"Seperti angin yang selalu datang pada sebuah pohon. Bahwa pertemuan akan mengungkapkan kenyataan dari sebuah peristiwa. Tergantung dengan kita menyikapinya"
*Triying To stay*
---------------------------
Happy reading guys, jangan lupa ya untuk vote, coment sama share. Klo ada yg kurang cocok langsung aja bilang yak. Semoga suka 😊😊
-----------------------------
"Nit!" Ucapnya memanggil Qanita yang hendak membuka pintu mobil. Keduanya pun menoleh dan terdapat seseorang yang melambaikan tangan padanya.
Flashback on
Seorang laki laki turun kebawah dengan memakai pakaian rapi, Ia pun menuju ruang keluarga menemui keluarganya.
"Yah, Bun!" Ucapnya pada ibunya
"Eh ada abang. Mau kemana bang malam malam gini ?" Ucap bundanya yang bernama Aliza Fadhila
"Keluar sebentar, ada yang lupa keperluan yang belum dibeli" ucapnya
"Ikut kak, aku juga mau beli sesuatu"ucap adiknya yaitu Mayra.
Ya, lelaki itu adalah kakak dari Mayra. Ia sedang ada dirumahnya karna memang Ia jarang ada dirumah karna sibuk kuliah. Ia juga memilih tinggal di apartement karna merasa lebih leluasa katanya.
"Hm yaudah" katanya, ia bernama Muhammad Azwar Haidar, namun dirinya sering dipanggil Azwar
"Tunggu bentar kak" kata Mayra kemudian lari menuju kamarnya.
"Hm" ucap Azwar singkat.
"Jagain adeknya ya bang" ucap ayahnya bernama Malik Fazal Gafi, atau kalian bisa memanggilnya Fazal, atau Malik ya guys
"Iya yah" kata Azwar singkat.
"Yuk kak!" Ucap Mayra yang menuju mereka berkumpul.
"Yaudah yah,bun kita keluar dulu sebentar" ucap Azwar pada orangtuanya.
"Iya" ucap kedua orang tuanya beriringan.
Mereka pun menyalami orangtuanya.
Mayra mengajak kakaknya ke mall katanya mau beli buku. Ketika sampai di toko buku, Mayra malah membeli sejumlah novel.
"Beli novel? Bukannya masih banyak yang belum dibaca?" Kata Azwar pada adiknya.
"Iya heheh, gapapa kak ini yang terbaru" ucapnya segera menuju kasir.
"Terserah kau aja" ucapnya pasrah.
Mereka pun kembali ke parkiran karna barang yang diperlukan telah dibeli. Namun ketika di parkiran Mayra malah memanggil seseorang.
Flashback off
"Mayra?!" Ucap Qanita melirik seseorang yang menghampiri mereka.
"Iya Nit, bisa kebetulan ya kita ketemu disini. Ouh iya itu kakak lo?" Ucap Mayra melirik Amran yang terdiam.
"Iya" ucap Qanita singkat.
"Ouh iya kak, kenalin aku teman Qanita di sekolah, namaku Mayra Sandrina, salam kenal ya kak. Dan dia kakak ku" ucap Mayra memperkenalkan diri.
"Gue Muhamad Azwar Haidar kakaknya Mayra"ucapnya singkat. 'Keknya pernah ketemu, tapi dimana?' Hati Azwar berkata.
"Gue Amran Arsyad, kakaknya Qanita" ucap Amran singkat, entahlah rasanya Amran pun pernah bertemu dengan Azwar tapi entah dimana.
"Yaudah ya Ra, gue duluan" ucap Qanita kemudian memasuki mobil Amran diikuti oleh Amran.
"Iya Nit" ucap Mayra. Mereka pun meninggalkan tempat.
****
"Ra, sejak kapan kamu berteman sama Qanita?" Kata Azwar menanyakan pada Mayra
"Dia anak baru disekolah, yaudah kita temenan deh" ucap Qanita sambil membaca buku yang tadi ia beli.
"Sekelas?" Tanyanya
"Nggak, dia sekelas sama Keyra. Jadi kita temenan deh, kasian juga kan masih belum punya teman" ucap Mayra panjang lebar
"Ouh" ucap Azwar kemudian kembali fokus pada kemudinya.
***
Disisi lain Amran sedang fokus mengemudi, ia memikirkan pertemuan tadi. Qanita heran dengan sikap kakaknya yang tak biasanya seperti itu.
"Kak gapapa kan?" Ucap Qanita menanyakan pada Amran.
"Hm, gapapa" ucap Amran dengan datar
"Oh yaudah" ucap Qanita kemudian memainkan handphone.
Tak terasa mereka telah sampai dirumah. Mereka memasuki kamarnya masing masing. Waktu menunjukkan telah larut sehingga mereka pun tidur di kamar masing masing.
><><><><
Waktu berjalan begitu cepat, seminggu berlalu dari kejadian pertemuan itu. Dan tiga hari lagi Qanita dengan tingkat sekolahnya akan melaksanakan perkemahan. Para pengurus OSIS dan pembina sibuk meninjau letak perkemahan, dan memberi tanda larangan tempat yang tidak boleh dikunjungi.
"Kepada seluruh siswa SMA ANTRIKA harap untuk berkumpul di aula sekolah. Sekali lagi kepada seluruh siswa SMA ANTRIKA harap untuk berkumlul di aula sekolah. Terimakasih". Terdengar suara instrupsi speaker pengumuman sekolah kepada seluruh siswa siswi SMA ANTRIKA.
"Eh tuh ada pengumuman ! Yuk langsung kesana!" Ucap Kinara yang menarik tangan kedua temannya.
Keyra tak bersama mereka dikarenakan sibuk bersama pengurus OSIS lain.
"Jangan tarik tarik juga Nar, sakit tangan gue!" Ucap Mayra terkekeh.
"Emm sorry!" Ucap Kinara dengan wajah tanpa dosa.
Akhirnya mereka pun pergi aula yang telah didapati banyak siswa lain. Untung saja mereka masih mendapatkan sisa tempat duduk. Mereka pun duduk disana, tak lama kemudian seorang pembina memulai pembicaraannya.
"Assalamu'alaikum.
Baik anak anak, hari ini Bapak mengumpulkan kalian karna ingin memberikan formulir untuk perkemahan, di formulir itu kalian minta orang tua kalian untuk mentandatangani surat mengizinkan siswa melaksanakan perkemahan. Kepada pengurus OSIS silahkan atur pembagiannya, sekian terimakasih"ucap Pak Fajar selaku pembina perkemahan tahun ini. Kemudian dilanjutkan oleh pengurus OSIS
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan saya Reza Bintang Pamungkas selaku ketua pengurus OSIS ingin memberikan arahan tertentu, kalian dapat mengambil formulir dari para pengurus OSIS yang telah di wakilkan disetiap kelas, nanti formulir kembali dikembalikan ketika sehari sebelum dilaksanakannya perkemahan. Sekian, jika ada yang ingin ditanyakan, kalian dapat tanyakan pada OSIS perwakilan dikelas. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh". Ucap Reza panjang lebar.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" ucap siswa siswi SMA Antrika serempak
Para siswa siswi pun segera menuju pengrus OSIS yang diarahkan perkelas. Sedangkan kelas Qanita adalah Keyra sebagai pengurus OSIS yang diwakilkan dikelasnya.
"Eh Nit, lo harus ikut ya! Nanti setenda sama gue" kata Keyra yang memberikan formukis pada Qanita
"Iya, tergantung izin orang tua sih Key" ucap Qanita datar
"Usahain lah lo ikut ok! Sekarang udah ngebagiin ini langsung pulang kok" ucap Keyra kembali fokus membagikan formulir.
"Iya," ucap Qanita datar lalu keluar dari aula karna sesak penuh dengan siswa dan siswi lain.
"Hai Nit, gimana ? Lo pasti ikut kan?" Kata Kinara yang datang menghampirinya.
"Entahlah" ucap Qanita lalu segera ke parkiran.
"Nit tunggu!" Ucap Mayra yang diikuti Kinara berkali ke arahnya
"Apa?" Ucap Qanita datar.
"Lo ikut ya, kok sifat lo dingin banget sih Nit, kenapa ada masalah?" Ucap Mayra khawatir
"Gapapa, lagian gue emang gini kok" ucap Qanita datar.
"Iya sih, lo dari awal masuk sekolah datar banget" ucap Kinara menjawab.
"Iya, gue duluan ya!" Ucap Qanita tersenyum tipis kemudian memasuki mobilnya.
Qanita melajukan mobil dengan kecepatan sedang, Ia juga berfikir apakah caranya selama ini salah? Tapi dia tak mengambil pusing itu semua, cukup dia pertahankan sifatnya itu.
****
Disisi lain terlihat Reza yang sibuk dengan pekerjaannya, ia membereskan ruang aula yang tadi digunakan acara bersama pengurus OSIS lainnya, akhirnya selesai juga.
"Rez yuk balik! Udah beres juga" ucap Aldi mengajaknya, yang terlihat temannya yang lain pun telah menunggunya.
"Iya" ucap Reza singkat
"Eh kak Reza!" Ucap Keyra menghampirinya.
"Iya, ada apa Key?" Ucap Reza menoleh menanyakannya pada Keyra.
"Em gini kak, nanti ketika berangkat ketempat perkemahannya, apakah OSIS beda bus atau gimana? Trus klo setendanya sama anggota lain boleh gak?" Ucap Keyra menyanyakannya pada Reza, namun malah Aldi yang menjawab
"Iya OSIS beda bus, emang kenapa ada masalah? Tapi klo lo maunya sebus sama teman lo ya gapapa sih. Klo masalah tenda tanyakan pada ketua" ucap Aldi menyaut begitu saja.
"Em yergantung sih Key klo masalah tenda, nanti aja klarifikasi lagi" Lanjut Reza
"Ouh gitu ya kak, yaudah makasih ya kak infonya" ucap Keyra lalu pergi begitu saja.
"Iya sama sama " ucap Reza dan Aldi kompak.
"Rez, Al cepet lah!" Ucap Farid memanggil keduanya yang masih terdiam. Keduanya pun menghampiri teman yang lain.
"Rez lo mau ikut kumpul dulu gak? Rencananya gue sama yang lain mau kumpul, tapi terserah lo sih" ucap Gilang yang tengah duduk diatas motornya.
"Kayaknya enggak deh, soalnya Bunda tadi nelpon buat langsung pulang" ucap Reza menghampirinya.
"Ouh yaudah, kita duluan ya!" Ucap Gilang beserta yang lain.
"Iya" ucap Reza kemudian memasuki mobilnya, memang Reza juga punya motor namun entah kenapa hari ini Ia malas memakainya.
Reza pun sampai dirumahnya, Ia segera memasuki rumah tersebut dan menuju kamarnya, namun langkahnya terhenti ketika Bunda memanggilnya.
"Nak!" Ucapnya membuat Reza menoleh ke sumber suara.
" iya bun?" Kata Reza menanyakannya pada bundanya itu, kemudian menghampirinya
"Nanti sehabis kamu shalat sama mandi kamu anterin bunda ke rumah teman bunda ya!" Ucap bunda yang tengah mengiris bahan masakan didapur.
"Iya bun, ayah belum pulang?" Ucap Reza bertanya pada Bunda
"Belum, katanya nanti pas kita kesana ayah nyusul" jawab bunda
"Ouh yaudah, Reza ke kamar dulu ya bun!" Ucap Reza kemudian pergi meninggalkan bundanya bersama bibi yang tengah sibuk didapur.
Reza keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang dikeringkan dengan handuk, Ia segera mengambil peralatan shalat, dan melaksanakan shalat dengan khusyuk. Sambil ia menunggu shalat maghrib dan isya ia mengambil al-qur'an kemudian membaca. Ia juga memurojaah hapalannya, walaupun belum banyak tapi ia tetap berusaha untuk menambah hapalannya itu.
Setelah shalat isya bunda memanggilnya untuk segera turun dan mengantarnya sesuai dengan perkataannya tadi sore.
"Reza!" Ucap Bundanya memanggil anak bungsunya itu.
"Iya" ucap Reza yang turun menuju kebawah danenghampiri bundanya dengan pakaian yang rapi.
"Yuk bun! Mobilnya yang aku aja ya!" Ucap Reza yang telah membawa kunci mobil
"Iya, udah telat kita!" Ucap bundanya yang terus saja melihat jam tangan yang melingkar ditangannya.
"Iya bun, sabar dulu " ucapnya ramah dan menyalakan mobil, bundanya pun masuk dengan terburu buru.
"Emang kita mau kemana bun?" Ucap Reza yang telah menancap gas mobil.
"Bunda mau ketemu teman kecil bunda, dia juga sibuk banget sama suaminya" ucap bundanya.
"Oh, bun abang kapan pulang?" Ucap Reza yang fokus pada kemudinya.
"Katanya liburan tahun ini, kamu sabar aja ya!" Ucap bundanya yang tau bagaimana rasa rindu seorang adik pada kakaknya.
"Iya bun!" Ucan Reza singkat.
Mereka pun telah sampai didepan rumah yang terbilang mewah. Mobil mereka pun segera memasuki halaman rumah itu.
-----------------
Kira -kira rumah siapa sih yang dikunjungi Reza dengan keluarganya? Pada penasaran gak? Boleh kok kalian coment gimana jalan ceritanya.
Qanita akan ikut gak untuk perkemahan?
Amran kenapa ya? Kok jadi diam gitu ? Sebenarnya Azwar ada hubungan apa sih sama Amran sampai Amran berfikir kayak serius gitu?
Intinya bantu support authornya ya! Kasian ini author gak ada yang support, berharapnya sih para readers ngesupport :(
Yaudah bantu share, coment, sama kasih vote/ bintang ya guys. Author sayang sama kalian. Kasian kan Qanitanya jadi pendiam mulu kayak es dingin banget, sampe Amran gak tau tuh gimana kembaliin Qanita ke yang dulu :)
Bantu doa juga semoga karya ini bisa sukses ya guys, kasian ini author bela belain gadang buat mikirin gimana kelanjutan ceritanya.