Chereads / Parallel dimensional explorer: becoming another future / Chapter 11 - Chapter 3 part 4/4 Angkatan militer dan satuan Unit Albion

Chapter 11 - Chapter 3 part 4/4 Angkatan militer dan satuan Unit Albion

Dibawah gelapnya malam dan terangnya sinar rembulan, sejauh mata memandang banyak sekali bintang-bintang dilangit.

Bila melihat salah satu sisi, memandang kebulan, seharusnya cahaya bulan purnama begitu jelas terlihat, namun saat ini ditutupi awan-awan gelap, begitu pekat sampai cahaya pantulan dari bulanpun tampak redup dibuatnya.

Butuh beberapa waktu sampai dimana awan yang menghalagi bulan lewat begitu saja, kembali memperlihatkan cahaya indah dilangit.

Tetapi bila dilihat baik-baik dibulan terlihat ada sebuah garis tipis mengitarinya seperti cincin, mirip seperti ketika sebuah bola basket dilingkari dengan benang jahit, jika seseorang memandangnya dari bumi, karna yang seperti manusia tahu bahwa jarak itu mempengaruhi pandangan yang artinya objek sekuran benang ini pada kenyataan sangat besar hingga bisa dilihat dari bumi.

Seorang pria memandang kelangit sambil memperhatikan bulan.

"Sepertinya bulan ini akan jadi bulan yang melelahkan".

Seorang pria muda sekitar umur 37 tahunan, mengenakan serangam berkerah dengan dominasi warna biru dan putih serta mengenakan sebuah kemeja berserta dasi didalam seragam itu, fisiknya cukup berotot dengan berat sekitar 60 sampai 70 kg, tingginya 170, rambut hitam dan mata biru muda.

Sorot mata kusut terlihat dari dirinya, seperti seseorangnya bahkan tidak tidur selama dua hari dengan tangan yang terus-terusan mengetik sesuatu setiap saat.

"bukan kah ini waktu yang terlalu sedikit, yakan serla?".

"iya pak, tadi saya menerima laporan dari divisi transportasi bahwa pengiriman beberapa hari kedepan akan sangat terhambat akibat kurangnya kapal" jawab seorang wanita muda berkacamata, sambil membawa sebuah tablet di tanganya.

"Sudahkan mengerahkan juga armada cadangan?"

Serla mengambil nafas kecil dan kemudian kembali berbicara.

"huff, itu sudah kami lakukan sejak satu minggu yang lalu, apa anda lupa"

" ah, yah aku baru ingat kembali sekarang, ini tambah merepotkan, hampir tidak mungkin untuk selesai tepat waktu".

Dan yang paling menjengkelkan dari semua itu, mengapa pesanan unit lapis baja albion begitu tinggi, ya aku mengerti sebentar lagi gelombang 3 tahun sekali akan muncul, pikir seorang komandan staf produksi di camp ini.

Komandan itu mengeluarkan ponsel gengam lalu membukanya, didepan layar ponsel itu terdapat kata yang menunjukan nama pemiliknya yaitu Alex.

"Apa memungkin kan untuk meminta bantuan kapal dari orang-orang di bintang timur?" ucap alex mencoba bertanya pada serla.

"bisa saja pak tetapi saya rasa akan memakan waktu lama mengurus perijinannya, apalagi yang kita bicarakan sekarang itu orang-orang dari bintang timur" ucap serla sambil sedikit memperbaiki posisi kacamatanya.

"Tenang saja kita punya izin kusus dari markas pusat, bilang saja pada mereka kita memiliki wewenang langsung dari parlement" kata alex sembaring menyeringai, moment ini alex mirip seperti ketika seorang penjudi yang mempertaruhkan rumah dan seluruh harta didalam rumah, lalu dia memenangkan itu semua karna sebuah kartu truf di tangganya.

"Anda yakin pak,sejak kapan memangnya?" tanya serla.

Sedikit heran dibuatnya, alex pun menjawab.

" owh, aku belum kasih tahu kamu rupanya, tidak heran sih izinnya di berikan baru kemaren".

"Tidak mungkin, sulit dipercaya para perlement yang kolot itu bisa mengizinkan sesuatu semudah ini" pandangan ketidak pecayaan terlihat jelas dari serla, kasnya cewek berkacamata keterkejutan itu di tutupi dengan sedikit menaikan kacamatanya.

"Sebenarnya ini permintaan langsung dari jendral bintang lima ternama di garis depan tatasurya bintang Aqurius, Marsekal Albert hommer, beliau mendesak petinggi lainya untuk memperbanyak mesin perangnya, kau tahu sendiri kan dia punya pengaruh yang cukup besar".

"Apa pada akhirnya pimpinan pusat mulai berfikir untuk merencanakan serangan ofensif sekala besar" gumam serla mengunakan nada kaku.

"Aku rasa tidak, sangat mustahil para eksekutif di parlement pusat akan mengijinkannya".

Pembicaraan mereka sudah mulai kearah sangat serius kali ini, dan bahkan mungkin akan tertulis dalam sejarah nantinya, bagi alex yang sangat memahami eksekutif di parlement lebih dari serla mengatakan demikian, maka tidak ada keraguan sedikitpun pada perkataannya.

"Kalo anda seyakin ini, itu pasti benar".

Keheningan sesaatpun mengisi pada beberapa waktu, cukup untuk seseorang menghabiskan satu gelas kopi dalam lima kali tegukan.

Mereka berdua tahu kalo topik ini di bicarakan tidak akan ada habisnya, terlalu banyak bermacam-macam orang di kursi parlement, ada yang benar-benar mulia dan ada juga hanya memikirkan kepetingannya saja, walaupun begitu alex, setidaknya dirinya bisa sedikit memahami apa yang dipikirkan para eksekutif melihat dari tindakan mereka selama ini.

Angin menghembuskan rambut serla layaknya gelombang air di lautan, sudah seperti kebiasan mereka berdua bila ada waktu sengang kalo tidak bersantai di atap gedung pasti akan ke ruang tamu, disiplin yang menjadi kebiasaan mungkin adalah gambaran yang tepat untuk mereka berdua, bahkan untuk kebiasaan kecilpun sangat terjadwal dengan baik, hampir dua sampai enam kali alex dan serla selalu bersantai di antara atap gedung atau ruang tamu dalam sehari, hal ini selalu mereka lakukan setiap harinya, mungkin bila ada orang yang tidak suka hal-hal monoton akan menderita dibuatnya.

"ngomong-ngomong ada satu hal lagi yang ini kubicarakan dengan anda pak".

Tangan alex merespon dengan getaran kecil, lalu kemudian merapikan rambutnya sedikit dan meletakan tangan di dagunya setelah itu, nada suara alex kini berubah lalu dia berkata-.

"heee, apakah akhirnya asistenku ini mulai terpesona padaku?, walaupun memang umur kita berdua terpaut lumayan jauh tapi cinta dapat menembus semua itu".

Mendengar hal itu serla mundur beberapa langkah kebelakang mencoba menjauh, diakhir dengan menutup sebagian wajahnya sembaring memancarkan tatapan sinis ke arah alex, mungkin anak muda yang pernah menyatakan cintanya akan benar-benar memahami ini dengan sangat jelas.

Ditengah tatapan sinis itu serlapun kembali berbicara.

"Bukan itu pak, ini mengenai saudara anda".

Oy,Oy reaksimu terlalu berlebihan!, gumam alex dalam hatinya.

"Sebelum itu bisakah kau menghentikan sikap merendahkan itu"

"Maaf soal itu, hanya saja sikap anda yang aneh secara tiba-tiba cukup mengagetkan saya".

"Sejujurnya itu merusak wibawaku sebagai atasanmu"alex mengatakan itu sembaring mengelus-ngelus kepalnya sendiri.

"Sekali lagi saya minta maaf, saya tau sebagai seorang pegawai negara menjunjung tinggi kehormatanya itu sangat penting, dan lagi umur anda sudah sedikit melewati usia nikah, jadi kapan anda memulai memikirkan untuk berkeluarga?".

Nada bicara serla mulai turun pada kalimat terakhir, karna serla menyadari bahwa itu akan menjadi masalah yang cukup peribadi untuk di bahas.

"bukan itu maksudku, ini tentang harga diriku sebagai lelaki tidak ada hubunganya dengan setatus pengawai negeri, dan berkeluarga mungkin karna aku tidak pernah memikirkanya selama ini".

Dan orang pertama yang mulai menganti topik karna di rasa sudah mulai kurang enak untuk dibicarakan adalah alex.

"Baiklah, mari kembali ketopik kita, ada masalah apa lagi dengan adiku ferdinand?"

Ragu untuk menjawab, karna rasa tidak enak tapi serla merasa penting untuk menyampaikan ini semua.

"Menurut saya, adalah sebuah kesalahan untuk menempatkan adik anda di unit pelatihan pak".

"Kenapa lagi, bukanya menjadi instruktur di militer adalah posisi yang paling aman?".

Sangatlah wajar untuk seorang kaka melindungi adiknya bukan, setidaknya itu yang ditunjukan alex pada ferdinand, bagaimana bisa seorang kakak mengirim adiknya sendiri ke garis depan hanya untuk menjadi pion pengorbanan dengan embel-embel kehormatan, kalo misal alex harus memilih kemungkinan terburuk itu, maka alex sendiri lah dengan suka rela mengantikan posisi adiknya ke garis depan, kurang lebih setingkat ini rasa persaudaraan dan kasih sayang keluarga alex pada ferdinand.

Serla sangat memahami itu apalagi dia sudah cukup lama menjadi asisten alex, walaupun memang serla sendiri tidak mempunyai saudara tapi dia setidaknya mengerti dan belajar dari apa yang alex alami.

"Tapi pak, yang saya kawatirkan itu tentang para taruna baru itu, beberapa hari lalu saja mendapat laporan dari staf di sana tentang adik anda, dan mereka mulai protes pada saya karna telah merekomendasikan adik anda sebagai instruktur".

Sejauh pengalaman serla mengenai banyak sekali laporan yang masuk tentang saudara atasanya ini, sebenarnya sudah menyetuh ketingkat pengadilan militer.

Aku ragu pengadilan militer akan mengubris masalah ini, mungkin saja selama ini ada yang sudah melaporkan ke sana tapi tidak dipedulikan sama sekali makanya sering komplen keasisten pak alex yaitu aku, pikir serla saat ini, ini cukup merpotkan serla, mengingat dia harus melakukan dua pekerjakan sekaligus, di satu sisi serla sibuk pada produksi unit labis baja albion di sisi lain dia harus medengarkan omelan staf pelatihan militer.

Alex sedikit meregangkan kedua tanganya sebenar, lalu kemudian bertanya sekali lagi ke serla.

"Memangnya apa saja yang sudah dia lakukan disana".

"Banyak sekali pelangaran terjadi beberapa di antaranya, kekerasan, pembolos, melawan perintah, dan banyak lainya".

"Woh, itu buruk sekali".

"Saran saya mungkin lebih baik kita menempatkanya di sini saja, supaya bisa dipantau secara langsung".

Pikiran serla sudah kacau dengan masalah yang ada, namun dia tetap tegar menghadapinya tidak seperti seorang siswa yang menagis hanya karna sebuah ujian dadakan esok hari, mental yang hanya diberi sedikit tekanan saja putus asa tidak akan pernah serla alami, dan itulah arti menjadi dewasa, dibawah tekanan seberat apapun tidak akan menghancurkan sepenuhnya pikiran jernih, harus siap pada segala setuasi dan mampu memperkirakan kemungkinan menurut pentunjuk yang ada.

Hampir tiga hari mereka berdua kurang beristirahat, terlihat jelas dari kantung mata yang semakin membesar itu, jadi karna sudah lelah memikirkannya, keputusan menempatkan dia ke sini mungkin ide yang sangat baik walaupun beresiko.

Pekerjakan sebagai manager staf tinggi tidak mudah apalagi dimasa-masa sibuk ini, sangat rumit untuk orang seperti ferdinand, maka dari itu menempatkan dia keposisi apa adalah permasalahan yang akan datang.

"Siapkan proposal pemindahan ferdinand itu dan cepet kirimkan".

"baik pak" mengatakan itu, kemudian berbalik badan mulai berjalan sambil mengeser-geser tabletnya.

Saat serla berjalan alex kembali berbicara,.

"Tunggu".

Seketika itu serla berhenti tanpa membalikan badannya, tampak alex hanya menatap punggunya saja kemudian berbicara.

"Dan satu lagi serla, mungkin kita bisa makan malah bersama nanti".

"baiklah kalau itu mau anda, saya permisi"setelah serla menjaab itu kemudian menigalkan alex sendirian.

Beberapa waktu terlewati kini hanya tersisa alex sendiri yang menatap keangkasa, melihat awan-awan dilangit sore hari sambil diiringi sejuknya angin, cukup untuk mengurangi fisik dan batinnya yang kelelahan, tepat jauh didepan sana bisa terlihat panorama lautan dari posisi alex sekarang.

menghirup udara sejuk secara pelahan, dirinya mulai mengantuk dan ingin segera tidur.

"Akhirnya, pekerjaanku sebentar lagi selesai, mungkin aku harus tidur satu atau dua jam, yah!.... walaupun memang dua atau tiga hari lagi tugas kembali menumpuk tapi setidaknya aku bisa beristirahat minggu ini".

Pada moment ketenangan ini, satu pikiran terlintas dibenaknya, sesuatu yang harusnya dia pikirkan sejak lama.

"Berkeluarga yah, itu akan sulit".

Kalau saja topik tentang berkeluarga ini tidak pernah di singgu serla, mungkin saja alex selama hidupnya tidak akan mengenal istilah berkeluarga.

"lagian siapa juga yang mau menikah dengan bujangan om-om sepertiku".

Dulu pas masih di akademi militer sewaktu masih muda dia populer di antara gadis tapi semua itu alex acuhkan, karna fokus pada studinya, tanpa pernah menjalin hubungan sekalipun.

"Coba kupikir baik-baik, bagaimana bila aku menikahi wanita Elf saja, walaupun umur sekitar 30 tahunan tapi parasnya secantik wanita muda umur 19 tahunan, hahaha.... itu akan sempurna, namun itu juga berarti aku harus pindah ke gugusan bintang selatan, pergi ke tata surya sirius itu mungkin pilihan tepat, disana aku tidak akan merasa sendiri sebagai manusia, sebagai salah satu tempat perdagangan besar tempat berkumpulnya ras humanoid seharusnya tidak akan sulit menemukan jodoh".

Perkataan itu bukan hanya angan-angan biasa, karna bila alex mau dia bisa mengerahkan koneksinya untuk mewujudkan keinginanya ini, alex hampir memiliki segalanya mulai dari kekuasaan, kekayaan ataupun ketenaran di kalangan pejabat, walaupun memang rupanya sendiri tidak bisa disebut tampan tapi juga tidak jelek, memangnya apa bisa diharapkan dari om-om 37 tahun dari mukanya.

Saat alex sedikit demi sedikit mulai terpejam, peratiannya teralihkan kepada sebuah objek melayang tepat jauh di depannya, di atas awan terlihat sebuah kapal besar, pemandangan seperti ini sebenarnya hal biasa karna hampir setiap hari kapal cargo keluar masuk setasiun barang, sesuatu hal yang wajar namun yang menarik perhatian alex adalah keanehan desain kapal ini, alex yang notabennya seorang perwira tinggi disini bahkan belum pernah melihat sejenis kapal ini.

"Apakah itu kapal dari utusan satuan unit bantuan gugusan bintang barat, tapi mengapa secepat ini seharusnya memakan waktu lima sampai tujuh hari, namun ini baru hari kedua setelah kontak terakhir, sangat aneh"

Insting alex bekerja, dia merasakan perasaan tidak beres.

Mengambil suatu benda bulat dari sakunya kemudian memasang ke ketelinganya.

"Staf komunikasi, ini dari komandan alex ganti!!" sambil menyentuh alat komunikasi di telinganya mencoba untuk menghubungi unit komunikasi.

Butuh waktu sebentar sampai seseorang menjawab pangilan alex.

"Baik, ini dari unit komunikasi sersan satu silas menerima pangilan anda" suara seorang pria terdengat cukup jelas di telinga alex.

"Kau juga melihatnya bukan, tepat di arah lautan ada kapal asing"

"Benar pak, radar kami juga baru saja mendeteksi signal tak dikenal di arah barat laut" petugas itu mengatakan demikian dengan cukup cepat.

"Cepat identifikasi kapal itu dan sampaikan padaku".

"Baik pak, siap laksanakan, menyiapkan protokol mengindentifikasi objek tak di kenal..... oh bagaimana bisa!!!" memberikan penekan keras pada kalimat terakhirnya, terdengar seperti keterkejutan dari telinga alex.

"Huh!!.. ada apa cepat laporkan" keterkejutan itu menular ke diri alex, rasa kawatir memenuhi dirinya.

Reaksi alex cukup berlebihan untuk seorang perwira tinggi sepertinya tetapi kapal asing ini benar-benar meresahkan karna alex tidak tau siapa orang didalamnya, apakah itu kapal jenis baru petinggi federasi ataukah unit rahasia kemiliteran, kalau itu musuh malah lebih sangat mustahil lagi, satu-satunya pilihan hanyalah mengeceknya.

Petugas komunikasi kembali menjawab alex.

"Kami baru saja menerima transmisi tak di kenal yang berasal dari titik kordinat kapal itu pak, sepertinya mereka mencoba menghubungi kita".

"Bagus, segera sambungkan padaku".

Angin berhembus cukup kencang hingga mengibaskan seragam alex, suasana tengang di sejukan oleh hembusannya.

Dan pangilan itu langsung tersambung dengan alex.