Ketika seorang Wanita kehilangan sesuatu baik itu benda, keinginan, perasaan atau banyak hal lainya, kemudian ada seorang pria tidak di kenal memberikan apa yang Wanita itu cari.
Moment yang terlalu klise, walaupun begitu bila berbicara soal keektifan itu sebenarnya cukup tinggi tergantung seberharga apa kehilangan yang Wanita itu alami.
Renal tahu itu dengan baik, masalah sebenarnya adalah menentukan seberarti apa itu semua.
Membuat apa yang di lakukan Renal tidak lebih dari semacam taruhan.
Memandang Wanita didepan Renal saat dia memasang kembali jepit rambut membuat dia memikirkan sesuatu.
(Dilihat bagaimanapun dia benar-benar mirip kaka perempuanku meskipun tinggi badan atau warna rambutnya berbeda tapi tetap saja itu mirip)
Setelah selesai memasang, Wanita di depan Renal membungkuk sedikit lalu berterima kasih.
"Terima kasih banyak, jika bukan karna kau aku tidak tahu harus menemukannya dimana"
"Tidak perlu berterima kasih, aku hanya tidak sengaja menemukannya di bawah kakiku lalu melihatmu mencari-cari sesuatu jadi aku pikir jepit rambut itu milikmu"
Moment sempurna dan sangat indah tapi apakah benar semua itu terjadi begitu alami hanya karna sebuah kebetulan layaknya suratan takdir dari langit, jawabannya tidak, jika wanita itu tahu apa yang sebenarnya terjadi dia mungkin akan membenci Renal.
Istilah yang mengatakan bahwa semua Pria sebenarnya suka sekali modus mungkin cukup untuk mengambarkan semuanya.
(Kau tidak harus berterima kasih padaku karna akulah penyebab hilangnya jepit rambutmu, dengan bantuan Fox semua itu tidak sulit buatku oleh karna itu berhentilah berterima kasih)
Ada perasaan rumit memenuhi diri Renal sekarang seperti kue manis yang dicampur dengan cabai, di satu sisi itu masih memiliki rasa manis tapi tidak semanis sebelumnya sementara pada sisi lainya ada rasa panas namun di dominasi oleh rasa gula.
Sangat sulit untuk mengambarkan semuanya dengan kata-kata, bahkan untuk orang setengah waras sekalipun tidak cukup bodoh untuk sekedar mencicipinya.
Semua ini Renal lakukan karna keinginan pribadi.
(Aku hanya ingin berbicara denganmu tidak ada maksud lain jadi tolong maafkan jika aku melakukan semua ini, meskipun ada cara lain tapi tidak akan seefektif cara yang kulakukan sekarang)
Jika Renal merubah seting dimana dia akan memerankan orang biasa yang hanya bertanya sesuatu seakan tersesat atau sedang mencari sesuatu, itu hanya akan menjadi percakapan sesaat lalu kemudian berakhir dalam beberapa kalimat saja.
Namun dengan cara ini memungkinkan untuk Renal bisa masuk ke fase berikutnya.
Renal mulai tengak dan merapihkan bajunya lalu kemudian berkata.
"Nona, bagaimana bila kita sedikit berbicara disana, aku sebenarnya bukan berasal dari sekitar sini namun ada beberapa tempat yang ingin aku kunjungi tapi tidak tahu dimana lokasinya"
Dengan Renal yang sudah membantu, Renal dapat memanfaatkan rasa terima kasihnya sehinga kecil kemungkinan Wanita itu akan menolak.
Wanita manis itu mulai tersenyum kemudian menjawab.
"Tidak masalah, akupun tidak sibuk saat ini, senang sekali bisa membantu untuk membalas budi"
Seseorang yang Renal anggap berharga hanya kaka perempuannya, meski Renal tahu persis wanita didepan sekarang bukanlah kaka perempuannya tapi dia memiliki wajah yang mirip itu sudah lebih dari cukup untuk mengerakan Renal.
Meskipun Wanita itu mengatakan sambil tersenyum ada hal lain dengan senyuman itu.
(Senyumannya terlihat tidak tulus, rupanya dia tipikal Wanita yang cukup dingin, baiklah itu berarti aku harus mengunakan pendekatan lain)
Setelah beberapa basa basi berikutnya Renal mulai mengajak wanita itu untuk ke sebuah kafe, si Wanita menerimanya dan mereka berdua mulai berjalan bersama.
Sampai di kafe, Renal mengulurkan tangan untuk mempersilakannya duduk sambil menawarkan sesuatu.
"Karna mungkin saja pembicaraan kita agak lama Aku akan memesan kopi susu dulu, kalo anda nona apakah juga ingin memesan sesuatu"
Wanita itu mengelengkan kepalanya
"Tidak perlu"
"Jangan sungkan, bila anda berkenan memesankan sesuatu yang lain"
Menyadari bahwa tindakanya percuma, Wanita itu menerima tawaran Renal.
"Hufff, kalo begitu tolong satu Jus Apple"
Dengan anggukan Renalpun pergi ke seorang pelayan Wanita di dekatnya lalu sengera memesan.
"Satu kopi susu dan satu Jus Apple, tolong segera di antar ya"
Pelayan Wanita yang saat itu tengah mencatat pesanan orang lain segera mencatat apa yang Renal minta.
Alasan mengapa Renal di dahulukan yaitu karna pakaian yang dia kenakan memberi kesan seorang Elit dari sebuah perusahaan besar, apa lagi ada lambang salah satu dari Mega Corporation.
Setelah selesai, Renal berjalan kembali lalu duduk di hadapan si wanita.
Dia membuka percakapan.
"Oh ya, kita belum berkenalan kan"
Si Wanita mengaguk.
Renal menujukan kartu tanda pengenal untuk meyakinkan pihak lain kemudian berkata.
"Perkenalkan nama saya Renaldi, saya adalah pengawai kantoran biasa yang di utus kemari karna beberapa pekerjaan"
Ketika melihat kartu tanda pengenal Wanita itu sedikit bereaksi namun segera setelah itu kembali ke sikap semula.
"Namaku Tia, pangil saja Tia tidak perlu mengatakan nona"
"Dimengerti"
(Seperti yang kuduga dia Wanita yang cukup Dingin)
Memberikan jawaban dingin, jika seperti ini terus mungkin percakapan akan berakhir dalam waktu dekat tapi itu bukan masalah bagi Renal karna dia akan masuk ke Fase Utama.
"Aku di kirim kemari untuk bertemu pihak Perusahaan Tambang milik Kekaisaran, jadi apakah anda tahu dimana tepatnya lokasi yang harus saya datangi?"
"Swasta atau Pemerintah?"
"Swasta dan Pemerintah"
"Jika kamu mencari Swasta, dari sini kau harus naik setasiun kereta lalu turun di setasiun berikutnya kemudian berjalan ke arah timur sampai melihat gedung tertingi disana, disitu kantor pusat Perusahaan Swasta yang ada di kota"
"Bila Pemerintah?"
Tia memejamkan matanya sebentar lalu memasang wajah serius.
"Apa itu soal Perijinan?"
"Iya, Tepat sekali, atasanku ingin memper panjang kontrak bisnis dengan perusahaan di pihak kekaisaran"
"Bagi kalian dari Negara Central seharusnya Kekaisaran tidak terlalu menarik untuk perkembangan bisnis karna birokerasi kami dan sentimen politik terkadang terlalu merepotkan untuk di atasi, jadi mengapa kalian begitu terdesak sampai harus datang jauh-jauh kemari"
"Mohon maaf Itu diluar pengetahuanku, namun bila memperhatikan gerak-gerik dari para atasan dan rumor yang beredar--"
Sebelum perkataan Renal di lanjutkan pihak lain bereaksi, Tia mulai menunjukan ketertarikan.
"Rumor?, rumor macam apa itu"
"Ada gejolak dari Negara Central"
"Gejolak?"
"Iya, sepertinya para atasan di perusahaanku dan perusahaan lain sedang menghawatirkan sesuatu, dilihat secara garis besar sepertinya mereka berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan Ekosistem bisnisnya atau mungkin saja menciptakan Ekosistem baru supaya bisa mengamankan pengaruhnya di pasar global yang saat ini menunjukan tanda-tanda perubahan, jika ini terus berlanjut gaya hidup orang-orang akan berubah ke arah yang tidak kita ketahui, dengan fakta itu pergerakan besar-besar dari Mega Corporation akan jadi sangat masuk akal"
Setelah mendengar semua itu Tia bersender ke Kursi di belakangnya dengan nyaman lalu berkata.
"Mungkin aku bisa mengatur pertemuanmu dengan pihak perusahaan kekaisaran"
"Tidak perlu, tolong, kau sudah sangat membantuku sejauh ini jadi untuk selanjutnya aku harus mengurusnya sendiri" mengatakan itu sambil tersenyum, berusaha menolak secara halus.
Pikiran Renal berputar, dia segera menyadari sesuatu.
(Gawat, jika topik seperti ini dilanjutkan mungkin aku akan menginjak ladang ranjau)
Itu tidak akan masalah jika sekedar pengawai kantoran biasa namun Tia yang mengetahui persoalan internal Kekaisaran lalu menawarkan untuk mengatur pertemuan membuktikan bahwa dia adalah seorang pegawai negeri, siapa yang tahu apa yang akan terjadi pada Renal bila Tia menyadari bahwa perkerjaan asli Renal ialah mencuri Data Rahasia Pemerintah tempat dia bekerja.
Hal buruk mungkin akan terjadi, Tidak, hal buruk pasti terjadi.
Pada awalnya Renal mengagap Tia mungkin adalah kariawan biasa di lihat dari sikap maupun penampilannya membuat dia harus mengunakan pendekatan lebih serius tentang pekerjaan lebih Efektif, namun ternyata Tia adalah seseorang yang harus Renal hindari.
(Aku harus mengunakan rencana lain)
Renal melihat Tia baik-baik kemudian menemukan sebuah Ide.
"Jepit rambutmu bagus, mungkinkah sebenarnya itu hadiah dari seseorang, seperti kekasih mungkin"
Tia mengelengkan Kepala lalu tersipu malu.
"Bukan, bukan, ini dari saudara perempuanku"
"Oh, kau punya saudara perempuan?, kebetulan sekali aku juga punya saudara perempuan"
Ketika Tia membicarakan saudara perempuan dia terlihat cukup senang dan Renal menyadari itu.
Wajah Tia mulai santai seperti ekspresi yang menujukan sesuatu yang cukup dalam.
"Bukankah mereka imut, memiliki saudara perempuan tidak ada yang lebih baik dari itu kan"
Renal mengikuti alur, kemudian berkata.
"Iya, aku setuju denganmu, apa lagi jika saudara perempuanmu adalah satu-satunya keluarga yang tersisa membuat rasa ingin melindungi dan menjaganya untuk tetap di dekat kita lalu melihat dia tumbuh dewasa, tidak ada yang lebih baik dari pada menyaksikannya tersenyum manis ketika mendapat kebahagian sejati, hanya dengan menyaksikan itu sudah lebih dari cukup untuk orang seperti kita mendapat kepuasan"
Berhenti di kalimat terakhir, lalu Renal merapikan dasinya dan meletakan kedua tangan di meja sambil menatap Tia dengan penuh ketulusan seperti larut akan cerita yang dia bawa.
Setelah itu semua Renal melanjutkan.
"Meskipun kesulitan yang tidak bisa di bayangkan menanti kita diamana tidak ada jalan lain selain mengahadapinya itu tidak akan jadi masalah, karna hanya dengan sedikit kebahagian kecil disitu akan ada harapan"
Banyak orang mengagap keluarga kebih dari segalanya, cakupannya bisa saja luas dimulai dari orang tua, saudara, sepupu, atau bahkan sebagian orang mengagap teman mereka seperti saudaranya, tapi Renal bukan orang seberuntung itu, satu-satunya orang yang pantas di anggap keluarga bagi Renal hanya lah kaka perempuannya, hanya dia seorang tidak ada yang lain.
Mendengar kata-kata Renal, Tia hanya terdiam tanpa menunjukan gerakan apapun.
Entah apa yang ada di pikiran Tia sekarang tapi dia hanya terdiam sambil terus menatap Renal.
Beberapa saat terlewati lalu Tia teringat sesuatu.
"Aku baru ingat ada beberapa hal yang ingin aku lakukan"
"Apa itu ada hubunganya dengan saudara perempuanmu?"
"Iya, aku ingin memberinya hadiah ulang tahun"
Mendengar itu Renal mulai melanjutkan.
"Wah, bolekah aku ikut?, mungkin aku juga ingin membeli beberapa hadiah untuk Saudara perempuanku"
##########################################
Di hari yang sama tidak jauh dari lokasi Tia dan Renal.
Ada seorang gadis remaja berjalan di pingir kota, melihat seragam rok mini yang dia kenakan gadis itu kemungkinan siswi sekolah menengah.
Nama gadis itu Lina Stevanov, Lina memiliki rambut pendek sebahu berwarna perak dan tinggi sekitar 165 cm, kulit putih mulus dan kecantikan yang luar biasa, tidak akan mengejutkan bila mendengar suatu cerita dimana teman-teman pria di kelasnya kadang meilirik Lina di beberapa kesempatan, mempertimbangkan hormon anak remaja sesuatu seperti itu tidak mengherankan.
Untuk umurnya sendiri sekitar 18 tahun.
Kini Lina membawa tas kecil yang hanya berisi tablet, di dunia ini tidak ada anak sekolah yang masih memakai kertas untuk mencatat pelajaran itu informasi umum.
Sambil mengunyah permen Lina melihat ke kanan dan kekiri seperti mencari seseorang.
"Dimana kaka, Tidak biasanya kaka terlambat, apa ada hal mendesak bahkan di hari liburnya yang sedikit"
Tidak biasanya Tia terlambat, bagi Lina ini jarang terjadi meskipun di beberapa kesempatan memungkinkan untuk hal itu tapi biasanya Tia setidaknya akan mengabari terlebih dahulu.
"Harus kah aku menghubunginya lagi"
Ketika Lina mengambil ponsel dari saku baju, tiba-tiba sesuatu menarik perhatianya.
Mengisi permen karet dengan udara lalu kemudian meletus seketika.
Lina menatap sesuatu yang tidak bisa dia percaya sama sekali dalam hidupnya.
Itu adalah sebuah keajaiban sekali seumur hidup.
"Tidak mungkin, ini pasti mimpi kan?".
Dia melihat seorang pria dan wanita berjalan bersama keluar dari kafe.
"Kaka perempuanku yang seorang wanita tua berumur 26 tahun serta ditakuti oleh semua pria di unitnya seakan membenci semua pria di dunia ini, kini berjalan bersama seseorang pria"
Jika Lina didatangi seseorang yang mengatakan dua hal berbeda, orang pertama mengatakan bahwa ada orang luar biasa yang bisa menempa besi hanya dengan tangan kosong sementara orang kedua mengatakan pada Lina kalau dia melihat Kaka perempuanya berkencan dengan seorang pria, maka orang pertama lebih bisa di percaya dari pada orang kedua dimana pada berikutnya orang kedua akan Lina hajar sampai masuk kerumah sakit karna mengatakan omong kosong.
Itu sama sekali tidak bisa di percaya kecuali Lina melihatnya secara langsung.
Seketika Lina berlari ke arah gedung kemudian besembunyi agar tidak dilihat kaka perempuanya Tia.
Nafas Lina mulai tidak normal.
"Jadi begitu, kaka perempuanku adalah tipe wanita yang lebih suka menjalin hubungan dengan pria yang lebih muda seumuran denganku dari pada pria seusianya"
Didalam hati Lina, dia bersukur pria yang bersama Tia terlihat tidak jauh berbeda dengan umur dia sekarang, akan gawat bila itu jauh lebih muda lagi.
"Aku mengerti kaka, sakalipun melangar hukum aku akan tetap mendukung perasaanmu"
#################
Note Autor ada di bawah.