Tahun baru Cina pun tiba,seperti janji Mikahel kemarin ia akan menemaniku dan Veni ke perayaan nya di tempat biasa Aku dan Veni pergi yaitu sebuah pecinan yang tak jauh dari rumah ku,Kami baru berangkat sekitar jam enam malam,Veni memakai baju khas nya,sementara Aku dan Mikahel hanya memakai baju "Asalkan Sopan" saja.Veni bercerita banyak sepanjang perjalanan,Dia terlihat begitu gembira,
"Oh iya,untuk tahun ini akan ada pesta kembang api"ucap Veni,
"Kembang api?Hanabi ya?"tanya Mikhael,
"Bukan,itu bahasa Jepang,Kami menyebut nya YanHua"ucap Veni,
Percakapan berlanjut hingga akhir nya Kami sampai di pecinan.Setelah turun Veni segera berlari dan hilang di balik kerumunan,
"Hei,mau kemana Dia?"tanya Mikhael,
"Kau akan tahu setelah Dia kembali"ucapku,
Tak lama kemudian Veni kembali,Dia membawa sebuah kotak berwarna merah,
"Ini Dia!"ucap Veni antusias,
Dia lalu membuka kotak itu dan mengeluarkan tiga buah gelang dari sana,
"Gelang?"tanya Mikhael,
"Ya,baru tahun ini di jual"ucap Veni,
"Ini untuk mu"ucap Veni sambil memberikan salah satu gelang untuk ku,
"Dan ini untuk mu"ucap Veni kepada Mikhael,
"Aku juga dapat?"tanya Mikhael,
"Kenapa? tidak mau?"tanya Veni,
"Ooh..tidak,Aku mau kok"ucap Mikhael,
"Baiklah,Kita berkumpul di mobil mu lagi satu jam dari sekarang,sampai jumpa"ucap Veni lalu pergi kegirangan.Aku dan Mikhael berkeliling dan menceritakan bahwa setiap kali Aku ke sini Veni selalu asik sendiri berkeliling,
"Petualangan Kita terpisah di sini,bersenang-senang lah"ucap Veni waktu pertama kali mengajakku ke sini,
"Apakah Aldi pernah menulis puisi tentang kembang api?"tanya Mikhael,
"Kalau tidak salah pernah"ucapku sambil mengingat redaksi puisi tersebut,
"Ooh iya,Aku ingat bunyi nya.."
"Aku dulu benci kembang api
Mereka terbang,melupakan ku di bawah,
Kini Aku sudah merasa tenang,
setelah ku tahu
mereka terbang,
meledak,
dan kembali jatuh,
dengan keadaan lebih hina"
"Puisi itu terdengar kejam"ucap Mikhael,
"Kau tahu,Dia menciptakan puisi itu saat marah padaku"ucapku,
"Oh ya? kenapa Dia marah?"tanya Mikhael,
"Dulu Aldi sangat terkenal di sekolah dasar,ia pintar,tampan,tapi ia sangat dingin...
"Tapi setelah kelas empat,para murid mulai melihatku yang sering bersama Aldi,mereka mulai membicarakan betapa cantik nya Aku,betapa menyedihkan nya Aku harus berteman dengan Aldi hingga akhir nya Aku mencoba berteman dengan mereka,tanpa kusadari Aku lebih banyak mengahbiskan waktu dengan mereka ketimbang dengan Aldi,Aku menjadi tenar sementara Aldi mulai pudar...
"Lalu salah satu murid laki-laki menyatakan perasaan nya padaku saat kelas lima,Aku menolak nya dengan baik-baik,seakan tidak terima ia malah menyebarkan berita bahwa Aku memarahi nya,menghina nya,hingga Aku pada akhirnya kembali ke dasar...
"Saat melihatku,Aldi hanya tertawa dan berkata'Sudah terbang nya,kembang api?',Aku melihat nya dengan muka masam dan mata berkaca-kaca,'Akhirnya meledak juga',ucap nya yang membuatku menangis dan memukuli nya...
"Dalam puisi itu Aldi menggambarkan ku sebagai kembang api yang tengah terbang,dan saat sampai di titik tertentu Aku meledak dan hilang,beberapa bagian ku hangus terbakar dan ada pula yang jatuh kembali,yang hangus itu ketenaran ku dan yang jatuh kembali adalah diriku yang rapuh yang kembali pada Aldi..."ucapku,
"Kalian itu hanya teman atau sepasang kekasih?"tanya Mikhael yang membuatku terdiam.