• H A P P Y R E A D I N G •
"Kak kayla mana mom?" tanya gadis kecil berusia 9 tahun sekolah dasar. Anak kedua dari Devano dan Lisya.
"Ada di kamar kak Gabriel, kayaknya mereka lagi belajar jangan diganggu."
"Masa iya belajar," Kaella memastikan kalau keduanya sedang belajar. Tapi saat Kaella akan membuka pintu, ia mendengar sesuatu yang aneh. Suara apa itu, Kaella memutuskan untuk mengetuk pintu saja.
"Kak Kayla, ini Kaella mau minjem hp dong, mau nonton video kpop enciti sama treasure." suara cempreng itu disertai ketukan pintu yang lumayan keras. 2 menit kemudian Kayla membuka pintu, lalu tersenyum ramah ke arah adik iparnya.
"Ini, jangan lupa streaming banyak-banyak. Kakak baru beli vocher 200 Gb buat nonton mereka."
"Disini ada waypi kak, napa repot-repot beli vocher."
"Kalau di rumah kakak, nggak ada waypi gratis hehe."
Ketika mereka sedang mengobrol, Gabriel keluar melewati kedua Gadis tersebut. Kayla menutup pintu kamar, kemudian menyusul Gabriel ke meja makan. Cowok itu duduk menunggu makanan yang akan di siapkan Kayla. Cewek itu sudah janji akan menyiapkan untuknya. Maka dari itu Gabriel duduk tanpa memandangi Kayla yang sibuk.
"Mau minum susu atau air putih aja? "
"Nggak perlu, gue bisa sendiri."
"Sekalianlah, mumpung ada calon istri disini."
"Kalau lo nggak pergi, gue muntahin makan ini, ngerti?" cetusnya, membuat Kayla menahan kesal. Tidak masalah, ini sudah biasa untuk Kayla.
Gadis itu memilih untuk menemui Kaella yang sedang asik streaming. Padahal ada Televisi untuk menonton lebih puas dan enak liat yang bening-bening. Namun tidak boleh dengan Gabriel, katanya mengganggu.
****
Hari kedua masuk sekolah Kayla menikmati sarapan pagi di rumah Gabriel. Cewek itu menginap, Devano sang calon mertua senang melihat Kayla berada di rumah ini. Karena ada dia, membuat rumah yang sepi menjadi ramai. Apalagi cocok sekali dengan Kaella, sudah komplit ramenya.
"Gimana MOS kamu Kayla?" tanya Devano.
"Alhamdulilah lancar kok, hari ini terakhir MOS. Jadi, nggak panas-panassan lagi hehe." jawab Kayla seraya cengar-cengir namun tetap sopan berbicara dengan calon mertua.
"Gabriel, jagain Kayla yang bener. Di luar sana banyak orang jahat. Kamu sebagai tunangannya harus lebih waspada."pesan Devano, kunyahan Gabriel terhenti mendengarnya. Lalu menatap wajah pria paru bayah itu yang berbalut kemeja.
Hanya menggangguk, ingin rasanya memberontak tapi bukan ini saatnya, Gabriel mendengus sabar melanjutkan sarapan paginya. Tidak senikmat biasanya, cowok jangkung itu tidak menghabiskan sarapannya. Ia bergegas untuk mengeluarkan motor ninja hitam yang sudah menemaninya sejak kelas 1 SMA.
Kayla pun menyusul kemudian mengaca ke spion motor. Ingin mengusik Gabriel, tapi ini bukan waktunya deh. Takut telat. Nggak ngusik pun Gabriel sudah merasa terusik ada Kayla di sini.
"Nggak ada niattan buat ngajak berangkat gitu, ya kayak "Beb, ayo naik kita berangkat sekarang." oceh Kayla sembari senyam-senyum ke arah Gabriel.
"Ogah," pedasnya mulut cowok itu.
"Huft, cuek banget. Padahal kemarin abis nyium gue tanpa ampun!" gerutu Kayla, membuat Gabriel tersinggung. Cowok itu menajamkan tatapannya ke arah Kayla. Yang benar saja, Kayla membahas itu.
"Diem, buruan naik!"
Dengan semringah gadis itu duduk diboncengan serta memeluk Gabriel seperti biasa. Cowok itu hanya mendengus sabar, percuma juga mencegahnya. Tidak akan digubris oleh Kayla.
****
"Kay, lo tadi berangkat sama kakak kelas cuek itu? Lo udah kenalan? ih kok nggak ngajak-ngajak gue siiiih." Elina penasaran, kenapa Kayla terlihat dekat dengan Gabriel. Ya meski Gabriel acuh sama Kayla, tetap aja mereka memiliki hubungan spesial.
"Mau tau aja atau mau tau banget?" Kayla dengan raut tengilnya membuat Elina gregettan. Elina sahabat Kayla, ia tidak mengetahui kalau Kayla sudah bertunangan. Hanya beberapa orang saja mengetahuinya.
"Mau tau banget lah, masa lo nggak mau ngasih tau gue. Parah lo!"
Kayla membisikkan sesuatu ke telinga Elina, sontak saja mata sipit itu membulat sempurna serta mulut yang terbuka lebar akibat terkejut dengan pernyataan Kayla barusan. "Lo serius? Dari kapan?"
"Dari gue masih 3 SMP. Baru 2 bulan kok, belum lama."
"Jadi, kalian gimana? Heboh kalau orang-orang pada tau Kay."
"Makanya diem, soalnya Gabriel nggak mau hubungan ini terpublish." seketika raut Kayla berubah menjadi dramatis, membuat Elina gemas sampai mencubit kedua pipi Kayla. Elina tidak mau melihat Kayla terus-terussan sedih. Ia tahu betul kehidupan Kayla. Hanya pertunangan ini saja yang ia tidak ketahui. Karena Kayla jarang banget cerita soal ini.
"Aw, miris ya hidup gue. Hahaha." tawa hambar keluar dari mulut Kayla.
"Lo tau batu kalau kena air lama-lama bisa bolong." Elina sok pintar,
"Apaan,"
"Cepat atau lambat, Gabriel bakal suka sama lo!"
"Itu sudah pasti, btw hari ini nggak MOS lagi?" Kayla mengalihkan pembicaraannya, nanti kalau ada yang dengar bisa bahaya. Gabriel akan sangat marah padanya.
"Untuk seluruh peserta MOS diwajibkan untuk kumpul di lapangan sekarang jugak!!" suara pengumuman itu membuat Kayla dan Elina memakai peralatan MOS. Kemudian lari terbirit-birit ke lapangan.
****
Istirahat waktu yang tepat untuk pergi ke kantin. Kayla dan Elina mendapatkan teman baru. Namanya Azura, gadis berambut panjang berkulit putih. Cantik, ramah dan cocok menjadi teman mereka. Apalagi kehebohannya, cocok menjadi Trio bar-bar di sekolah baru ini.
"Btw, gue tadi di bantuin Rexsa loh. Sang ketua kelas yang emmm, rasanya emm." Elina berhalusinasi tentang rexsa, kakak kelas ganteng, yang katanya mirip suaminya Kayla, si hyunsuk haha.
"Jangan ketinggian halunya, nggak enak kalau jatuh." celetuk Kayla.
"Seharusnya lo ngedukung, kasih semangat buat sahabat lo ini."
"Capek, gue aja berjuang belum ada hasil." balas Kayla sembari makan keripik kentang pedas kesukaannya.
"Syuttt, ada cogan lewat." bisik Azura, kedua teman barunya pun langsung diam kemudian mengikuti arah mata Azura. Mereka memandangi Wakil ketua Osis ganteng yang sedang melewati mereka.
"Gwellla, calon pacar banget ini mah." cicit Elina sembari menopang dagu, betapa terpesonanya dia dengan Haru yanendra sang Waketos itu.
Kayla menjitak kepala Elina,"Lo itu jadi cewek jangan serakah dong, satu aja napa."
"Iya ih, sana-sini diembat. Nggak kasian apa sama gue." timpal Azura.
Kemudian mata Kayla berpindah ke arah meja sebelah kiri. Di sana Gabriel tengah mengobrol dengan teman-temannya. Nongkrong, terlihat senyuman cowok itu membuat Kayla merasakan senang. Gabriel bersosialisi, padahal dulu anak itu paling anti mengobrol dengan orang lain.
Saat Gabriel memandang ke arahnya, Kayla langsung senyum serta melambaikan tangan. Sontak saja, Gabriel kembali membuang muka. Tidak mau ada yang tahu hubungan mereka di sekolah ini.
Nyesek, sudah pasti.
Kayla mencoba menahan senyuman itu agar terlihat baik-baik saja, meski merasakan sesaknya bukan main. Harapannya ingin sekali melihat Gabriel tersenyum saat bersamanya. Kayla terlalu banyak berharap sampai ia lupa, kalau dirinya memang tidak pernah di anggap oleh Gabriel.
To be continued😍