Chereads / Reincarnation of The Silver Wolf : Kaishi / Chapter 11 - Gadis berambut putih itu bukanlah pelakunya

Chapter 11 - Gadis berambut putih itu bukanlah pelakunya

"H-hei! Kau tak apa apa?" Fida memberikan pertolongan pertama. "Ya, aku hanya kehabisan mana." Sahut shiro. "Waw, Pantas saja dewi grecia mengutusmu, menghalahkan monster yang membuatku kewalahan memanglah sosok pemberani." Burnos mengacungkan jempolnya.

"Haha, makasih."

"Kau harusnya lebih berterimakasih padaku! Aku adalah jenderal Api tau."

"Hee, jenderal api di mata air kelahiran? Api mu gak padam tuh?" Ejek shiro.

"Kutarik lagi pujianku. Sebaiknya kalian cepat pergi menuju buaian prajurit, aku takut kalau yang mulia dunkelis kenapa napa." Burnos kembali serius.

,"Hup." Shiro berdiri. "Yah, Ayo, fida, semoga kau tidak jadi beban." Shiro mulai berjalan menuruni tangga.

"Kenapa aku~" Fida berjalan lesu.

Ribuan anak tangga mereka turuni, akhirnya mereka sampai di dasar Mata Air Kelahiran. Tempatnya sangat indah walau langit gelap. Ah tidak, mungkin langit gelaplah yang menambah keindahan tempat itu.

"Maika,Touka-chan, serta Ayato, Aku.. Aku berjanji akan pulang." Shiro menggigit bibir bawahnya sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Ayo."

"Ah."

Mereka berjalan menuju halaman awal mula. Langitnya sama seperti di Mata air kelahiran, Namun tempat ini memiliki ciri khas yang indah. Di tepi jalan tumbuh beberapa jamur yang mengeluarkan cahaya biru. Sepertinya para roh akan tenang ketika melihat tempat ini.

"Hei fida." Shiro membuka suara. "Hum?" Fida melirik shiro.

"Katanya ada tempat yang bernama neraka, tapi sejauh ini, aku tak melihat neraka. Apakah ada tempat bernama neraka itu?" Tanya shiro. "Tentu, tempat bagi para bajingan yang semasa hidupnya selalu melakukan kejahatan, katanya sih tempat itu diserang juga, tapi persetan untuk itu, bukannya lebih bagus kalau orang orang di neraka tersiksa?" Fida menjelaskan kalau neraka memang ada.

"Begitu ya, Jadi... Ah, tidak apa apa." Shiro mengurungkan niatnya. "Hei apa kau haus?" Tanya fida. "Ya, sedikit." Sahut shiro.

"Kalau begitu, kita mampir dulu ke Cermin Kegelapan, Disana ada danau yang sangat luas, airnya segar dan jernih lagi." Ajak fida.

"Kenapa nama nya cermin kegelapan?"

"Karena air disana memantulkan cahaya dari bulan, sehingga terlihat seperti cermin raksasa."

Mereka sampai di sebuah bukit kecil, tapi..

"A?! AIRNYA?!"

"INI SIH HAMPARAN TANAH KEGELAPAN"

Mereka kaget melihat Air disana menghilang dan menyisakan beberapa genangan air.

"apa yang terjadi dengan airnya?" Panik fida.

"LIHAT!" shiro menunjuk monster api yang masuk kedalam genangan air. Dan air itu pun menghilang.

"Jadi itu sumber masalahnya?" Tanya shiro.

SIHIR: TEMBOK

Sebuah tembok lindungi genangan air yang tersisa, sehingga para monster tak bisa masuk ke dalam genangan air itu.

WUUUSHHHH

Namun tiba tiba udara spiral datang dari arah belakang.

"Sial!" Shiro memegang kerah baju Fida, mengangkatnya dan melemparkannya.

"WAAAA!!"

Fida dilemparkan cukup jauh. "OYY! JANGAN MAIN LEMPAR! eh?"

TRRKKKKKK

Shiro menahan udara spiral itu dengan menyilangkan kedua pedangnya.

SRING!

Dengan sekali tebasan, udara spiral itu langsung hancur. "Cepat, tapi lemah." Shiro meremehkan.

WUUUSH

Sosok manusia berzirah melayang dengan sihir anginnya.

"T-Tuan Zolban?!" Sepertinya Fida mengenali sosok itu, namun.

"TUNGGU FIDA!!" Shiro menghentikan fida. "Apaan?"

"Di tubuhnya! Di tubuhnya ada kristal hitam! Sial! Jangan mendekatinya!" Shiro memasang posisi siaga tempurnya. Zolban yang pikirannya di kendalikan krital hitam itu terlihat marah tanpa sebab.

Zolban segera memasang posisi siaga tempur yang tidak umum.

"AAAA!!!!" Zolban hanya bisa berteriak teriak. Namun sepertinya dia sedang membacakan mantra sihirnya.

WUUUUSHHH

Badai angin hitam tiba tiba muncul dihadapan shiro.

"Sial sial siaal!" Shiro menancapkan pedangnya ke tanah untuk bertahan.

"Petualang!! Dia adalah komandan angin, Zolban! Mengalahkannya takkan mudah!" Fida yang memgangi batu besar untuk bertahan memperingatkan.

"Aku tau itu."

SKILL PEDANG: TEBASAN PEMICU

Shiro menebas udara dengan pedang yang ada di tangan kanannya. Udara panas melesat menuju zolban.

SRING

Udara panas yang diciptakan shiro terbelah karena angin tajam dari Zolban. "Sialan."

Zolban mengeluarkan pedangnya. "Akhirnya.. Ini yang ku tunggu tunggu, Duel dengan orang kuat." Ujar shiro.

Badai hitam akhinya berhenti.

Zolban memasang posisi siaga tempur pedang 1 tangan.

Shiro memasang posisi siaga tempur pedang ganda.

"AAAA!!!"

"HYAAA!!"

TRANG

TRING

TRANG

TRANG

Mereka beradu pedang hingga menciptakan percikan api.

SKILL PEDANG GANDA: TWIN SLASH

Shiro menebas secara vertikal dengan kedua pedangnya.

TRANG

Namun Zolban segera memasang posisi guard sehingga skill shiro bisa di tangkis.

"HAAAA!!!" Zolban menebas udara. Udara tajam terbentuk dan melesat menuju shiro.

STT

Shiro melakukan teknik Evasion untuk menghindari itu. Nampaknya Zolban sudah kehabisan Mana. Karena itu ia tidak menggunakan sihir.

"Kesempatanku, Akh!! Dia.. Menyerap Mana-ku?!"

Zolban tersenyum karena kembali mendapatkan mana.

SKILL: TEMBAKAN PENGUMPAN

Shiro menggunakan sihir untuk membuat kloning dirinya sendiri untuk mengalihkan perhatian Zolban.

SIHIR: MANA CHARGE

Shiro merapal beberapa mantra untuk memulihkan mana nya itu.

SIHIR: MAXIMALIZER

Mana milik shiro sudsh kembali terisi, namun tanpa sadar, Ia memiliki luka sayatan yang fatal di tubuhnya.

"AKH!!!" Ia memuntahkan darah kental. "Sial..."

Shiro mencoba berdiri, namun karena luka nya terlalu serius, ia jadi kesusahan.

SKILL : BLESS

Fida akhinya turun tangan, sedikit demi sedikit luka di tubuh shiro mulai membaik. "Makasih, beban!" Shiro memasang kembali posisi siaga tempurnya.

"Aku malah merasa dihina." Ujar fida dengan wajah datar.

SLASH!

Kloning shiro sudah mencapai batasnya, ia pun menghilang.

Shiro berlari menuju zolban, begitu pula sebaliknya.

COMBO:

SKILL: AURA BERANI

SKILL: AURA CEPAT

SKILL: BERSERK

SKILL: AYUNAN DEWA

SKILL: JERITAN PERANG

Tubuh shiro diselimuti aura berbagai warna. Larinya menjadi semakin cepat.

,"HAAAA!!!"

"HAAA!!!"

BUAGH!!!!

Shiro menendang zolban dengan keras, sehingga membuat zolban melayang ke udara.

BYUUR!!

Zolban mendarat di  genangan air yang cukup dalam.

Tubuh zolban mengambang di atas air. Namun, kristal hitam sudah tak terlihat lagi. Shiro segera membawa zolban ke daratan.

"Hah... Menang juga..." Shiro terduduk lelah. "Tadinya mau minum malah dikasih angin, haduh..." Keluh Shiro.

"Gimana keadaannya?" Tanya shiro pada Fida yang sedang mengobati Zolban. "Tuan Zolban sudah baikan, tinggal menunggu ia sadar." Ujar Fida.

Sekitar 15 menit berlalu. Dengan sangat terpaksa shiro meminum genangan air yang tersisa.

"Ah, lumayan segar juga." Ujar shiro.

"Adadah..." Kesadaran Zolban sudah kembali. "Ah, tuan zolban!" Panggil Fida.

"Kau.. Si tukang sapu itu ya?"

"NANI?!"

"Haha!!! Aku baru ingat kalau Fida itu tukang sapu." Ledek shiro. "B-Berisik kau petualang!"

"Eh? Aku merasakan hawa kehadiran manusia di sini, jangan jangan.. Kamu itu.."

"Aku adalah Reinkarnasi dari sang pahlawan yang telah menyelamatkan dunia di masa lampau." shiro memperkenalkan diri dengan bangga.

"Dan... Serigala perak.. Cahaya.. Begitu ya." Zolban menggerutu tak jelas. "Maksudmu? Serigala perak? Apa itu?" tanya shiro.

"Bahkan kau tidak tau tentang kekuatanmu sendiri?" Zolban bertanya balik.

"Kekuatanku? Maksudmu yang ada di mata kanan ini?" Tanya shiro.

"Ya."

"Aku tidak tau, bahkan aku tak pernah mengeluarkannya." Jelas shiro. "A-apa?! Dasar bodoh! Kau menyegel kekuatan besar seperti itu?! Dampaknya bukan hanya untuk dirimu saja, namun, jika kau tidak menggunakannya, orang orang di sekitarmu juga akan menjadi incarannya!" Zolban terus memarahi shiro.

"Membahayakan ya, Namun.. Aku tak tau bagaimana cara menggunakan kekuatan ini." Ujar shiro.

"Sebelum itu, Aku akan menjelaskan tentang kekuatan itu, Kekuatan itu adalah kekuatan warisan dari sang pahlawan, Kekuatan itu mampu menambah stamina serta menyerap mana yang tersebar di udara, namun, ada juga kekurangannya, kau mau tau?"

Shiro memiringkan kepalanya. "Tentu."

"Jika kau tak bisa mengendalikan kekuatan itu, maka pembatasnya akan hancur dan kekuatan itu akan sepenuhnya mengendalikan dirimu." Jelas Zolban.

"Ekstrim juga."

"Sang pahlawan mendapatkan julukan Sang Serigala Perak, dengan kekuatannya itu, ia mampu menghabisi seekor naga dengan sekali tebasan, layaknya serigala yang kelaparan."

"Maka dari itu, Aku akan memberimu julukan, Sang Reinkarnasi Serigala Perak." Lanjut zolban.

"Julukannya memang keren, tapi, bagaimana cara menggunakan kekuatan ini?" Tanya shiro.

"Kekuatan Cahaya Serigala Perak harus dipelajari dari sang pemilik aslinya, Sang pahlawan." Jelas Zolban.

"Sang pahlawan.. Di mana dia berada?"

"Seharusnya ia berada di alam roh, namun, aku bisa merasakan hawa kehadirannya tak jauh dari buaian prajurit."

"Baiklah, jadi misi ku ada dua, menyelamatkan dewi dunkelis dan juga menemui Roh sang pahlawan untuk mempelajari Skill khusus Cahaya Serigala Perak." Ujar shiro sambil memegangi dagu nya.

"Nii"

"Shiro-kun"

"Shiro"

Namun tiba tiba saja shirp jadi teringat akan rekan rekannya yang tentu saja sedang mencemaskannya. "Tidak, Misi ku tidak hanya itu." Shiro mengepalkan tangannya.

'MAIKA!!'

Ingatan shiro saat tubuh maika ditusuk oleh pedang milik ksatria hitam lyark.

"Misi terpentingku adalah... Menghabisi bajingan venena." Aura merah menyelimuti tubuh shiro, memang sedikit samar, namun masih bisa dilihat oleh mata telanjang.

"Venena.. Maksudmu.. Bocah yang kerasukan itu?" Tanya Zolban. "Kerasukan?"

"Beberapa tahun lalu, ia hanyalah anak biasa, namun, ada makhluk misterius mendiami tubuhnya, dan tentu saja makhluk itu sudah membunuh venena sebelum mendiaminya." Jelas Zolban.

"Maksudmu.. Venena yang sebenarnya adalah... Boneka kosong?"

"Bisa dibilang begitu, Membahas gadis itu, Roh dari Venena yang asli ingin menemui mu, Sang reinkarasi pahlawan."

"Roh Venena ya... Di mana dia?" Tanya shiro.

"Aku merasakan hawa kehadiran venena di halaman awal mula, begitu mendengar kabar kalau sang reinkarnasi pahlawan dipanggil oleh dewi grecia, dia langsung turun dari alam roh menuju ke halaman awal mula untuk menemui mu." Jelas Zolban.

"Begitu ya, baiklah, kalau begitu, aku akan segera pergi ke halaman awal mula, dan kau fida, kau tunggu di sini bersama tuan zolban." Ujar shiro sambil berdiri dari duduknya.

"Baiklah, aku mendoakan keselamatanmu."

Shiro langsung berlari dengan sekencang awan yang ditiup angin.

'Aku pasti akan menyelamatkanmu, Venena.' Batin shiro.

>Halaman Awal Mula

Langit hitam yang indah, tanah dihiasi oleh jamur besar bercahaya menambah keindahan tempat itu.

"Di mana dia?" Gumam shiro.

"Anu! K-kamu sang reinkarnasi sang pahlawan?" Suara gadis lembut terdengar dari belakang shiro.

"Eh?!"

"Kau.. Venena?"

"Ya, Syukurlah kau datang ke sini. Aku sangat membutuhkan bantuanmu.." Venena menatap sendu shiro.

"Tak ku sangka ya, Ternyata Venena adalah gadis bersuara lembut, aku tau kok, tubuhmu dikendalikan makhluk misterius, bukan?" Tanya shiro.

"Ya, Dia adalah Coenubia, Makhluk dari dunia lain, kumohon, aku ingin kamu menghancurkannya, jika tidak, aku akan terus tersiksa dan layu disini." Pinta Venena.

"Coenubia, itu adalah makhluk yang memakan orang tua ayato."

"Tuan petualang, Saat ini, induk dari Coenubia bersarang di Eldenbaum, Ibukota dari El scaro."

"Begitu, Mulai dari pembunuh orang tua ayato, Yang menghancurkan Rugio, yang merebut eldenbaum, Membunuh dan mengendalikan venena,ternyata inti permasalahannya adalah Coenubia, Takkan ku biarkan kau berlaku seenaknya, Coenubia." Tak terasa, kedua mata shiro berubah menjadi warna merah, mata shiro terlihat seperti mata seekor serigala yang kelaparan.

"Saat ini, Kamu pasti akan pergi ke Buaian Prajurit, bukan? Kalau begitu, Izinkan aku ikut bersama mu." Venena tersenyum.

"Ah, bagaimanapun, kau ini gadis berusia 11 tahun, mana bisa aku membawa mu ke medan tempur."

"Tuan petualang, aku adalah orang yang memiliki sihir api tingkat tinggi, jadi jangan remehkan kemampuanku." Lingkaran sihir khas dari venena muncul di punggungnya.

"Pesawat sihir Kaisar Wanita, ya. Baiklah, Mohon Bantuannya, Venena." Shiro mulai sedikit rilex. Mata kirinya juga berubah kembali menjadi silver.

"Akan tetapi."

Venena kembali berbicara.

"Apakah kau mampu melindungiku, tuan petualang?" lanjutnya.

"Tentu, aku berjanji, aku akan melindungimu."

"Yang melindungi, harus lebih kuat dari yang dilindungi." Venena tiba tiba memasang posisi siaga tempurnya. "Maksudmu, Kau ingin mengujiku?" Tanya shiro.

"Ya." Venena membalas dengan senyuman.

"Aku tak ingin melukaimu."

"Tenang saja, Aku adalah roh, aku takkan mati di tempatku sendiri."

"Baiklah, Venena, aku takkan main main."

"Aku juga takkan segan segan, jadi, jangan sampai terbunuh ya." Venena memulai serangan pertamanya.

SIHIR KHUSUS: SABIT API

Venena menggunakan skill sihir khususnya, ia membuat beberapa sabit api dan melemparkannya ke arah shiro.

'Sihir khusus?!' Shiro tersentak

'Kalau begitu, aku harus memakai tombak untuk mengalahkannya.' Batin shiro.

Ia segera menggunakan teknik evasion untuk menghindari serangan venena.

Setelah itu ia segera membuka jendela Inventory nya dan mengambil tombak khusus nya.

'Tombak ini adalah tombak khusus yang diberikan dewi pino, hanya ada 1 di dunia ini, Tombak cahaya!' bantin shiro.

SKILL: DIVE IMPACT

Shiro melompat ke arah venena dan menacapkan tombak cahaya nya di dekat venena. Namun,tombak itu menjadi dua, seolah olah tombak itu bisa membelah diri.

"Akh.." Venena seperti terhisap ke area tombak yang ditancapkan shiro.

JDAR!!

Tombak itu meledak dan venena terpental, tidak sampai disitu, venena segera merapal sihir untuk membalas serangan shiro.

'Sial, aku belum mempelajari skill tombak, dengan terpaksa aku harus menggunakan 2 pedang lagi.' Keluh shiro dalam hati.

Ia segera mencabut pedang kembar nya dari sarung pedangnya.

SIHIR: PAMUNGKAS

Venena selesai merapal sihirnya, Cahaya putih terbentuk di bawah kaki shiro.

"Sial!"

SKILL KHUSUS: MANA STEAL

Tiba tiba shiro bisa menggunakan skill khusus yang datang darimana. Penglihatannya berubah menjadi merah buram.

Gerbang sihir yang berada di kaki shiro terserap kedalam pedang kembar shiro dan menjadi energi mana.

"M-MANA STEAL?!" Kaget venena.

"Akhirnya aku bisa menggunakan skill khusus, baiklah, Mari lanjutkan Venena."

"Aku takkan main main." Venena mengeluarkan pedang kaisar wanita di tangan kanan nya.

SKILL KHUSUS: SERIGALA PERAK

"AAAARRRHGGGGHHH!!!!" Shiro berteriak, pedang kembarnya ia lemparkan ke tanah dan mengambil posisi siaga tempur layaknya seekor serigala yang hendak menerkam mangsanya.

"GRRRRRR!!" Shiro menggeram, Air liurnya keluar melalui sudut bibirnya. Mata shiro mengeluarkan cahaya putih.

SSTTTT

Shiro melompat dengan cepat dan hendak mencakar venena dari atas.

SIHIR KHUSUS: TELEPORTASI

Venena menghilang dari hadapan shiro. Dan hasilnya shiro malah mencakar tanah.

SIHIR KHUSUS: CERMIN

Venena menggunakan skill cermin supaya dirinya bisa berubah menjadi seperti shiro.

"AAARH! K-KENAPA?!uagh!" Venena malah terlihat kesakitan, sepertinya skill shiro terlalu kuat untuk ditiru.

STTTR

CRT

Shiro melesat menuju venena yang terduduk dan mencakar tubuhnya.

"Eh?" Venena mematung. Darah mengucur dari dada kecilnya.

"Ah, aku menang..." Shiro sudah kembali ke wujud semula nya. "Nah, Sekarang kau sudah percayakan?" Tanya shiro.

"Ya, ternyata kekuatan khusus mu sangatlah kuat ya." Venena menutupi luka nya dengan tangannya.

Shiro segera menyentuh luka Venena dan memakai skill penyembuh.

'Rata..' Batin shiro

"OY! JANGAN SEMBARANGAN!" Venena menepis tangan shiro dari luka di dadanya itu. "Apaan? Aku hanya menyembuhkan luka mu itu." elak shiro.

"Aku bisa sendiri."

SKILL: BLESS

SKILL: MINI HEAL

"Ternyata skill khusus mu memberi status buruk lambat ya." Ujar venena.

"Darimana kau tau? Bukannya roh itu tak punya kartu petualang?"

"Aku bisa merasakannya."

SKILL: RECORVERY

"Yosh, venena, mari kita ke Cermin kegelapan yang sudah menjadi kolam kering kegelapan." Shiro berjalan dengan santai menuju halaman awal mula. "Kenapa tidak menggunakan skill ku saja?" tanya venena.

"Skill khusus: teleport? Gak ah, berjalan lebih sehat."

"Iya iyaa..." Venena berjalan mengikuti shiro dari belakang.

Perjalanan Masih jauh, hening.

'Tidak tidak shiro!! Venena bukanlah pelaku aslinya, jangan menyakitinya!' Batin shiro, ia masih memendam rasa benci pada venena, karena yang memberi misi untuk menyerang rugio adalah tubuh venena.

'Dia hanya dijadikan alat oleh makhluk jahanam itu! Jangan membenci nya!'

"Tuan petualang."

"Y-YA?!"

"Kau.. Memendam kebencian yang amat mendalam padaku, mengapa kau tak lampiaskan amarahmu disini?"

"Bagaimana kau tau kalau aku masih memiliki kebencian pada dirimu?" Tanya shiro.

"Aku bisa merasakan hawa kebencian yang keluar dari tubuhmu, ditambah lagi, Warna mata mu yang berubah." Jelas Venena.

"Begitu, ya. Aku tak sadar kalau warna dari mata ku ini berubah." Ujar shiro.

"Nah, sekarang, Lampiaskan amarahmu kepada ku disini!" Venena merentangkan kedua tangannya menandakan ia siap menerima serangan dari shiro.

"Tidak terimakasih, Aku tak mungkin melampiaskan Nafsuku pada anak berusia 11 tahun." Shiro berjalan meninggalkan venena.

"O-OY! M-MAKSUDKU BUKAN MELAMPIASKAN N-NAFSU MU!!!" Venena jadi salah tingkah dengan wajah yang memerah bak kepiting rebus.

>Cermin Kegelapan

"Aku kembali!"

Shiro menyapa fida dan zolban yang sedang berbincang. "Eh? Pergi sendiri pulang membawa gadis? Kau memang pedofil." Ketus Fida.

"Kampret, Dia adalah venena, Dia memutuskan  untuk membantuku menyelamatkan Dewi dunkelis di Buaian Prajurit." Jelas shiro

"Lalu, Tanpa melalui latihan, aku tiba tiba bisa menguasai Skill Khusus ini."

"Apa? Sungguh keajaiban." Zolban terkagum kagum.

"Tuan petualang, bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan Shiro-san?" Tanya Venena.

"Apa saja boleh, Asal jangan Pedofil."

"Tapi tadi kamu bilang mau melampiaskan nafsu mu padaku." Goda venena.

"Kau benar benar pedo." Ujar Zolban dan Fida bersamaan.

"A?! S-Sudah kub-bilang b-bukan?! A-a aku gak mau m-melampiaskan nafsu ku pada anak kecil!" Shiro terbata bata.

"Heee, lalu.. Tadi kamu memegangi dada ku itu ngapain?"

"Aku mengobatimu tau!"

"Tapi sensasi nya berbeda." Ujar venena dengan ekspresi tak bersalah.

"AAAAA HENTIKAAAAAAAAN"

Shiro frustasi.

To be continued