Hai readers !! sorry ya mungkin lama updatenya tapi gapapa ya, soalnya author udah ujian.
×××××××××××××××××××
Reza pun turun dari mobil bersama bundanya kemudian mulai memasuki rumah yang dihadapannya itu. Mereka pun memencet bel dan tak lama kemudian seorang wanita paruh baya keluar dengan pakaian muslimah.
"Assalamu'alaikum Sha, udah lama ya kita gak ketemu." ucap Bunda tersenyum kemudian mereka saling peluk.
"Waalaikumsalam Qia, iya ya. Yaudah sini masuk."ucap Alisha mempersilahkan Qia dengan Reza memasuki rumahnya.
Merekapun memasuki rumah Alisha itu dan berkumpul di ruang tamu.
"Ouh iya Qia ink anak kamu? Yang pertama itu?" Ucap Alisha menanyakannya pada Qia atau bundanya Reza.
"Iya ini anak aku, tapi ini yang kedua bukan yang pertama, yang pertama belum pulang" jawab Qia seraya tersenyum pada Alisha.
"Namanya siapa?" Tanya Alisha
"Nama saya Reza Bintang Pamungkas tante" ucap Reza tersenyum padanya.
"Ouh, kelas berapa?" Ucap Alisha
"Kelas XII tan, di SMA Antrika" ucap Reza tersenyum simpul.
"Ouh iya satu sekolah sama anak tante. Anakmu baik banget ya Qia" ucap Alisha tersenyum pada Qia.
"Iya alhamdulillah, anak kamu kemana Sha?"cap Qia menanyakannya pada Alisha.
"Ada, tuh yang pertama. Kak sini sebentar!" Ucap Alisha kepadanya, orang yang tertunjuk pun menghampirinya seraya tersenyum.
"Iya, ada apa mah?" Ucap Amran to the point.
"Salam dulu sama tantenya!" Ucap Alisha, Amran pun melakukan seruannya.
"Assalamualaikum tan, saya Amran Arsyad putra dari ibu Alisha." ucap Amran sopan pada Qia.
"Waalaikumsalam, perkenalkan tante namanya Qia Rahmania, teman kecil ibu kamu. Ouh iya, ini anak tante namanya Reza, usianya lebih muda dari kamu." ucap Qia pada Amran.
"Ouh gitu ya tan, salken ya dek, kalo gitu Amran izin ke belakang dulu ya!"ucap Amran kemudian meninggalkan mereka.
"Tan, maaf memotong pembicaraan, dibelakang ada taman gak?"ucap Reza, karna rasanya ia ingin mencari udara angin malam.
"Ada,kebelakang aja gapapa" ucap Alisha memberitahu Reza
"Yaudah klo gitu bun, tan Reza ke belakang ya!"ucapnya lalu meninggalkan mereka.
Ketika dirinya berada di taman belakang, ia melihat ada Amran yang duduk bersama seorang wanita, sepertinya dari gerak geriknya ia tau dia siapa tapi entahlah. Ia memperhatikan mereka namun rasanya lebih baik ia memainkan handphonenya.
"Nit, kamu udah makan belum?" Kata Amran yang duduk disampingnya.
"Belum kak," ucap Qanita tersenyum tipis.
"Dari siang?" Kata Amran yang terlihat khawatir.
"Iya" singkat Qanita
"Nih, tadi kakak bikin. Ternyata benarkan dugaan kakak!" Amran memberikan sebuah kotak yang berisi roti bakar buatannya.
"Iya kak, makasih." Qanita menjawab dengan tersenyum tipis padanya.
"Iya sama sama. Inget kamu harus jaga kesehatan, nanti sakit loh!"ucap Amran tersenyum padanya. Ia tidak marah hanya saja mengkhawatirkan adiknya itu.
"Iya kak, tapi ini kebanyakan," ucap Qanita yang melihat isi dari kotak itu.
"Udah kamu makan aja." ucap Amran yang menginginkan Qanita memakannya.
"Iya, tapi berdua aja ya," pinta Qanita.
"Yaudah, tapi kamugak dinginkan disini?" Tanya Amran.
"Enggak kak, udara malam itu enak kak, lagian bisa liat bintang juga," ucap Qanita sambil melihat langit yang bertaburan bintang.
"Kamu juga harus seperti bintang Nit, tetap bersinar apapun yang telah terjadi di siang hari namun bintang tetap ada bersinar dimalam hari." Pernyataan Amran panjang lebar.
"Iya kak. Kakak juga harus seperti bulan kak, selalu ada untuk bintang. Makasih ya kak," ucap Qanita yang tersenyum melihat indahnya langit malam.
"Iya Nit, kedalam yuk. Udah malam dingin gak baik buat kesehatan" ucap Amran mengajaknya
"Iya kak, kakak aja duluan." Jawab Qanita kembali fokus pada keindahan langit.
"Yaudah kakak kedalam dulu nanti kesini lagi, nih pake jaket kakak biar gak terlalu dingin." Kata Amran yang memberikan jaketnya pada adiknya.
"Iya kak" ucap Qanita singkat.
Tersisa Qanita dengan Reza yang tetap di taman. Tak lama kemudian masing masing memutuskan untuk kembali ke rumah Qanita.
"Assalamualaikum bun, yah, tan, om. Bun, Yah mau pulang sekarang?" Tanya Reza pada orangtuanya.
"Udah mending makan dulu aja, udah disiapin juga." Alisha menjawab, berharap temannya itu mengiyakan.
"Iya makan dulu aja, kita makan malam bersama" ucap Rifky.
"Gimana bun?" Tanya ayahnya Reza.
"Yaudah kita makan malam disini aja ya, tapi gak ngerepotinkan?" Tanya Qia kepada keluarga Alisha.
"Enggak kok!" Jawab Alisha yang diangguki Rifky.
Merekapun segera menuju ruang makan yang didapati Amran dan Qanita disana.
"Eh Qanita ya?" Tanya Reza dengan mimik kaget namun dapat menetralkannya.
"Emm iya kak. Kakak ngapain disini?" Tanya Qanita.
"Ehh kalian udah kenal ya? Nit gak boleh gitu, Reza itu anak dari tante Qia teman mamah." Ujar Alisha menerangkan.
"Ouh gitu ya mah, maaf ya kak," ucap Qanita yang datar.
"Emm iya, berarti kamu anak tante Alisha ya?" Tanya Reza.
"Iya kak" jawab Qanita singkat.
"Ehh udah dulu ngobrolnya sekarang makan dulu yuk." Potong Alisha berkata.
Mereka pun makan malam bersama, kecuali Qanita, entahlah mungkin ia kenyang karna tadi makan roti dari Amran. Hingga tak terasa waktu telah malam, keluarga Reza pun berpamitan kepada keluarga Qanita.
"Yasudah klo gitu kita pamit ya, udah malam juga." Kata Ayah Reza tersenyum simpul.
"Iya Sha, kita pamit ya. Kasian Reza besok lagi sibuk buat persiapan perkemahan," ucap Qia.
"Iya, hati hati ya, kapan kapan kita ketemu lagi." Kata Alisha beriringan dengan Rifky, sedangkan Qanita dan Amran hanya tersenyum walaupun tipis namun dapat terlihat oleh mereka.
"Iya, yasudah ya. Assalamualaikum" ucap keluarga Reza. Mereka memasuki mobil sedangkan Reza membawa sendiri mobilnya.
"Waalaikumsalam" ucap keluarga Qanita beriringan.
Reza dengan keluarganya telah meninggalkan halaman rumah Qanita, Ia pun memutuskan untuk memasuki kamarnya, rasanya lelah hari ini, namun Ia tak tau dikarenakan apa ia menjadi lelah.
"Mah, Pah, Kak aku ke kamar dulu ya," ucapnya kemudian beranjak menuju kamarnya.
"Iya kamu tidur ya," ucap Alisha yang tengah duduk disamping Rifky.
"Jangan gadang ya, gak baik untuk kesehatan." Kata Rifky.
"Iya Mah, Pah" ucap Qanita singkat.
"Amran juga mau tidur aja ya Mah, Pah." Kata Amran yang beranjak berdiri.
"Iya" ucap keduanya singkat.
Mereka pun tidur di kamar masing masing, walaupun Qanita belum tidur dikarenakan Ia tidak bisa tidur, entahlah apa yang dipikirkannya hingga Ia begitu. Waktu malam telah larut, namun dirinya tetap belum tidur, akhirnya Ia pun merebahkan tubuhnya berharap Ia dapat tertidur.
Pagi hari telah tiba, sinar matahari telah masuk menyinari jendela kamar Qanita. Ia telah keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar dikarenakan telah membersihkan tubuhnya. Qanita pun keluar dari kamar dan membawa formulir yang kemarin, ketika keluar dari kamar Ia berpapasan dengan Amran.
"Eh hai pagi Nit, yuk turun." Ujar Amran tersenyum.
"Pagi juga kak," ucap Qanita datar.
"Ran, Nit ayok makan!" Teriak Alisha dari bawah.
"Iya mah," ucap keduanya beriringan.
Mereka pun turun dan sarapan bersama, setelah selesai Qanita memberikan formulir yang diberikan pihak sekolah kemarin.
"Kamu mau ikut Nit?" Tanya Rifky pada anaknya.
"Terserah Mamah sama Papah aja," jawab Qanita sambil menatap formulir itu.
"Ya kalo Mamah sih setuju aja, kalo kamu mau ya udah ikut aja." Jawab Alisha, karna ia tau mungkin anaknya itu menginginkan ikut.
"Papah juga setuju sama Mamah, tapi ingat harus jaga diri baik baik ya," pernyataan Rifky.
"Iya Pah," ucap Qanita singkat.
"Nit ke taman belakang yuk, main basket." Kata Amran mengajaknya, karna hari ini Qanita libur untuk mempersiapkan perlengkapan perkemahan. Sedangkan Amran hari ini hanya ada kelas siang jadi ada waktu untunknya dirumah.
"Yuk!" Jawab Qanita tersenyum.
"Kamu tunggu disana nanti Kakak nyusul bawa bola." Kata Amran yang beranjak pergi membawa bola basketnya.
Mereka telah berada di taman belakang, ya ditaman ini ada juga lapang basket namun tak terlalu besar, habya untuk main saja. Karna lelah mereka pun duduk di kursi yang ada disana.
"Nih minum, nanti lanjut lagi." Amran memberikan minumnya pada Qanita.
"Iya, Kak boleh gak aku nanya?" Tanya Qanita pada Amran.
"Iya, emang nanya apa?" Jawab Amran yang langsung minum air yang tersedia.
"Kak sebenarnya Kak Azwar ada sangkut paut apa sama Kakak?" Tanya Qanita to the point.
Flashback on
Setelah beberapa hari dari kejadian Amran dan Qanita bertemu tak sengaja dengan Mayra dan Azwar. Amran memutuskan meminjam handphone Qanita lalu share kontak Mayra pada nomornya, tanpa sepengetahuan Qanita. Ia segera memberikan pesan kepada Mayra.
To:Mayra
May, gue Amran kakaknya Qanita, klo boleh gue mau minta nomornya Azwar boleh?
Mayra
Iya kak, memangnya ada keperluan apa kak?
To : Mayra
Gapapa May, cuman gue ada keperluan aja sama dia :) eh tapi lo jangan bilang sama Qanita ya.
Mayra.
Iya kak, ini gue share kontaknya. Sip kak gak bilang sama Qanita kok.
To:Mayra
Ok, thank ya May
Mayra
You're welcome
Amran pun langsung to the point memberikan pesan kepada Azwar, Ia berharap tentang isi pikirannya dapat terjawab jika Ia bertemu dengannya.
Amran
Assalamu'alaikum, gue Amran kakaknya teman adek lo.
Azwar
Wa'alaikumussalam, iya ada apa ya?
Amran
Besok bisa ketemu sama gue? Ada hal penting yang mau gue tanyain sama lo.
Azwar
Iya boleh, nanti gue share lokasinya
Amran
Ok, jam 9 ya.
Azwar
Ok.
Waktu malam telah larut, Ia memutuskan untuk tidur karna pertanyaan pertanyaannya itu akan terjawab besok.
****
Azwar telah memberikan lokasinya padaAmran, dan kali ini Ia telah menunggunya di sebuah kaffe yang telah ditentukan. Tak lama kemudian Amran datang dan langsung menghampirinya.
"Perasan gue kita sebelum ketemu pas diparkiran pernah deket deh Ran, lo ngerasa gak kayak gitu?" Tanya Azwar pada lawan bicaranya itu.
"Iya gue juga ngerasanya gitu." Jawab Amran singkat.
******************************
Hy readers kita bahas ya sebenarnya apa yang terjadi pada mereka, Azwar dengan Amran ada masalah apa?
Kita ungkapkan di chapter berikutnya :) jangan lupa ya coment, vote and share.
Semoga aja authornya semangat buat nulis ya :)
Gak tau tuh akhir akhir ini jadi males banget buat nulis, tapi gapapa ya doain aja yang terbaik untuk authornya.
Jangan lupa tersenyum dan bahagia ya :) lupakan semua masalah hibur diri sendiri. Bahagia itu indah :)