Chereads / trying to stay / Chapter 9 - Chapter 9

Chapter 9 - Chapter 9

''Iya kenapa Kak?" Jawab Qanita pada Amran.

"Emm.... nanti setelah kamu kemah, rencananya Azwar mau main kesini." Ujar Amran, namun respon Qanita tetap datar.

"Ouh iya Kak," jawab Qanita datar, jujur Qanita merindukannya, namun Ia kecewa terhadapnya.

"Iya, yaudah Kakak ke kamar dulu ya.'' Kata Amran memperingatkan.

"Iya Kak,'' jawabnya singkat.

Waktu terus berjalan, hingga hari telah berubah menjadi malam. Rifky menghampiri kamar Qanita.

"Assalamualaikum, Nit !" Ucap Rifky mengetuk pintu kamar Qanita.

"Waalaikumsalam Pah, kenapa?" Tanya Qanita yang keluar dari kamarnya.

"Kita makan malam diluar, kasian yang lain udah nunggu." Ucap Rifky pada anaknya.

"Iya Pah, tunggu sebentar Nita siap siap dulu,'' ujar Qanita yang tersenyum tipis padanya

"Iya, Papah tunggu dibawah. Jangan lama ya," ucap Rifky yang tersenyum pada Qanita, lalu meninggalkannya.

Qanita pun kembali ke kamarnya, Ia memilih pakaian yang cocok. Setelah selesai Qanita pun segera menghampiri keluarganya yang telah menunggu.

"Wahh, anak Mamah cantik,'' ucap Alisha melihat Qanita menghampiri mereka.

Mereka pun berkumpul, dan memutuskan untuk memakai satu mobil saja. Ditengah perjalanan tak banyak perbincangan sedari tadi Qanita diam saja hanya mendengarkan obrolan keluarganya itu.

"Nit, gimana sekolah kamu? Besok kamu kemahkan, biar Papah yang antar ya." Ucap Rifky memancing pembicaraan dari Qanita.

"Baik Pah. Iya besok Nita kemah, makasih Pah,''ucap Qanita dengan tersenyum tipis.

"Pah, tumben kita makan diluar ada apa?" Tanya Amran kepada Rifky yang fokus mengemudi.

"Gapapa, ya Papah pengen aja, udah lama juga kita gak dinner di luar." Ucap Rifky menjelaskan.

"Oh" ucap Amran ber-oh ria.

Mereka sampai di sebuah restaurant. Rifky pun memarkirkan mobilnya, mereka masuk di salah satu meja yang telah dipesan oleh Rifky.

"Yuk, itu mejanya." Ujar Rifky menunjukkan meja yang telah dipilih.

"Papah kapan pesan mejanya?"  Tanya Alisha pada suaminya.

"Tadi, kebetulan katanya masakannya enak, mangkanya Papah mutusin buat ajak kalian kesini.'' Jawab Rifky tersenyum pada Alisha.

"Pak, ini pesanannya." Ucap seorang waiters  memberikan sejumlah makanan yang telah dipesan dan ada satu kotak kado yang telah dihias berbagai pernik.

"Ouh iya, makasih mbak." Ujar Rifky tersenyum pada waiters itu.

Terlihat Alisha yang diam, ya Rifky memang memiliki paras yang terbilang tampan, hingga membuat Alisha cemburu.

Wkwkw

Rifky yang sadar akan itu, mengambil kotak kado itu. Lalu menyerahkannya pada Alisha.

"Nih Mah semoga suka ya, makasih ya udah jadi pendamping hidup aku, jadi ibu dari anak anak kita. Maaf ya mungkin Papah ada salah sama Mamah, Papah sayang dan cinta sama Mamah. I love you Mah." Pernyataan Rifky kepada Alisha, lalu mecium tangan Alisha  yang membuat semuanya terharu.

"Iya Pah, love you too Pah. Jadi malu tau Pah." Ucap Alisha yang tak kuat membendung air mata bahagia.

Qanita dan Amran yang melihat itu tersenyum penuh haru, tak menyangka jika Rifky akan melakukan ini semua hanya untuk istrinya atau Alisha.

"Papah sama Mamah kok  romantis  didepan kita. Kasian kan kita jomblo yakan Nit!'' Ucap Amran yang meratapi nasibnya, sedangkan Qanita hanya tersenyum melihat pengakuan kakaknya.

"Ehh, maaf sayang, yaudah yuk makan makanannya,'' ucap Rifky tersenyum pada keluarganya.

Mereka pun menikmati hidangan yang telah disediakan. Setelah selesai mereka pun berbincang. Tak lama mereka sedang berbincang ada sejumlah wanita menghampiri mereka.

"Assalamualaikum om, tan, kak, Nit. Kebetulan ya kita ketemu disini." Ucap Keyra yang tersenyum bersama yang lain.

"Key, eh kalian ngapain disini, gak ngasih tau juga." Tanya Qanita.

''Eh jawab dulu salamnya Nit," ucap Alisha pada Qanita. "Waalaikumsalam." Ucap Qanita beriringan dengan keluarganya.

"Kalian temannya Qanita ya?" Tanya Rifky kepada Keyra dengan yang lain.

"Iya om, saya Keyra, disamping kanan saya Kinara dan disamping kiri saya..."

"Mayra benar kan?" Jawab Amran memotong pembicaraan Keyra.

"Iya Kak,'' ucap Mayra tersenyum pada keluarga Qanita.

"Kita kesini mau minjam Qanitanya sebentar om, tan. Boleh gak? Klo nggk juga gapapa.'' Ucap Keyra mewakilkan temannya.

"Ouh iya silahkan, tapi jangan lama lama ya." Jawab Alisha tersenyum padanya.

"Iya tan, makasih ya." Ucap teman Qanita beriringan diakhiri senyuman.

"Iya,'' jawab dingkat dari Alisha. "Yaudah Mah, Pah, Kak. Aku sama mereka dulu ya," pamit Qanita kepada keluarganya.

"Iya " jawab keluarganya bersamaan.

Qanita pun pergi bersama temannya dan duduk di meja dekat keluarga Qanita.

"Nit, tadi beneran Kakak lo? Ganteng banget," ucap Kinara menanyakannya pada Qanita.

''Iya, dia Kakaknya Qanita namanya Kak Amran." Bukan Qanita yang menjawab namun Mayra yang menjawab pertanyaan itu.

"Lo udah kenal May? Kapan? kok lo gak kasih tau!" Seru Keyra penuh tanya.

"Iya, gue kebetulan ketemu sama Qanita dengan Kak Amran, di parkiran mall.'' Jawab Mayra santai.

"Beneran Nit?" Tanya Kinara membutuhkan kepastian.

"Iya, kalian ngumpul kok gak bilang?" Tanya Qanita datar.

"Lo gak on ya? Kita udah bahas di grup, tapi lo gak on. Ditelpon juga sama lo gak aktif." Ucap Mayra kepada Qanita.

Qanita pun mengecek handphone nya dan benar saja terdapat banyak notifikasi di handphonenya. Namun ada nomor yang tak dikenal menghubunginya. Ia pun membukanya dan membacanya.

08xxxxxxxx

Halo Nit, ingat sama gue gak?

Klo lo mau tau gue siapa, lo bisa datang ke tempat xxxx hari minggu jam 9.

From ; Qanita

Mau lo apa ?

To : Qanita

Lo datang aja sendiri ketempat itu, klo lo sama orang lain, liat aja Kakak lo taruhannya.

Namun Qanita hanya membaca pesan dari tak dikenal itu. Teman Qanita yang menyadari Qanita yang diam saja melihat handphone heran, sebenarnya apa alasan yang membuat Qanita tetap memerhatikan handphone.

"Nit, kenapa hm? Ada masalah?" Tanya Keyra yang menyadari bahwa Qanita diam saja.

"Gak kok, gak ada." Ucap Qanita menetralkan mimik wajah.

"Beneran? Cerita aja Nit, gapapa." Ucap Keyra penuh curiga.

"Iya gapapa, yaudah gue duluan ya, Papah udah manggil." Jawab Qanita mengalihkan pembicaraan  dan melihat Rifky telah melambaikan tangan yang berarti untuk pulang.

"Yaudah, besok inget jangan lupa!" Ujar Kinara sedikit teriak karna Qanita telah menjauh yang mengakibatkan menjadi pusat perhatian

Qanita hanya menoleh lalu mengangguk dan pergi bersama keluarganya. Diperjalan seperti tadi Qanita hanya mendengarkan obrolan keluarganya, Ia hanya memikirkan apa isi dari pesan tadi. Apa maksudnya? Mengapa dia menginginkan dirinya untuk bertemu? Jika Qanita tak datang Ia tak mau Amran menjadi korbannya. Ia harus bagaimana sekarang ?

"Nit, perlengkapan untuk besok udah siap kan?" Tanya Alisha memancing obrolan dari Qanita.

"Udah Mah." Jawab Qanita singkat.

"Besok kamu berangkat sama Papah kan?" Tanyanya lagi.

''Iya Mah, tapi klo Papah sibuk Nita sama Kak Amran aja, ya Kak?" Ujar Qanita datar namun terseyum tipis.

"Enggak kok, Papah gak sibuk." Ujar Rifky yang sedang mengemudi.

"Iya Pah." Ucap Qanita singkat.

Tak terasa mereka telah sampai di halaman rumah. Mereka pun segera masuk kedalam rumah, karna waktu yang terus bergulir dan berlalu.

"Yaudah good night ya sayang, langsung tidur jangan tidur malam." Ucap Alisha tersenyum manis pada keluarganya.

"Night too Mah,'' ucap Amran beriringan dengan Qanita.

Masing masing memasuki kamar lalu tidur. Sedangkan Qanita hanya merenung hingga sadar bahwa malam telah larut, dan memutuskan untuk tidur.

******

Terdengar tengah berkumandang adzan subuh, dan Qanita sedang melakukan shalat subuh. Setelah selesai, Ia pun segera membersihkan tubuhnya dan mengecek kembali perlengkapan yang telah disiapkan.

"Ok semuanya udah siap. Gue nanti datang aja gitu, gue gak mau Kak Amran kayak dulu lagi." Ucap Qanita bergumam sendiri, tanpa disadari Amran masuk dan menanyakan apa yang dimaksud Qanita.

"Datang kemana? Emang ada apa sama Kakak?" Tanya Amran membuat Qanita terkejut namun dapat menetralkan mimik wajah.

"Itu Kak,  tadi ada nyamuk katanya mau gigit Kakak, kan kasian nanti berdarah." Alibi Qanita berharap Amran tak curiga padanya.

"Yaampun Nit, nyamuk dipikirin, ada ada aja. Yaudah kamu mau berangkat sebentar lagi kan? Yuk sarapan dulu, makanan ringannya ada dibawah." Ucap Amran seraya tertawa karna ucapan Qanita.

"Iya Kak, ini dikit lagi. Nanti Nita kebawah kok." Ucap Qanita sedikit tenang karna Amran tak curiga padanya.

"Ok, jangan lama." Jawab Amran tersenyum padanya.

"Ok." Jawab Qanita singkat dan kembali fokus pada kegiatannnya.

Setelah merasakan semuanya telah selesai dan tak ada lagi keperluan yang tertinggal. Qanita pun memutuskan untuk menemui keluarganya dan melaksanakan sarapan bersama.

"Gimana Nit, udah siap kan? Mau berangkat sekarang?" Tanya Rifky kepada anaknya.

"Iya Pah, kita berangkat sekarang." Ucap Qanita datar.

"Yaudah, hati hati dijalan ya sayang." Ucap Alisha pada anaknya dan suaminya itu.

"Yaudah Mah, Amran juga berangkat sekarang. Ada kelas pagi soalnya." Ucap Amran seraya melihat jam ditangannya.

"Iya," ucap Alisha singkat.

"Assalamualaikum Mah, kita berangkat dulu." Ucap mereka meninggalkan Alisha sendiri dirumah berama bi Minah.

"Iya, waalaikumsalam. Hati hati ya." Jawab Alisha kepada mereka yang berangkat.

Amran, Qanita dan Rifky meninggalkan rumah. Mereka terpisah arus ketika dipertigaan. Tak lama ber Rifky dan Qanita telah sampai didepan gerbang SMA Antrika.

"Makasih Pah udah dianterin, klo gitu Nita masuk dulu. Assalamualaikum." Ucap Qanita seraya menyalami Rifky.

"Iya, hati hati ya, harus bisa jaga diri. Waalaikumsalam." Jawab Rifky dengan tersenyum.

Qanita pun menghampiri teman temannya yang telah berkumpul didepan kelas.

"Nit, untung lo gak kesiangan." Ucap Keyra yang tengah sibuk.

"Yaudah nih Key." Kata Qanita menyerahkan formulir pada Keyra.

"Ok, sebentar lagi berangkat. Lo tunggu disini nanti gue balik lagi." Ucap Keyra lalu meninggalkan Qanita.