Yang lama ber-barengan
akan kalah dengan pilihan Tuhan
Maka dukung
tanpa mengharap mendung
Maka bantulah naik
tanpa berniat menarik
Maka ikhlaskan
tanpa dendam Kau sisakan
Karena Kamu cukup baik
Menemaninya sampai Dia dapat
Yang terbaik.
Puisi ini tidak tertulis langsung di buku puisi milik Aldi, melainkan di secarik kertas yang di selipkan di dalam nya.Kalau kubilang puisi ini untukku, tentu bukan, lalu.., untuk siapa?
"Puisi nya bagus" ucap Veni,
"Aku tak bertanya soal itu!" ucapku,
"Tapi benar lho! Kalau Aku sudah bertemu Aldi sejak kecil maka Aku akan jadi penggemar rahasia nya" ucap Veni,
"Kenapa hanya jadi penggemar nya saja?" tanyaku,
"Karena Dia sudah punyamu!" ucap Veni menggodaku lalu tertawa, Aku mencubit nya.
"Kalau begitu tanya saja pada Mikhael, kan Dia juga punya ketertarikan yang sama dengan Aldi" ucap Veni,
"Tanpa Kau suruh pun Aku sudah berniat bertanya pada nya" ucapku,
Tapi walau pun sudah bertanya pada orang yang sama-sama penulis puisi jawaban nya masih tidak seperti yang di harapkan.
"Mana ku tahu" ucap nya sambil mengangkat bahu,
"Astaga, ku kira bertanya pada mu bisa membantu" ucapku kecewa,
"Memang nya sebelum nya Kau bertanya pada siapa?" tanya Mikhael,
"Veni, Dia malah menjawab 'Puisi nya bagus' " ucapku,
"Memang nya Dia salah?" tanya Mikhael,
"Nggak sih..., tapi kan Aku tidak bertanya soal itu" ucapku menjelaskan,
"Mungkin saja itu puisi yang ia siapkan kalau nanti bukan Dia yang jadi pasangan mu" ucap Mikhael,
Aku memasang wajah kesal,
"Lho, kok marah? kan Kamu minta pendapat ku ini puisi buat siapa, siapa tau memang begitu"ucap Mikhael,
"Kalimat di puisi ini juga bagus, berima, tidak seperti puisi Aldi kebanyakan nya bukan?" ucap Mikhael,
"Kalau seseorang tiba-tiba melakukan hal yang bukan kebiasaan nya berarti ada sesuatu yang ingin ia sampai kan" ucap Mikhael.