Chereads / Parallel dimensional explorer: becoming another future / Chapter 15 - Chapter 5 part 1/6 Duel

Chapter 15 - Chapter 5 part 1/6 Duel

Pada malam yang sama.

Suara bising terdengar dari salah satu gedung di markas militer.

Itu adalah Alex tengah Memaki-maki dokumen yang ada di meja.

"SIAL,SIAL,SIAL, BISAKAH MEREKA MEMBERIKITA SEDIKIT ISTIRAHAT!!"

Mata pandanya lebih besar dari yang terakhir kali.

Ekspresi tidak bisa di sebut baik-baik saja.

Tidak cukup sampai disitu, layaknya menuangkan bensin ke api yang menyala, serla berbicara.

"Pak, markas pusat meminta kita menambah produksi 200 unit albion lagi, 20 kapal kelas destroyer serta 4 kapal kelas cruser lagi, dan minta segera dikirim dalam waktu dua minggu".

"APA!!!, ITU TIDAK MUNGKIN, CEPAT BERIKAN BERIKAN ALASAN SEPERTI KURANGNYA SUMBER DAYA ATAU SEMACAMNYA, APAPUN ITU CEPAT JAWAB MEREKA BAHWA KITA TIDAK SANGUP".

"Kurasa itu berlebihan".

Berbeda dengan alex, serla masih bersikap tenang seperti biasanya, walaupun memang serla sendiri tahu situasinya tidak baik, tapi setidaknya tidak mengurangi wibawa serla sebagai perwira tinggi.

"Apa kau bilang berlebihan, orang-orang kita jatuh satu-persatu setiap hari selama dua minggu ini, dan kau bilang ini semua berlebihan, diamana akal sehatmu, liat dirimu sendiri wajah kusammu yang tidak biasa merusak kecantikan di tempat ini".

Mendengar ocehan pimpinanya, serla menatap tajam alex, mungkin kata "merusak kecantikan" penyebabnya, biasanya serla akan sedikit marah dan mendecakan lidah mendengar itu, tetapi situasi sekarang membuatnya lelah bahkan untuk sekedar menampakan ekspresi.

Serla kecewa pada sikap alex padahal serla Dengan sekuat tenaga menahan emosi dan kejengkelannya, sambil menjaga kewarasanya tetap terkendali, tetapi bahkan untuk sekedar menjaga wibawa saja pempinannya ini tidak bisa.

Lihat lah anda pak, begitu menyedihkan, gumam serla.

Walaupun begitu pekerjaan serla sebagai bawahan alex, harus selalu membantunya dan memberi nasehat.

"Aku rasa kalo anda serius berniat mengajukan keluhan ke,markas pusat, akan menjadi masalah besar untuk anda sendiri dan para perwira distrik ini. Jadi saya mohon pikirkan baik-baik kedepannya pak ".

"Lupakan soal itu, aku printahkan kau untuk sengera menguhubungi mereka dengan keluhan".

Kelelahan benar-benar merusak kewarasannya.

Meski begitu, serla masih bersikukuh mengingatkan alex.

"Tolong pikirkan baik-baik, sekali lagi".

"Sudahlah cepat turuti saja, ini printah!!!".

"Tapi".

"APA KAU TIDAK DENGAR AKU, KU BILANG INI PRINTAH!!, DAN KAU HARUS MELAKUKANNYA"

Nada alex sangat tinggi ketika mengatakan itu sembari memukul mejanya beberapa kali.

Tetapi satu suara lain mencuri perhatian mereka berdua.

Suara pintu ruangan terbuka dengan paksa, pintu automatis yang harusnya terkunci, hanya beberapa orang setingkat perwira atau penjaga disekitar saja yang mempunyai akses, ini dimaksudkan untuk terbuka kalo-kalo sedang ada situasi darurat.

Yang artinya ada demacam situasi penting terjadi atau setingkat denganya, hingga memaksa penjaga masuk tanpa pemberitahuan.

"Hentikan ocehanmu tuan Alex, itu akan jadi salahmu kalo misalkan pertahanan absolut di garis depan mampu tembus dengan cepat".

Keluar dari balik pintu, adalah seorang gadis muda berumur sekitar 17-18 tahun, mata biru cerah, rabutnya kuning emas dengan gaya sangul ke kebelakan sesuatu seperti gaya Low bun atau semacamnya, tinggi sekitar 161 cm, mengenakan gaun berwarna campuran merah dan hitam, tubuhnya modis dengan komposisi pas lemak di di dada terlalu besar itu mungkin apa yang di sebut orang sebagai ukuran C, parasnya cantik kelas dunia orang mungkin berfikir kalo wanita ini model atau semacamnya, sangat jelas bahwa penampilannya di rawat dengan baik.

Walaupun umurnya masih sangat muda tapi sikap dan suasana yang di tunjukan lebih seperti wanita kantoran berumur 27 sampai 30 an, kesan serius benar-benar terlihat pada pandangan pertama.

Senyum manisnya cukup untuk membuat pria tanpa penjagaan mendekatinya dalam waktu singkat, dan ketika itu terjadi maka para pengawal di sampingnyapun akan bertindak mengamankannya atau bahkan melemparnya dari atas jembatan, semua itu demi melindungi gadis muda ini.

Gadis muda ini bernama Anastasya von Luenstain.

"Apa yang kau pikirkan, bertindak seenaknya saja tanpa berfikir terlebih dahulu, apa ini kelakuan perwira federasi, sungguh mengecewakan".

"Masuk ke ruangan orang kemudian memaki-maki mereka, Bisa kah kau tunjukan sedikit kesopananmu nona muda?".

Saling menatap dengan tatapan sinis, bagaimana juga keduanya terlihat sangat tidak akur.

Ini seperti ketika dua orang saling bermusuhan, permusuhan yang tertanam bahkan dari kake buyutnya sampai keturunanyapun akan selalu ada sikap permusuhan seperti ini, orang bisa menyebutnya permusuhan abadi, di pertemukan pada tempat yang sama.

"Rasa hormat, kau bercanda, seorang pria yang hanya mementinngkan dirinya dengan mudah membuang gelar kebangsawanan lalu bergabung ke militer Federasi kemudian dengan koneksi keluarganya bisa di promosikan dalam waktu singkat, belum cukup pengaruh kemiliteran keluargamu pada setingkat kerajaan kini mengincar posisi 13 marsekal utama Federasi untuk memperluas pengaruhnya di 37 negara persatuan Federasi, fufufu, sampai segitunya kau ingin kekuasaan ,benar bukan, Marquess".

Alex menenagkan pikirannya lalu kemudian besandar di kursi, meskipun pikirannya kacau karna kelelahan yang ada itu bukan alasan untuk menutup mata dari situasi saat ini.

Singkatnya wanita bernama Anastasya ini tidak bisa dia atasi untuk sekarang, mempertimbangkan posisi yang gadis itu miliki.

Anastasya mengejek Alex, mempertimbangkan pangkat alex wajarnya siapapun itu selama dia anggota tentara di distrik ini, untuk bisa mengatakan suatu hal yang tidak sedap cukup agar bisa dikirim ke regu tembak kalo alex mau.

"Tapi apa yang kulihat ini, kondisimu benar-benar menyedihkan, yah aku juga tidak berharap padamu dari awal"

"Aku pikir kau terlalu memikirkan ini nona, aku bahkan bukan lagi bangsawan".

"Teruskan saja perkataan manismu, aku tidak akan tertipu, harusnya kau sedikit malu pada dirimu seorang tentara federasi yang meminta untuk di tempatkan ke wilayah aman tatasurya milik republic agar terhidar dari garis depan, cih, sampai mana kelicikan dan kemalasanmu berlanjut, kalo seperti ini terus bagai mana kau berhak untuk memimpikan naik pangkat lagi lebih dari ini".

"Nona muda, kalo anda terus bersiap akuh seperti itu, mungkin suatu hari akan ada orang-orang yang merencanakan hal-hal jahat padamu tahu".

Alex berkata tanpa berfikir lagi, suatu kalimat yang cukup berbahaya, mungkin karna kewarasanya sedang tak terkendali saat ini, jadi satu-satunya orang bereaksi serius menagapi itu adalah serla yang kini memandang Alex dengan tatapan tidak sedap dipandang.

"Oo, kalo itu sampai terjadi padaku maka kau adalah orang pertama yang akan di curigai, tahu, tapi aku yakin kau bukan orang sebodoh itu untuk merencanakan sesuatu yang buruk di wilayahmu sendiri, sungguh ini mengecewakanku, jika di bandingkan para perwira garis depan kau itu tidak ada apapanya, aku mulai merasa malu karna berasal dari kerajaan yang sama denganmu, bisakah kau sedikit tujukan wibawamu sebagai seorang perwira federasi, atau setidaknya kau bisa berhenti dari pekerjaan ini"

Menyadari bahwa itu tidak ada gunanya Alex mengela nafas pelan, dan kemudian berbicara.

"Sudah lah hentikan, langsung saja ke intinya mau apa kau datang kesini?".

"Tidak ada maksud kusus, aku hanya di minta untuk melakukan beberapa pengecekan ke beberapa distrik bermasalah, sikatnya hanya inspeksi biasa".

"kalo hanya itu maumu, aku bisa mengirim serla untuk mendampingimu terus mulai dari sekarang".

Mendengar namanya di sebut serlapun akan bicara.

"Tidak tunggu, pak tapi itu".

Serla mengerti merepotkannya situasi ini, tapi masih terkendali sebagian besar semua itu berkat kerja keras serla, sementara Alex hanya memainkan perannya saja, namun jika serla pergi meningalkan sisi Alex sekarang entah apa yang akan terjadi.

Membuatnya ragu untuk pergi, posisi sebagai sekertaris serasa pemegang kendali penuh, serla memendam sedikit kekesalannya, kalo sampai harus di bebankan lagi satu hal, serla hampir mencapai batasnya.

"Tidak perlu, akan jadi masalah besar kalo satu-satu orang kompeten di sisimu pergi ketempat lain, sudahlah jagan pedulikan aku, kerjakan saja pekerjaanmu semaksimal mungkin".

Bagi alex yang sudah mengenal lama Anastasya, melihat dia sepeduli itu dengan federasi merasa sedikit aneh.

Keluarga alex dan keluarga Anastasya adalah keluarga yang berlawanan, selama alex masih sebagai bangsawan keluarganya berhubungan dengan keluarga Anastasya, hubungan itu penuh hati-hati, bermusuhan namun tidak terlalu bermusuhan, bersekutu namun tidak terlalu bersekutu, menjaga kesimbangan politik kerajaan alasan kenapa keluarga mereka berdua sampai sekarang tidak sampai keranah pertumpahan darah, itu semua di turunkan dari generasi ke generasi tak terkecuali sekarang, sebagai mantan kepala keluarga bangsawan alex sering beberapa kali bertemu Anastasya sehingga dia mengenal beberapa isi kepalanya dengan baik.

"Apa kau yakin tidak masalah memberikan kekuatan militer sebanyak ini untuk para orang-orang Fasis di garis depan itu, tidakah para eksekutif di tubuh federasi bertindak lebih bijak sana dari sekarang".

Menyilangkan tangannya Anastasya menjawab dengan nada serius.

"Tidak ada pilihan lain, itu jawabanku".

"Kau tahu ini sangat melelahkan, untuk trus memproduksi kekuatan militer secara gila-gilaan, walaupun begini aku sudah cukup lama menjadi perwira federasi, sehinga sedikit memahami watak dari orang-orang fasis itu"

"Sudah ku bilangkan, tidak ada pilihan lain, kita hanya bisa bergantung pada mereka dengan trus memberikan support secara maksimal, ingat itu baik-baik".

Dengan tanpa permisi Anastasya membalikan badannya hendak untuk pergi, tidakan tanpa sopan satunnya ini menandakan dia tidak ingin lama-lama bersikap angun dihadapan alex, kalo missal ada di sebuah acara besar mungkin akan memberikan perbedaan.

Sesaat sebelum Anastasya keluar, serla berbicara.

"Nona, sebelum anda pergi bolehkah saya bertanya?".

"Apa itu".

"Segawat apa situasi di sana".

Tampak ragu-ragu ketika ingin menjawabnya.

Sedikit mengigit bibir bawahnya namun tidak berdarah, nona muda itu kemudian bicara.

"Sekitar 3 sampai 4 kali lipat armada musuh dibanding armada garis depan kita berada tepat di jalur tatasurya mereka, dan itu trus bertambah seiring waktu, menurut informasi dari unit intel yang kuterima, begitu, sudah jelas musuh berniat membuka serangan besar-besaran, bahkan jauh lebih besar dari 10 tahun lalu".

"Bukankah aneh mereka senekat itu, menyerang secara-secara besar kewilayah yang di lindungi para fasis, ada kemungkinan itu hanya tipuan atau gertakan dan yang semacamnya".

"Aku juga memikirkan itu, tapi penambahan armada musuh terus menerus tidak bisa di abaikan, akan masuk akan kalo mereka memikirkan rencana untuk mengatasi kerugian posisi dan medan pada saat ini".

"Meski begitu, yang kita bicarakan ini angkatan militer terkuat itu, jadi—"

"Walaupun garis depan di jaga oleh kekuatan militer federasi terkuat yang dipimpin orang-orang fasis, tapi itu bukan jaminan mereka tidak akan kalah, bahkan marsekal agung sekalipun meminta terang-terangan dukungan penuh dari pemerintahan pusat federasi beberapa waktu lalu, dan mungkin bila keadaan semakin tak terkendali armada milikmu dan armada republic akan dikirim ke garis depan, kalo sudah tahu sepenting apa peranan distrik kamu sekarang ini, maka tidak ada hal yang bisa kukatakan selain-- "

Ada jeda beberapa saat sebelum Anastasya mengakhiri kalimatnya.

"Bekerja keraslah mulai sekarang".

Kemudian dia pergi dari tempat itu, diluar ruangan ada pengawalnya sedang menungu.

Setelah memberi isyarat pengawal itu mengikuti Anastasya, berjalan tepat di belakangnya.

Menyelusuri lorong demi lorong.

Waktu yang cukup lama berlalu setelah Anastasya meningalkan ruangan alex, kini dia bertujuan untuk berkeliling sebentar setelah itu makan malam kemudian pergi ke mansion sementara.

Itulah rencana awalnya.

Sampai ketika langkahnya terhenti pada sebuah lapangan yang sangat luas sejauh mata memandang.

Dilapangan itu tempat unit lapis baja albion di uji cobakan, walaupun sekarang malam hari, masih terlihat robot-robot raksasa berlari kesana kemari, beberapa di antaranya tengah menembak sebuah target diam, beberapa lagi ada yang adu tinju dengan pukulan besinya, pemandangan ketika unit lapis baja berukuran sekitar 12 m saling berhadapan membuat terkagum kagum rakyat biasa, tetapi bagi Anastasya hal ini sudah biasa, bahkan di mansion keluarganya pun ada beberapa unit serupa meski ukurannya sedikit lebih kecil sekitar 9 m.

Unit albion tipe setandar federasi memiliki ukuran 12 m, biasanya unit ini penyerang jarak menengah, ada juga beberapa varian misalnya unit pengebom memiliki moncong Meriam di pundak atau pungungnya.

Unit albion adalah unit yang kuat, namun sangat banyak cara untuk mengalahkannya, bisa dengan rudal pengunci milik unit infantry atau pengeboman, satu-satu yang di harapkan dari mata perwira federasi untuk unit albion yaitu mobilitas dan daya tembaknya, mirip dengan peranan sebuah tank hanya saja ini jauh lebih fleksibel dan lebih kuat.

Mengetahui seberapa hebat unit albion, Anastasya memandangnya biasa saja seakan tidak ada hal istimewa sama sekali.

Kalo saja mereka lebih berguna di pertempuran luar angkasa itu kan lebih baik, gumam Anastasya.

Sekuat apapun sebuah unit, kalo tidak ada kesempatan untuk menjukan taringnya itu akan terasa percuma, Anastasya mengerti itu dengan baik.

Memikirkan segala sekenario perang yang akan datang membuat kepala Anastasya sedikit sakit, lalu Anastasya bersanding di dinding dengan cepat.

Pengawalnya mulai bereaksi meliat kondisi Anastasya yang tiba-tiba.

"Nona apa, apa nona baik-baik saja".

"Tidak apa, aku hanya sedikit pusing akibat perjalanan jauh".

Menolong tuannya penjaga itu memagang pundak Anastasya.

Ada 4 penjaga di sekitarnya dan ada juga 3 orang yang mengawasi dan mengecek sebelum Anastasya mulai melangkah.

Sebagian besar penjaga ditempatkan di mansion, Anastasya membawa sekitar puluhan orang untuk menjaga dirinya itupun karna bersikeras Anastasya menolak lebih banyak lagi penjaga untuknya, ini bukan berarti Anastasya orang yang cukup paranoid tapi menandakan sepenting pengaruh apa dirinya di politik antara kerajaan dengan federasi.

Tidak ada orang bodo manapun kecuali orang paling bodo di dunia yang akan mengincar nyawanya saat posisinya sekarang ini.

Dan lagi kepercayaan Anastasya kepada beberap penjaga terdekatnya, cukup menenangkan kehawatirannya.

Salah seorang penjaga tampaknya menghawatirkan beberap hal.

Melihat itu Anastasya memberikan isyarat sesuatu seperti " apa yang ini kau katakana padaku", mengerti itu penjaga mulai berbicara.

"Bigini nona, apa nona yakin tidak memberitahu untuk menutup kabar ancaman dari garis depan kepada komandan alex, agar tidak menimbulkan rumor merepotkan kedepannya".

"Itu tidak perlu, alex maupun serla mengerti ini, dia tidak akan cukup bodoh untuk secara tidak sengaja menyebarkan rumor merepotkan ini, walau bagaimanapun juga mereka berdua perwira federasi sudah tertanam di otak mereka akan pentingnya informasi"

"baiklah kalo nona berbicara begitu, saya mengerti".

"sudah cukup, ayo pergi".

Mengatakan itu Anastasya bakit dari posisinya sekarang, hendak melanjutkan perjalannya.

Tepat di depan ketika ingin melalui sebuah lorong, ada seorang wanita berjalan dari depan menedekatinya.

Wanita itu berpakaian seorang pilot dengan helm di pingannya.

Pilot dari lapis baja albion berada tepat di depannya.

Satu hal yang aneh, mengapa penjaga di depan tidak memberi tahu Anastasya membuat dia sedikit bingung.

Tapi kebingungan itu terjelaskan ketika Anastasya melihat sosoknya.

Itu adalah wanita yang dia kenal.

"Charlotte sedang apa kau disini?".

"Nona aku datang menemuimu, ada pesan penting dari tuan muda"

"Dari kaka, mengenai apa?".

"Sebelum itu bisakaha kita pergi ke tempat yang lebih sepi".

Wajah Anastasya biasa saja, namun dalam hatinya sebenarnya dia sedikit bingung, beberapa pemikiran berputar-putar di kepala Anastasya.