membuatku sekesal ini. Aku memutuskan untuk sarapan di kedai serikat, namun jika aku keluar lewat pintu depan, nanti mereka akan mencegahku, Akhirnya aku terbang lewat jendela menggunakan pesawat sihirku. Wah, Kebetulan Kedai serikat sepi. Omong omong, Aku meninggalkan party buat sementara, Mungkin dengan begitu, Shiro Nii akan memohon padaku untuk memaafkannya. Bukan berarti aku ini egois, Tapi,Menurutku shiro nii harus di beri sedikit pelajaran. Tunggu, bukannya ini yang dinamakan egois?

Aku... Egois ya. Maafkan aku, Shiro-nii. Aku dengar kok, Kamu akan memasak untukku, Namun aku malah pergi ke kedai serikat. Maaf karena aku tak menghargai makananmu.

"Selamat datang, Nona Maika, Silakan duduk." Pelayan itu menyambutku dengan ramah. Tapi, dia juga manusia, Pasti dia juga memiliki masalah, yakan? Aku duduk dan memesan kare kesukaan oni-chan.

"Permisi! Ada yang lihat maika?" Saat aku hendak menyuapkan kuah kare ke mulutku, Oni-chan tiba tiba datang dari pintu depan. "Maika? Kau kenapa makan disini?" Tanya Oni-chan padaku, Untung saja kedai sedang sepi, Kalau tidak, Ini sangat memalukan. "Pelankan suaramu, Nii." Ujarku Sambil terus menyuapkan kare ke mulutku. "Maika, Kumohon, Bergabung lagi kedalam party. Dan kumohon, maafkan aku." Pinta onii-chan. Dia mengundangku kedalam party, yah apa boleh buat, Aku kembali masuk kedalam party. "A!" Aku mengisyaratkan Oni-chan untuk membuka mulutnya.

"Hm?"

"Buka mulutmu!"

Shiro nii memang tak peka. Aku menyuapkan sesendok kare ke mulutnya. Hah, Sudah lama tak melakukan ini."Apa ini artinya kau memaafkanku,maika?" Tanya onii-chan. "Nii tidak salah kok, Aku hanya mengerjaimu." Ujarku. Aku terus menyuapi shiro nii, tak lama kemudian mangkuk yang berisi kare pun habis."Maika, Ayo pulang." Ajaknya padaKu.

>Sofya

>Normal POV

"Maika, Kau.. Akan memakan masakanku?" Tanya shiro."Ya, Nii, Maafkan aku karena tak menghargai masakanmu."

>Kediaman Shiro

"Nah, Tuan pahlawan pulang juga." Ujar touka dengan wajah merah, Ya seperti biasa, dia mabuk. "Touka-chan kau mabuk lagi? Aduuh." Keluh shiro. "Hik.. Biar-in dong.. Bukannya aku tamb-aah canthik?"

"Stress." Umpat shiro dan beranjak ke ruang makan, dan ternyata..

"Tunggu?! Jatah kami mana?!" Melihat meja makan penuh dengan piring kosong. "Touka-san memakan semuanya, karena dia mabuk, dia tak sadar sudah menghabiskan jatah makanan kalian, bahkan beberapa makananku direbutnya." Jelas Ayato yang datang dari dapur. "Dasar loli tua, Kita harus menyembunyikan minumannya, Supaya dia jadi tinggi." Ejek Shiro. "Siapa yang harus tinggi?.. hik.. Tinggi ku swudah melebhihi mu.. Kazehaya-kun.." Touka datang dari arah pintu.

"WOY SIAPA KAZEHAYA?!" Kesal Shiro karena namanya diganti.

>12.30

>Balai Kota

"Ara ara, Kalian datang juga, Selamat datang." Sambut dewi pino yang berdiri di tempat yang sama setiap ia memberi misi. "Lantas, Ada apa anda memanggil kami, dewi?" Tanya shiro. "Misi kalian adalah menyelidiki Kota yang hilang, Dengar shiro, Maika, Touka dan ayato, Aku mendengar desas desus tentang kristal hitam yang menempel pada tubuh para monster dan membuatnya menjadi ganas, Aku yakin, Gerbang dunia lain sudah rusak.Aku ingin, Kalian menyelidiki itu." Dewi pino memberi misi.

"Dewi pino, Apakah kristal hitam itu sama dengan kristal hitan yang menempel pada tubuh naga decel yang aku dan ayato kalahkan?" Tanya Touka. "Kemungkinan begitu, Kumohon, berhati hatilah."

'Duh, Kristal hitam itu.. Bau.' Keluh touka dalam batin. "Yare yare, Touka-san, Kenapa kau berkeringat dingin begitu? takut keracunan?" Ejek Ayato. "Berisik kau."

"Touka-san, Beberapa hari yang lalu, Aku mempelajari cara membuat ramuan, Dan hasilnya aku sudah bisa membuat ramuan tahan racun. Nanti aku akan membuatkan ramuan itu untukmu, dengan syarat jangan terlalu banyak minum." Ujar maika.

"HEe?!Yang benar saja, Kehilangan sekaleng alkohol itu layaknya aku kehilangan shiro kun tau!" Touka tanpa sadar mengatakan itu. "Memangnya kenapa kalau aku menghilang?" Dengan polosnya shiro bertanya. "Ehm, Maksudku.. Anu... Etto.. Ah! Layaknya kehilangan nyawaku tau!" Wajah touka memerah padam.

"Waw, Ada yang sembunyi di balik telunjuk nih." Ayato melirik Touka dan shiro secara bergantian. "Apaan sih!"

Tak terasa, mereka sudah sampai di daerah Lahan Bakar Witeka. "Duh, Kenapa lewat sini sih? Bau tau!" Keluh touka. "Touka-chan, Apa cuma perasaanku saja, Akhir akhir ini kau jadi agak manja." Ujar shiro. "Geh?! Apa apaan ekspresi sok polos mu itu, Shiro Kun! Lagi pula, Bukannya aku manja, Aku hanya tak kuat mencium bau monster menjijikkan itu." Kesal Touka. "Tsundere mu kurang bagus, Belajarlah dari maika." lagi lagi dengan polosnya shiro mengatakan itu. "Kok aku sih? Bukannya yang suka Tsundere itu Ayato san?" Lempar maika.

"kan ujung ujungnya aku yang kena, haduh." Ayato menepuk jidat.

Seekor monster Savaran mendekat. "Biar aku yang atasi sampah ini." Ujar shiro. Tunggu, Kedua pedangnya Proto Clarity Rose? Bukannya Cuma Clarity rose dan Chandra Kirana?

Shiro mencabut pedang kembarnya dan siap untuk menebas.

"Phantom Slash."

Syat

Syat

Syat

Syat

Shiro menebas dengan berlari, kecepatan shiro sudah diluar nalar. Monster savaran yang hendak menyemburkan lava itu terpotong rapi menjadi 4 bagian. "Aku baru sadar kalau pedangnya berubah, tunggu, bukannya pedang itu mahal?" Tanya ayato. "Itu tak penting, yang penting lihat touka-chan." Shiro menunjuk touka yang tersungkur ke tanah krikil.

"Monster busuk~" Gumamnya.

"HUA?! Touka-san?! aku lupa memberi ramuannya. Ini minumlah." Maika menyerahkan botol berisi cairan merah. "Bukannya monster itu tidak beracun?" Tanya ayato. "Iya juga ya." Gumam Maika.

"Kan dulu pernah ku saranin untuk sumbat hidungmu, gimana sih, Jangan buat kami kerepotan,Touka-chan."

Ujar Shiro. "Kau, Seharusnya kau lebih sopan pada seseorang yang 3 tahun lebih tua darimu." Kesal Touka. "Touka-chan, Party kita tak pandang usia, Aku tak menganggapmu loli baba, Tapi aku menganggapmu sebagai Touka Kouichi." Ujar shiro memelankan nada suaranya. "K-kalau begitu.. Ayo jalan,  Sebelum matahari tenggelam, kita harus segera sampai di kota hilang." Touka mengalihkan topik pembicaraan.

Mereka terus berjalan bersama, melewati padang darkanon, Kediaman Figo, Benteng Ethos dan Akhirnya sampai di Kota Hilang. "Ini... kota.. Kan?" Tanya maika yang kaget melihat seisi kota yang tak berbentuk lagi, bahkan ada batu batu yang melayang.

"Lihat!!" Shiro menunjuk seekor anjing yang terlihat kesakitan.

"Onii-chan tolong dia!!" Maika adalah seorang gadis penyayang binatang, jadi tak aneh jika dia mengkhawatirkan anjing yang kesakitan karena ditubuhnya terdapat kristal hitam. "AYATO LIHAT ITU!!" Touka menunjuk sosok mungil bertelinga kelinci berdiri di bawah batu besar. "Dia! Dia adalah makhluk misterius yang kita temui di gunung nisel! Ayo kita kejar!" Ayato dan touka berlari mengejar sosok misterius itu.

Sedangkan shiro dan Maika sibuk menghajar 10 Anjing yang terkena kristal hitam.

"HYAT!!" Shiro memenggal kepala anjing parasit itu. "Onii-chan, Kita susul mereka." Maika terbang dengan pesawat sihirnya. Sedangkan shiro berlari, namun kecepatan lari shiro tak bisa diremehkan.

>Tempat Ayato dan Touka.

"Sial !! Kemana perginya?!" Ayato kebingungan karena tempat itu penuh dengan kabut asap. "Ini aneh, Kenapa makhluk itu selalu muncul di tempat yang tak lazim,  Dulu dia muncul di puncak nisel, saat itu tempat itu masih penuh dengan miasama kristal hitam. Aku yakin ini bukan kebetulan belaka." Touka berasumsi.

"Kalau begitu, Dia pasti tau sesuatu. Ayo, kita jalan kedepan." Ujar Shiro yang datang dari belakang.

"NII! Lari mu cepat banget, Aku aja yang terbang lelah, Lebih baik kita istirahat dulu." Usul maika. "Kalau kalian ingin beristirahat, silakan, tapi aku akan tetap maju." Shiro sepertinya sedang serius.

"UGH!" Shiro memegangi mata kanannya yang terasa amat sakit. "Nii? kau tidak apa apa?" Cemas maika. "Mata ku rasanya terbakar, Geh, lalu tiba tiba emosi ku naik drastis." Ujar Shiro. "Shiro-kun, biar aku lihat mata kananmu." Touka memakai masker, entah dapat darimana. Ia menyingkapkan rambut shiro, Terlihat Pupil mata shiro berwarna merah darah.

"Aku tak bisa menjelaskan ini, namun, kusarankan pakai topeng mu." Usul Touka. Shiro pun membuka tas pinggangnya dan mengambil Topeng setengah iblis itu. "Rasa sakitnya sedikit mereda, Topeng ini benar benar berguna." Kagum shiro. "Jujur aku sedikit takut melihatmu seperti itu." Gumam ayato.

Mereka berempat beristirahat sejenak dan kembali melanjutkan penyelidikan, Dan akhirnya mereka sampai di suatu tempat.

"Penghalang ini, Mnghubungkan antara dunia ini dan dunia lain, Namun, Kita tak bisa masuk kedalam karena aku yakin kita bisa terbakar." Ujar ayato.

"Ayato, Kau ingat dengan penyihir bintang Naiata? Sepertinya ia bisa membuatkan Kunci untuk membuka tabir ini." Ujar Touka.

'Jujur aku tak paham apa yang sedang mereka bicarakan.' batin shiro. "Shiro, Maika, Kalian berdua tunggu disini, Aku dan touka-san akan pergi ke Gua bawah tanah saham untuk menemui Naiata sang penyihir bintang." Ayato menyarankan shiro untuk diam disini supaya ia bisa mengawasi tabir ini.

"Baiklah, Kuserahkan kunci nya padamu." Ujar shiro. "Ayato, Aku tak ingin pergi kesana, Sebaiknya kau pergi bersama Maika saja. Disana tempatnya lebih bau daripada monster ooze." Ujar touka.

"Touka-chan! Mana mungkin aku menyerahkan adikku pada makhluk mesum ini." Kesal shiro. "Tak apa apa kok nii, Kalau ayato-san macam macam, Aku akan memotong dangannya dengan sayap ini." Ujar Maika sambil melirik ayato dengan wajah yandere nya. "HII?! M-mana mungkin aku berbuat macam macam padanya, Mengerikan." Ayato bergidik.

"Baiklah, Namun awas saja kalau dalam 1 hari kalian tidak datang kesini, Touka-chan akan mati sesak karena kabut ini, Jadi kalian harus cepat." Shiro mengizinkan. "Yosh, Ayo maika."

Mereka berdua semakin jauh, jauh dan menghilang ditelan kabut.

1 detik

5 detik

1 menit

"HEEE?! KENAPA AKU HARUS DENGANMU?!?!" Touka baru menyadari kalau ia ditinggal bersama Shiro. "Bukannya kau yang ingin tinggal disini?" Tanya shiro sambil membuat perapian. "dan apa apaan itu?! kau mau membunuhku dengan asap?!" Touka menjadi jadi. "Touka-chan, Aku tak mungkin berbuat macam macam padamu, Bukannya lebih baik kita menikah dulu?" Goda shiro.

"Kono Baka!!" Wajah touka memerah. "HAHA! aku hanya bercanda, Aku membuat perapian ini karena mendengar suara perutmu, aku ingin memanggang ikan ini. "Tunggu, Sejak kapan kau membawa ikan?" Tanya touka. "Aku menyimpannya di jendela inventory, Layaknya tas."Shiro menjelaskan.

Bersambung