Chereads / Petrichor~ / Chapter 2 - # 1

Chapter 2 - # 1

Semilir angin sore menyapu lembut wajah seorang gadis cantik yang tengah berdiri di halte bus . Mata teduhnya terfokus pada semburat pelangi di langit sore yang begitu memanjakan mata .

Sisa-sisa air hujan yang jatuh masih terlihat membasahi tanah yang telah lama mengering . Menyisakan aroma khas yang menenangkan . Aroma yang dapat menimbulkan perasaan emosional bagi sebagian orang . Memaksa otak untuk memutar kembali ingatan-ingatan di masa lalu .

Perpaduan antara hujan dan tanah tandus yang menyatu tentu dapat menenangkan hati, pikiran dan membuat sebagian orang kembali bernostalgia bukan ?

Alana khafa alayya , gadis cantik penyuka hujan

Baginya hanya hujan yang mengerti dirinyaa .

Hanya hujan yang mampu menyamarkan buliran air mata yang keluar dari kedua sudut mata teduhnya untuk menutupi kesedihannya kala itu .

Serpihan masa lalu kembali menghampiri ingatannya dimana ia duduk bersimpuh di pusara tanah merah yang basah kerena guyuran air hujan dengan nisan yang menancap . Baju putih lusuh yang terkena tanah dan guyuran air hujan menjadi saksi kerapuhannya saat itu .

Mengingat kembali rasanya kehilangan seseorang yang begitu berharga untuk kita tentu sangat menyakitkan bukan ?

" alanaaaa " sapa seorang perempuan berambut panjang tengah berlari kecil menuju halte. Alana yang merasa dirinya terpanggil menoleh ke sumber suara yang memanggilnya .

" loh Keisya ? Gue kira lo udah pulang, bukannya lo bawa mobil ? " ujar alana sedikit terkejut pasalnya setelah jam matakuliah berakhir keisya yang berstatus sebagai sahabatnya itu mengatakan jika dirinya ingin pulang lebih awal , sedangkan alana harus pergi ke perpustakaan untuk menyiapkan bahan yang akan dia dan kelompoknya presentasikan minggu depan .

" Iyaa emang harusnyaa gue udah di apartemen sekarang tapi belum juga jauh dari kampus mobil gue tiba-tiba mogok gue lupa udah lama mobil gue ga di service " ujar keisya mendengus kesal

" Lo sendiri tumben banget al naik bus, kenapa ga bilang ke gue kalo lo ga dijemput sama pak agus biar nanti pulang bareng eh tapi percuma si mobil gue juga mogok " ujarnya kembali tertawa kecil

" gue juga baru tadi dapet kabar dari pak agus kalo tiba-tiba anaknya sakit jadi dia harus nganter anaknya berobat kedokter " ujar alana memberi sedikit penjelasan, keisya hanya menganggukan kepalanya tanda mengerti .

" terus mobil lo sekarang dimana ? " tanya alana

" sama ka bagas " ujar keisya tersenyum memperlihatkan deretan giginya .

" beruntung tadi ka bagas masih ada dikampus buat ngajuin judul skripsinya " ujarnya kembali, yaa memang sudah cukup lama keisya berpacaran dengan ka bagas.

Keisya selalu bercerita mengenai bagas yang nota bene kaka tingkatnya pada alana, alana tidak mengenal bagas, ia cuma pernah melihat bagas yang menjemput keisya di depan kelas waktu itu dan foto yang ada di layar ponsel keisya. Awalnya keisya memang ingin memperkenalkan alana pada bagas tetapi tidak pernah ada waktu karena bagas yang sibuk .

" berarti lo naik bus nih ? " tanya alana meyakinkan

" iyaa, bareng yaaa al sama gue "

Tak lama bus yang membawa ke perkara rumah alana dan apartemen keisya datang, mereka berdua duduk berdampingan , apartemen keisya memang searah dengan rumah alana , keisya tinggal sendiri di apartemennya dari semester satu, kedua orangtuanya memilih tinggal di bandung .

***

Alana tengah duduk di balkon kamarnya, kepalanya menengadah ke atas langit malam matanya terpejam. Sunyi, sepi seperti tak ada kehidupan di dalam rumahnya yang cukup besar , rumah yang dulunya di penuhi cinta, canda, dan tawa kini berubah seperti rumah tak berpenghuni yang tidak ada aktifitas di dalamnya .

Jam sudah menunjukan pukul 23.30 , tetapi mata teduh itu masih terjaga, untuk menunggu kepulangan papanya. Sejauh ini alana mencoba menerima takdir yang telah tuhan gariskan untuknya. Ia percaya setelah kesedihan akan ada kebahagiaan, setelah air mata akan ada tawa . Ia hanya perlu menunggu sampai kapan waktu itu akan tiba .

Ting ..

Ting ..

Suara ponsel alana berbunyi, tanda notifikasi masuk pada layar ponselnya yang menyala .

Keisya -

Al gue lupa bilang tadi

Arga nyariin lo pas lo di perpus

dia ngundang kita ke acara ulang tahunnya

Kapan ?

Besok malem

Dimana ?

Dia bilang sih partynya di club

Club ?

Iyaa club

katanya daerah deket kampus besok

dia shareloc ke gue dateng yayayayaa 🥺

Semua anak kelas di undang ?

Ga semua cuma beberapa

yang deket sama dia ajah

dia lebih banyak ngundang temen

smanya kalau ga salah .

Gue ga janji, Gue ga pernah

ketempat kaya gitu kess

Iya gue tau

Kita cuma ngerayain ajah abis itu pulang deh

Arga berharap banget lo dateng tau

Jam berapa ?

Jam 8 gue otw rumah lo

Gimana ?

Yaudahh iyah

Ikut nih berarti ?

Hmmmmm 😑

Aaaa ... sayang 💜

Inget besok malem. Jam 8 gue otw rumah lo

Selamat tidur ala sayangg 😘

Huh !! Keisyaa memang selalu ingin mendekatkan arga dengan alana, walaupun arga tidak pernah mengungkapkan perasaan pada sahabatnya itu , tapi ia melihat dari perhatian - perhatian kecil yang selalu arga berikan pada alana, tatapan mata arga saat melihat alana pun sudah menjadi bukti bahwa pria itu menyukai sahabatnya .

Tapi sayang alana tidak peka dengan hal itu setiap kali keisya memberitahunya jika arga menyukainya, ia selalu mengelak karena tidak mungkin hal itu terjadi .

" DIANA DI MANA KAMU "

" TEGAAA KAMU MENINGGALKAN SAYAA HAH "

Pranggg

Tubuh alana menegang, jantungnya berdebar ia tau itu suara papanya yang berada di lantai bawah, dengan perasaan takut ia keluar dari kamar menuruni setiap anak tangga dengan cepat .

" papa " lirih alana tak bisa membendung air matanya lagi, meihat satu-satunya orang yang sangat berarti di hidupnya terlihat kacau .

" DIMANA DIANA ? "

Alana tak kuasa menjawab pertanyaan papanya, air matanya terus mengalir membasahi kedua pipinya, setiap kali lelaki paruh baya itu pulang dalam keadaan mabuk yang di cari hanyalah diana istri tercintanya .

" SAYA NANYA SAMA KAMU DIMANA DIANA " suara lelaki paruh baya itu kembali terdengar dengan suara meninggi

" pahh mama udah ga ada pah, mama udah lama ga ada " cicit alana suaranya tercekat di kerongkongan

" MAKSUD KAMU ISTRI SAYA MATI GITU HAH ?

BERANI SEKALI KAMU BILANG ISTRI SAYA MATI " ujar lelaki paruh baya itu tangannya mencengkram wajah alana, matanya memperlihatkan kilatan amarah.

Alana meringis, cengkraman papa di wajahnya begitu sakit .

" pah ikhlas pa, ala mohonnn" lirih alana sorotan matanya redup, bahunya sedikit bergetar karena isakan tangis yang tidak bisa ditahan lagi, hati dan cengkraman di wajahnya begitu sakit .

" mama udah tenang di sana pah, ala mau papa kembali jadi papa ala yang dulu lagi "

satu tamparan keras melayang di pipi kanan alana

" KAMU JANGAN ASAL BICARA ALANA, ISTRI SAYA MASIH HIDUP " tuturnya meninggi, lelaki paruh baya itu kembali menghancurkan barang yang ada di sekitarnya .

Alana tak kuasa lagi, bahunya bergetar hebat kakinya seolah tak kuasa menopang tubuhnya sendiri perlahan tubuhnya merosot ia terduduk di lantai kedua tangannya menutupi seluruh wajahnya .

Tuhan, kenapa semuanya harus terjadi padaku?

dosa besar apa yang telah aku lakukan, sampai aku harus mendapatkan hukuman yang menyakitkan seperti ini .

Di sela sela tangisnya alana hanya mampu memanggil mamanya, ia begitu berharap mamanya kembali untuknya walaupun ia tau itu sangat tidak mungkin .

Mamaa ..

Alaa takut maaa

Alaa takutt ..

Ala kangen mamaa

Kata-kata itu yang selalu terlontar dari bibir manisnya di sela-sela isak tangisnya .

Kepala Alan terangkat kedua tangannya menghapus sisa sisa air mata yang ada di wajahnya perlahan ia kembali bangkit berdiri menegarkan kembali hatinya .

Ia berjalan mendekati lelaki paruh baya yang juga terduduk lemas tak berdaya di dekat sofa dengan keadaan mabuk .

Membantunya berdiri dan membawanya ke kamar untuk beristirahat .

***

Malam ini sesuai janji alana pada keisya, ia datang ke pesta ulang tahun arga yang diadakan di salah club mewah daerah jakarta selatan . Dress hitam pendek tanpa lengan menjadi pilihan alana malam ini , dengan riasan wajah yang tipis serta rambutnya yang ia biarkan terurai membuatnya terlihat lebih sedikit dewasa .

" kes, lo salamin ajah deh ke arga dari gue.

Gue tunggu di sini " ujar alana yang tampak ragu untuk masuk ke dalam , ini yang pertama untuknya

" yakali al lo udah cantik kaya gini masa lo nunggu di dalem mobil sih, gaa mau tauu pokonya lo juga harus turun " ujar keisyaa keluar dari mobil. alana yang sedikit ragu pun akhirnya ikut turun mengikuti keisya masuk kedalam ruang clubbing tersebut .

Ruangan dengan suasana gelap yang hanya bermodalkan lampu sorot yang berputar dan lampu ambience yang menempel di dinding tentu menjadi ciri khas mereka, malam semakin larut semakin ramai pula pengunjung yang datang ketempat ini, alana dapat melihat banyak orang yang tengah asik menggerakan tubuhnya di lantai dansa mengikuti alunan musik yang terdengar di setiap sudut ruangan .

Alana

Keisya

Panggil seorang pria dengan poster tubuh tingginya tangannya melambai lambai seolah memberi isyarat pada keduanya .

Keisya berjalan lebih dulu ke arah arga sedangkan alana ikut mengekor di belakang keisya .

Keisya yang sudah berada di meja tempat arga duduk sedikit mendekat dan berbisik pada pria itu

" baik kan gue sebagai temen, gue tau lo berharap banget ala dateng dipesta ulang tahun lo " bisik keisya di telinga arga. Arga yang mendengar hal itu langsung tertawa pada keisya .

" well thank you babe, lo terbaik pokonya " ujarnya tersenyum , mata pria tersebut tak lepas dari seorang gadis yang tengah berdiri di hadapannya.

Cantik. Batinnya .

" eh iyaa happy birthday ga, lain kali jangan ngadain acara disini lagi yaa. Susah tau ngerayu nona cantik samping gue buat pergi ketempat ini " ujar keisya tertawa pelan matanya melirik sekilas ke arah alana tangannya terulur pada pria di depannya seraya memberikan ucapan selamat. Pria tersebut ikut tertawa dan membalas uluran tangan keisya .

" iyaa thanks kes udah dateng kesini " ujar pria tersebut dengan suara beratnya . Mata pria tersebut kembali beralih pada wanita yang sedari tadi berada di hadapannya .

" hai al " sapa arga

Alana yang tadi hanya diam kini menyunggingkan senyum manisnya, tangannya terulur pada pria yang berdiri di hadapannya .

" haii ga, happy birthday yahh " ujar alana seraya tersenyum. Arga ikut tersenyum tangannya dengan senang hati membalas uluran tangan alana .

" iyaa makasih yaa al, maaf nih gue ngadain acara disini lo ga nyaman yahh " ujar arga bertanya

" eh engga ko gue biasa ajah ga, kenapa harus minta maaf? Ini kan acara lo . " ujar alana .

" hmm yaudahh kalau gitu gue tinggal dulu yaa gue mau nyamperin temen-temen yang lain , lo berdua disini ajah nanti gue kesini lagi , lo minum-minum ajah dulu atau mau pesen yang lain pesen ajah " ujar arga meninggalkan kedua perempuan tersebut di meja yang tadi ia tempati .

" al lo mau minum?" ujar keisya yang memegang satu gelas kecil yang telah terisi . Tanpa banyak bicara alana segera mengambil gelas kecil yang berada di genggaman tangan keisya dan meneguknya dengan satu kali tegukan .

Sial

Kenapa kerongkongannya terasa panas? apa yang baru saja alana minum? Keisya yang berada di sampingnya masih mematung tak percaya dengan sahabatnya yang langsung meneguk habis segelas vodka yang tadi berada di tangannya .

" al ? Lo ? " tanya keisya masih tak percaya , niat awal keisya tentu ingin menawarkan sahabatnya ini minum, tapi bukan yang ada di genggaman tangannya .

" kes, itu tadi minuman apa? Ko tenggorokan gue panas sih sakit " ujar alana .

" al itu tadi vodka, jangan bilang lo anggap itu air putih ? " tanya keisya menebak isi pikiran sahabatnya .

Alana menganggukan kepalanya, memang benar tadi alana mengira itu segelas air putih, ia terlalu gugup di tempat seperti ini sampai lupa menanyakan minuman apa yang ada di tangan keisya .

" kes kepala gue ko tiba-tiba pusing ya " ujar alana kepalanya ia sandarkan di meja yang berada di depannya .

" duh al , lo tahan ya " keisya sedikit panik. Tentu saja panik bagaimana tidak ? Alana tidak pernah menyentuh minuman yang beralkohol dan sekalinya ia minum langsung dengan kadar persen yang cukup tinggi tentu saja keisya takut alana mabuk . Bahkan keisya yang pertama kali minum dengan kadar 12% saja sudah mabuk bagaimana dengan alana ?

Drttt .. drtt ..

Suara ponsel keisya terdengar, terpampang satu panggilan masuk dari ka bagas.

" al gue keluar dulu yaa, lo jangan kemana mana tunggu disini gue mau angkat telpon dari ka bagas dulu, gue ga bilang soalnya mau ke sini yang ada gue di ceramahin abis-abisan " ujar keisya berlari kecil ke luar ruangan , mencari tempat yang jauh untuk menghindari suara-suara yang ada di dalam ruangan .

Alana masih diam di tempat duduknya, kepalanya masih bersandar di meja depannya, matanya terpejam ia masih bisa menahan diri dari rasa pusing yang tiba-tiba menyerang kepalanya , satu tangannya memijit pelipipisnya pelan .

***

Ditempat dan waktu yang sama , dan tak jauh dari meja yang alana duduki, seorang pria berambut coklat dengan pakaian santai terlihat sangat kusut duduk seorang diri. Sudah banyak ia meneguk habis minumannya . Pikirannya begitu kacau, hatinya terlalu sakit mengingat kejadian sore tadi .

Lagi-lagi pria tersebut kembali menuangkan minumannya ke gelas kosong dan meneguknya sampai tandas . Ini sudah botol kedua yang tadi dipesannya .

satu orang pria tiba-tiba duduk disebelahnya tanpa permisi .

" woooooooooww " ujar pria berambut pirang seolah terkejut melihat seorang pria yang berada di sampingnya .

" kalo mau mati jangan disini bro, kasian pelayan disini kalo sampe tempat ini tutup cuma karna lo mati disini " ujarnya santai tangannya merebut gelas yang ada di tangan sahabatnya ini dan menuangkan minuman alkohol pada gelas kosong yang tadi direbutnya

Pria berambut coklat tersebut mendengus kesal pada sahabat disampingnya .

" kemana bagas ? " tanyanya .

" masih diluar , biasa nelfon ibu negara " ujar pria berambut pirang yang masih menikmati minuman yang ada ditangannya .

" lo kenapa nyuruh kita berdua kesini ? Kayanya lo kacau banget hari ini? " tanya pria berambut pirang .

" temenin gue minum " ujar pria berambut coklat singkat .

Pria berambut pirang tersebut hanya menganggukan kepalanya tak ada kata yang keluar dari mulutnya, ia sudah begitu paham dengan tabiat temannya yang satu ini, tanpa di minta cerita ia akan bercerita dengan sendirinya jika memang ia ingin, sudah hampir 11 tahun mereka menjalin persahabatan dari masa Sma . Tentu pria berambut pirang ini sangat tahu jika sahabatnya ini akan melampiaskan semua masalah, marah, dan kecewanya pada alkohol .

" gue putus sama meisya vin " ujar pria berambut coklat memecah keheningan antara keduanya matanya menerawang ke depan .

Yaa pria berambut pirang tersebut bernama kevino gio alterio, pria blasteran rusia - indonesia yang kerap disapa kevin itu memiliki netra berwarna biru.

Kevin kembali menganggukan kepalanya, dari awal sahabatnya itu menghubunginya untuk memintanya ke tempat ini, ia sudah bisa menebak apa yang terjadi pada sahabatnya ini.

Tentu saja kevin bukan seorang cenayang

Sebelumnya ini pernah terjadi waktu awal kelulusan sekolah, dimana perempuan itu pergi ke luar negeri untuk melanjutkan studinya tanpa memberi tahu sahabatnya ini, tetapi dengan bodohnya, sahabatnya ini malah memaafkan dan memakluminya karena alasan yang di berikan perempuan itu .

Kevin sangat tau yang bisa membuat sahabatnya bisa seperti ini ya hanya perempuan itu . Lama terdiam kevin mulai membuka suara

" lo ada masalah apa sama dia, sampe dia mutusin lo ? " tanyanya tangannya kembali menuangkan botol minuman ke di gelasnya .

" ga ada, hubungan gue baik-baik ajah terus tiba-tiba dia mutusin gue sepihak tadi sore katanya dia bosen sama gue " ujar pria berambut coklat

Kevin kembali terdiam, sudut bibirnya sedikit terangkat senyum miringnya terlihat samar, saat ini ingin rasanya ia memaki maki sahabatnya ini.

bagaimana bisaa pria yang di puji banyak wanita karena ketampanannya yang melewati batas, dingin, angkuh di mata orang banyak tapi mendadak bego karena satu perempuan yang selalu mempermainkannya .

Kevin tau awal hubungan keduanya terjalin, dari awal kevin sudah bisa menebak bahwa perempuan yang di pacari sahabatnya ini tentu saja tidak serius dalam menjalani hubungan . Perempuan egois yang hanya mementingkan ego,

Tak lama muncul seorang pria bertubuh jangkung menyapa .

" Weitss .. lo ngajakin gue sama kevin pesta minuman nih ngit ceritanya? " tanya bagas menggoda langit yang terlihat begitu kacau malam ini, di mejanya ada 2 botol minuman alkohol dan beberapa gelas kosong .

1 botol sudah terlihat habis tak tersisa, Tanpa meminta persetujuan bagas langsung duduk di samping kanan langit menyambar gelas kosong dan sebotol minuman alkohol yang tinggal setengah .

Pria berambut coklat itu bernama Langit Arka Allansky orang lain cenderung memanggilnya langit

Langit yang tampan dengan netra coklat dan hidung mancung, kedua alisnya begitu tebal

Bagas melirik kevin sekilas lalu beralih ke langit , kevin yang peka dengan kode mata tersebut langsung memberi jawaban

" biasaa men , masalah cewek " ujar kevin santai .

Puas mendapat jawaban bagas menganggukan kepalanya pelan .

" udahan lo nelfon ibu negaranya ? " tanya kevin

" udah " singkat bagas .

Malam semakin larut tetapi pengunjung malah semakin ramai, semua orang yang berada di dalam ruangan itu tampak asik sendiri, menikmati musik yang terdengar disetiap sudut ruangan, menyesap minumam dengan perlahan yang berada di genggaman tangan seolah melampiaskan beban yang mereka punya .

Ketiga pria yang berada di meja kanan diam membisu tak ada yang berbicara, mata ketiganya menikmati orang-orang yang tengah berjoget di lantai dansa .

" ngit " panggil kevin memecah lamunan kedua sahabatnya . Langit hanya melirik kevin sekilas dan bergumam pelan

" gue mau kasih tantangan ke lo malem ini " ujarnya, langit yang masih tak mengerti mengerutkan dahinya satu alisnya terangkat .

" tidur sama salah satu perempuan yang ada disini gimana? " ujar kevin menantang langit dengan senyum miring yang terlihat di wajahnya .

" wahhhh udah gilaaa lo vin, langit bukan lo bangsat yang suka one night stand sama cewek yang ga dikenal, mana berani dia " ujar bagas nadanya sedikit meremehkan .

" tapi kalo lo sampe ngelakuin itu, mobil keluaran terbaru gue buat lo ngit " lanjut bagas, tangannya menaruh kunci mobil ke meja yang berada di depan mereka .

Kevin sibuk merogoh saku celananya mengambil benda yang ia simpan disana, kemudia ia juga ikut meletakan 2 kunci di depan meja .

" satu apart , plus motor sport gue " imbuh kevin

Langit masih diam menatap meja yang berada di depannya .

" Lo pada ngeremehin gue ? "Tanya langit alis satunya terangkat .

" Gimana ? " tanya kevin kembali

Entah setan apa yang telah merasuki langit, pikirannya begitu kacau, mungkin tantangan dari kevin akan membuat beban pikirannya menghilang sebentar dengan setengah kesadarannya ia menganggukan kepalanya .

" deal " ujarnya .

" gue pengen lo nidurin cewek yang disebalah sana tuh, yang duduk sendirian di mejanya " ujar kevin tangannya menunjuk salah satu gadis yang tengah duduk sendiri . Langit dan bagas mengikuti arah tangan kevin .

" yang pake dress hitam itu ? Yang lagi nunduk ? " tanya langit memastikan .

" right " kevin menjentikan jarinya .

Langit kembali menatap perempuan yang akan di tidurinya malam ini , sudut bibirnya terangkat senyum miring di wajahnya terlihat. Ia pikir dengan bersenang-senang malam ini bisa membuat dirinya lupa akan kejadian sore tadi .

" nihhh, gue tau lo ga bawa ini " ujar kevin kembali menaruh satu obat dan alat kontrasepsi di meja .

" buat jaga-jaga men biar anak orang ga hamil " lanjutnya

" wahhh .. bener-bener maniak lo vin " ujar bagas tertawa

Langit ikut tertawa tangannya mengambil kedua benda tersebut .

" iniii .. " ujar langit menatap satu obat yang berada di tangannya .

" yaa lo paham lahh, itung-itung mempermudah aksi lo malem ini "

Dengan cekatan langit memasukan obat itu kedalam minuman alkohol yang ada tangannya . Dan berlalu pergi menghampiri perempuan yang akan menjadi targetnya malam ini .

Dari kejauhan kedua sahabatnya masih memperhatikan langit yang baru memulai aksinya .

" haii " sapa langit pada perempuan yang tengah duduk sendiri di mejanya mata perempuan itu terpejam kedua tangannya bertumpu pada meja membuat bantalan untuk kepalanya .

Alana yang merasa seseorang mendekat dan menyapanya matanya perlahan terbuka . Ia dapat melihat seorang laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya .

" gue boleh duduk sini ? " tanya langit .

Alana hanya menganggukan kepalanya, sakit di kepalanya masih menghampirinya .

" lo sendiri ? " lagi lagi langit mencoba untuk membuka percakapan , sungguh baru ini ia banyak berbicara pada orang asing. Langit yang di kenal orang lain adalah langit yang dingin bukan yang banyak bertanya seperti malam ini .

" tadi gue sama temen gue kesininya, tapi gue ga tau sekarang dia kemana " ujar alana kepalanya terangkat, dan menatap pria yang tengah duduk disampingnya .

" nih lo mau minum? " tanya langit .

Alana menggelengkan kepalanya pelan .

" sedikit ajah, coba yang ini " ujar langit yang masih bersikukuh merayu perempuan yang ada dihadapannya .

Alana masih diam, kedua matanya menatap gelas yang ada di tangan pria tersebut lalu beralih menatap pria yang duduk di hadapannya .

" lo siapa ? " tanya alana .

" gue langit, kalo lo ? " tanya langit

" alana " ujar alana singkat .

Langit menyunggingkan senyum di wajahnya .

" nih minum " ujar langit menaru gelas yang di pegangnya ke hadapan alana , lalu dirinya meraih sebotol vodka dan menuangkan isinya di gelas kosong dan meneguknya sampai tandas .

Kedua mata langit masih memperhatikan perempuan yang ada di depannya, ahh sepertinya perempuan ini takut batinnya .

Dengan ragu alana mengambil segelas minuman yang diberikan langit dan meneguknya pelan .

Senyum evil langit terlihat samar di wajahnya melihat perempuan di depannya mengambil minuman yang ia berikan

" uhukk.. uhukkk " alana terbatuk kerongkongannya sungguh terasa sakit .

" pelan-pelan ajah minumnya " ujar langit dengan suara rendah lagi-lagi matanya tak lepas dari perempuan yang ada di hadapannya .

" tenggorokan gue sakit " lenguh alana

" nanti juga ilang sakitnya " ujar langit santai

Alana kembali meneguk kembali tidak sampai habis masih tersisa sedikit, ia sudah tidak kuat kepalanya tambah pening .

Semenit ..

Dua menit ..

Tiga menitt ..

" panas " ujar alana pelan namun masih terdengar di indra pendengaran langit .

" kenapa ? " tanya langit tubuhnya masih terlihat santai

" badan gue tiba tiba panas " lirih alana tak kuasa menahan rasa aneh yang tiba-tiba menjalar di tubuhnya .

" mau gue anter pulang ? " tanya langit

Alana menggelengkan kepalanya sebulir air keringat menetes di pelipisnya . Langit diam menatap alana yang menunduk terlihat tidak nyaman di tempat duduknya , keringat yang ada di pelipisnya terlihat, ia menggigit kecil bibir mungilnya seolah menahan sesuatu .

" takut temen lo nyariin ? " lagi lagi langit bertanya dan di anggukan dengan alana .

" nanti lo kabarin ajah dirumah kalo lo balik duluan, udah ayo gue anter " langit bangkit dari kursi dan menarik alana menuju parkiran mobil .

" sssssssth" desis alana pelan sungguh alana tidak tau apa yang sedang tubuhnya alami, kenapa rasanya alana ingin lebih ketika tangannya berada di genggaman langit . Kepalanyaa berdenyut, rasa sakit dikepalanya bertambah ia tak mampu menolak ajakan langit yang ingin mengantarnya pulang .

***

Keisya sedikit menjauh dari tempat tersebut, ia tak ingin bagas tau jika dirinya sedang berada disini tanpa bagas.

Keisya seorang alcohol addicted , jika sudah meminumnya ia akan terus terusan meminumnya sampai dirinya benar-benar mabuk hal itu yang menyebabkan bagas melarang dirinya ke tempat club seorang diri .

" hallo " suara berat pria terdengar di ujung ponsel keisya

" hallo ka "

....

" iya aku dirumah "

....

" udah, kamu udah ? "

...

" kapan ? "

...

" yaudah kamu hati-hati "

.....

" hahaa ia sayang engga "

...

" yaudahh dadah "

...

" love you too sayang "

Keisya menutup panggilan ponselnya, ia kembali berbalik ke arah tempat club tersebut. Tetapi langkahnya terhenti ketika seseorang menyapanya, ia memutar kembali tubuhnya melihat siapa yang baru saja memanggilnya .

" re .. re.. revan? " ujar keisya sedikit terkejut ketika bertemu kembali dengan revan mantannya dulu.

" haii " ujar revan sedikit mendekat .

" lo apa kabar kes? " tanya revan

" baik " ujar keisya singkat , ia tak ingin berlama lama dengan pria yang ada disampingnya ini, hatinya masih terlalu sakit jika mengingat apa yang telah revan lakukan dulu padanya, dimana revan yang selalu menarik ulur dirinya, dimana revan yang berselingkuh di belakangnya, dimana revan yang menghilang tanpa kabar tanpa mengucap kata pisah .

Dan dimana revan yang bisa membuat keisya menjadi seorang alcohol addicted ketika dirinyaa hilang tanpa kabar .

" gue masuk van " ujar keisya yang ingin melangkah pergi tapi tangannya dicekal oleh revan .

" tunggu "

" apalagi ? "

" bisa ngomong sebentar ? "

" yaudah mau ngomong apa ? " tanya keisya mengalah

" ga disini "

" gue ga bisa jauh-jauh, ada temen gue di dalem " ujar keisya jujur

" sebentar ajah janji ga akan lama , pleasee " ujar revan , matanya memancarkan sorot permohonan.

Siall

keisyaa tidak pernah bisa menolak ketika mata sayu revan memancarkan permohonan .

Keisya menganggukan kepalanya dan mengikuti revan dari belakang .

Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing ketika sudah berada di mobil. Setiap orang tentu memiliki cerita dikehidupannya .

Begitu juga dengan 2 insan yang duduk diam di dalam mobil , cerita keduanya belum berakhir .

Mungkin malam ini keduanya akan sama-sama mengakhiri ceritanya , cerita yang pernah mereka buat bersama .

***

Mobil sport hitam terparkir di lobi apartemen mewah yang terletak tak jauh dari tempat club tadi , langit membuka sealtbeltnya, sepanjang perjalanan langit mencoba fokus untuk mengendarai mobilnya dengan sisa sisa kesadarannya untung saja apartemennya tidak terlalu jauh .

" turun " ujar langit yang menatap perempuan disampingnya yang tengah meremas pelan ujung dress hitamnya dengan mata terpejam

Alana yang sedari tadi terpejam menahan sesuatu di tubuhnya mulai membuka matanya keringatnya mengalir deras, rasanya ac yang berada di dalam mobil langit tak mampu menghilangkan panas ditubuh alana .

" ii..inii dimana " tanya alana dengan suara serak

" apartemen gue " ujar langit

" kenapa ke apart lo, gue mau pulang " ujar alana

" tidur sama gue malem ini " ujar langit

Alana menggelengkan kepalanya dan membuka sealbelt yang dipakainya mencoba untuk kabur .

" lo gilaa? Gue ga mau " ujar alana yang ingin membuka pintu mobil tetapi langit menahannya dan menarik tubuh alana mendekat kearahnya .

" gue tau dari tadi lo nahan sesuatu yang ada ditubuh lo kan ? Pengen gue pegang lebih hemm " ujar langit sedikit berbisik ke telinga alana , jari telunjuknya menyusuri setiap jengkal wajah alana , mulai dari mata, hidung dan berhenti di bibir mungil alana .

" brengsek " ujar alana yang tengah menahan amarah

Brengsek? tentu saja malam ini langit menjadi seorang pria brengsek yang meniduri perempuan lain untuk melampiaskan masalahnya .

Otaknya tak berfungsi dengan baik, sampai ia mengiyakan tantangan bodoh temannya .

Langit tidak begitu peduli dengan hadiah yang akan di terima dari teman-temannya ia hanya ingin melampiaskan semuanya.

Sudut bibir langit terangkat membentuk senyum evil yang begitu menyeramkan, tubuhnya semakin mendekat ke arah alana .

" lepas gue mau pulang" ujar alana memberontak dengan sisa-sisa kesadaran yang ia punya .

" yakinn mau gue lepas hemm" ujar langit wajahnya semakin dekat dengan alana, kedua tangannya menahan tubuh alana yang terus terus memberontak .

Cup .

Satu kecupan mendarat di bibir alana .

Langit keluar dari mobil sportnya dan membawa alana masuk kedalam apartemennya . Alana terus membrontak ketika langit menariknya ke dalam apartemen miliknya yang berada di lantai atas .

Beruntungnya langit karena ada lift di tempat besment parkiran mobil yang langsung menuju lantai kamarnya sehingga tidak ada yang melihat langit yang sedang menarik paksa alana .

Langit membuka pintu apartemennya dengan kasar ia menjatuhkan alana ke ranjang kamarnya .

Kabut gairah sudah menutupi seluruh otaknya . Melihat alana yang terbaring lemas dengan bahu yang bergetar tak bisa menyurutkan gairah langit .

" please lepasin gue, kita bahkan ga saling kenal " lirih alana air matanya terus mengalir , langit tak merespon apapun ia terus menciumi leher jenjang alana .

" ssshhhhtt " alana mendesis pelan rasa aneh kembali menjalari seluruh tubuhnya, tubuhnya terasa bertambah panas ketika langit menciumi dan sesekali mengigit leher jenjangnya .

" mulut lo emang nolak, tapi tubuh lo berkata sebaliknya " ujar langit berbisik pelan ditelinga alana dengan suara serak menahan gairah . Ia kembali menciumi alana .

Alana hanya diam tak berdaya, memberontakpun percuma sisa tenaganya sudah habis terkuras . Kepalanya benar-benar berat, dan juga rasa aneh yang menjalar diseluruh tubuhnya . Ia tidak tau kenapa tetapi yang di katakan langit benar apa adanya jika tubuhnya menginginkan lebih , tetapi otak dan mulutnya berkata tidak, yang dilakukan itu tidaklah benar .

Alana hanya menangis di bawah kuasa langit

Kehormatan yang ia jaga selama ini direnggut paksa oleh pria yang tidak ia kenal . Kehormatan yang seharusnya ia berikan kepada orang yang benar-benar mencintainya, kehormatan yang seharusnya ia berikan kepada suaminya nanti .

Perlahan kedua mata alana terpejam, tubuhnya begitu lelah,

Alana sudah kehilangan kesadarannya karena sakit di kepalanya yang semakin menjadi-jadi .

Alana yakin ketika esok pagi dirinya membuka mata semuanya telah berubah .

Tidakk .. tidak hanya alanaa yang berubah .

Langit pun sama tantangan konyol yang disetujuinya ini akan membuat kehidupan keduanya sama-sama berubah .

Entah kehidupan manis

Atau menjadi malapetaka untuk keduanyaa .

***

Tbc .

Maaf yah guys jika ada kesalahan kata dalam penulisan

Terimakasih banyak sudah membaca .

Jangan lupa untuk meninggalkan jejak , aku banyak berharap pada kalian semua untuk vote dan komentar di bab manapun kalian suka :)