Chereads / The Poem Book / Chapter 8 - Jadi Yang Kamu Mau

Chapter 8 - Jadi Yang Kamu Mau

Pagi itu Aku kembali bersekolah setelah libur akhir pekan.Seperti biasa Aku berangkat bersama Aldi, tapi entah kenapa ia tampak gugup sekali, memang ada yang berbeda tapi Aku tak tahu apa,

"Kau kenapa Aldi?" tanyaku,

"Ah,tidak, Aku tidak apa-apa"ucap Aldi,

Tapi walau ia menjawab "Tidak apa-apa", ia tetap tampak gugup,ia bahkan berjalan di belakangku,sesampainya di kelas Aku bertanya pada nya,

"Kau ini kenapa sih?" tanya ku ketus,

"Tidak apa-apa" ucap nya lagi,

"Lalu kenapa Kau tampak dan bersikap aneh hari ini?" tanya ku lagi,

"Kau tidak lihat?" ucap Aldi sambil menunjuk rambut nya, baju nya dan sepatu nya,

Hei, Aku baru sadar bahwa Dia mengikuti semua saranku, rambut nya disisir, baju nya di masuk kan, dan sepatu nya sudah di cuci,

"Aku mencoba menjadi yang Kau mau" ucap Aldi,

"Lalu kenapa Kau gugup?" tanyaku,

"Aku hanya takut terlihat aneh saja" ucap Aldi,

"Kau tidak terlihat aneh" ucapku,

"Kau nampak hebat!" ucapku lagi.

. . .

Kau tak perlu pujian

Dari keramaian

Kau hanya butuh pengakuan

Dari orang yang lebih

Dari teman.

Kau tak perlu pujian

Sekedar kalimat menghargai

Dari orang yang Kau cintai

Puisi ini di ciptakan Aldi hari itu,bagiamana Aku tahu? Hari itu hari kemerdekaan,Aldi menulis puisi ini diam-diam, Aku baru tahu ada puisi ini saat Aku duduk di bangku SMP, Aku benar-benar tersipu membaca nya walau akan aneh untuk jatuh cinta pada orang yang telah tiada.

"Hei, itu puisi dari siapa?" tanya teman sebangku ku dulu saat SMP,

"Ah..ini buatan ku sendiri" ucapku berbohong,

"Untuk seseorang ya?" tanya nya menggodaku,

"Ah bukan, Aku ikut lomba puisi di daerah rumahku, hadiah nya lumayan besar" ucapku lagi,

"Apa Aku bisa ikut?" tanya nya,

"Maaf, pendaftaran nya sudah tutup" ucapku,

Ah...menyebalkan memang untuk berbohong, karena sekali Kau berbohong, Kau akan terus berbohong untuk menutupi ke bohongan mu yang lalu.Aldi tidak pernah berbohong padaku,alasan Aku baru tahu ia menyukaiku adalah Aku tidak pernah bertanya.

"Jadi apa yang membuat mu tidak bisa melupakan Aldi?" tanya Mikhael,

"Banyak hal...Dia lugu,Dia pintar,Dia misterius dan kadang konyol.." ucapku,

"Konyol ?" tanya Mikhael,

"Ya...Kau tak perlu tahu cerita nya" ucapku mencegah Mikhael menggali lebih dalam,

"Orang tua nya masih hidup?" tanya Mikhael,

"Ya,masih di rumah yang sama,di sebelah rumah orang tuaku" ucapku,

"Aku sesekali ke sana bertemu mereka dan menemui adik nya" ucapku,

"Adik? Dia punya adik?" tanya Mikhael,

"Ya,perempuan,nama nya Nindi" ucapku,

"Berapa usia nya saat kakak nya meninggal?" tanya Mikhael,

"Satu tahun setelah kematian Aldi,Nindi lahir" ucapku,

"Berarti usia nya tidak jauh dengan Kita?" tanya Mikhael,

"Ya,tapi ia tidak sekolah normal seperti Kita,ia mendapatkan pendidikan dari Ibu nya yang seorang guru,sejak kematian Aldi Ibu nya tidak mau ada anak nya yang keluar rumah" ucapku,

"Memang nya kematian Aldi karena apa?" tanya Mikhael,

"Entah,mereka tak pernah memberi tahu ku" ucapku,

Perbincangan berakhir.