" yaudah gue balik kalau gitu , semoga ajah arga yang nganter alana pulang " ujar keisya .
" gue anter" ujar revan cepat saat keisya ingin melangkah pergi keluar .
" gue bawa mobil " ujar keisya
" biar nanti temen gue yang bawa mobil lo ke apart gue, besok pagi gue balikin ke apart lo gimana ? " tanya revan pada keisya .
" yaudah kalau gitu "
" sebentar gue telfon temen gue dulu "
Revan langsung menghubungi salah satu temannya yang juga berada di tempat ini , karena sebelumnya memang revan dan teman-temannya telah merencanakan kumpul-kumpul disini . Tetapi revan tak jadi ikut berkumpul, karena bertemu dengan keisya tentu saja ia lebih memilih keisya dan meluruskan semua masalahnya .
" sini kunci lo gue titipin waitress nanti temen gue yang ngambil , ayoo balik " ujar revan menarik pelan tangan keisya . Keisya mengekorinya dari belakang .
***
Cahaya matahari menyusup masuk melewati cela jendela kamar langit. Membuat suhu di kamar langit terasa lebih hangat . Kedua matanya mengerjap perlahan .
"Eunghhhh" langit melenguh seraya menggeliat di balik selimut putih tebalnya. Perlahan kedua matanya mulai terbuka, kepalanya masih terasa berat efek alkohol semalam, matanya beralih kesisi ranjang kanan kedua alisnya bertaut ketika tak mendapati seseorang yang seharusnya masih tertidur pulas di sampingnya .
Kemana perginya perempuan semalam? Batinnya
Ia duduk bersandar pada sandaran kasur tanganya meraih ponsel yang berada di nakas meja samping tempat tidurnya .
10.15 sudah terlalu lama ternyata dirinya tertidur pantas saja perempuan disampingnya sudah tidak ada . Ia menyingkap selimut yang menutupi seluruh tubuhnya dan meraih celana boxer semalam yang tergeletak di lantai dan memakainya .
Matanya membulat sempurna saat matanya tak sengaja melihat noda merah dikasurnya .
Jangan bilang dia masih .....
Ahh shitt ..
Umpat langit dalam hatinya kedua tangannya mengacak rambutnya frustasi, ia segera melangkah pergi kedalam kamar mandi untuk menyegarkan pikirannya .
***
Alana tengah duduk di balkon kamarnya pandangannya kosong , bibir pinknya terlihat pucat .
matanya terlihat sembab , kedua tangannya mendekap erat lututnya .
Maafin ala mah,
Maafin ala pah ,
Kedua bahunya kembali bergetar, wajahnya ia sembunyikan di antara kedua tangan dan lututnya .
Ala ga bisa jaga diri ala sendiri " lirihnya bermonolog .
Tangisnya kembali pecah, kilasan cerita kemarin malam kembali memenuhi pikirannya .
Drrttt ..drtt .
" hallo kes" ujarnya dengan suara parau
" al lo ko ga ngampus ? Lo sakit?" Tanya keisya suaranya terdengar dari ujung ponsel alana
" iya kes, izinin gue yah " ujar alana masih dengan suara paraunya .
" ya ampun, nanti selesai kelas gue kerumah lo ya"
" iyaa kes"
" yaudahh istirahat al "
Sambungan telfon terputus . Alana melangkah masuk kedalam kamarnya untuk beristirahat, dirinya butuh tidur untuk menenangkan pikirannya .
***
Seorang pria dengan stelan hoodie abu-abu polos berpadu dengan celana jeans hitam dan sneakers tengah duduk di salah satu kursi pengunjung cafee miliknya, tatapan matanya fokus pada layar laptop yang berada di depan mejanya .
" wehhh pak serius amat ngerjain skripsinya nyantai dulu lah, buru-buru amat mau lulus " ujar kevin yang duduk di kursi depan langit dengan bagas yang ada disampingnya .
Langit hanya menatap sekilas kedua temannya yang berada di hadapannya lalu melanjutkan kembali pekerjaannya .
Selang beberapa menit kemudian datang seorang pelayan wanita membawa dua minuman ke tempat meja yang tengah mereka duduki .
" ini ka pesanannya , satu minuman strawberry milk shake dan satu caramel machiatto " ujar pelayan perempuan itu tersenyum seraya meletakan 2 minuman pesanan kevin dan bagas ke mejanya .
" thanks mba " ujar bagas .
Pelayan tersebut kembali tersenyum dan sedikit membungkuk sebelum berlalu pergi ke tempatnya .
" ngapain lo berdua dateng kesini ? " ujar langit memberhentikan aktifitasnya, punggungnya bersandar pada sandaran kursi belakang yang tengah di duduki, kedua matanya beralih menatap 2 pria yang berada dihadapannya dengan tatapan tajam .
" wett.. santai menn serem amat ngit muka lo " ujar bagas
" nihh sesuai janji semalem" bagas melempar asal kunci mobil yang ia janjikan semalam begitupun dengan kevin yang juga menaruh satu kunci motornya dan satu kuci apartemennya .
" ga perlu, gue ga butuh " ujar langit singkat .
" idihh orang kaya mahh beda men,
ga tertarik ama yang beginian " ujar kevin meledek .
Siapa yang tidak tertarik dengan hadiah dari tantangan tersebut, seorang langit pun juga tertarik dengan imbalan yang menggiurkan , akan tetapi dirinya tak berminat, pikirannya entah sedang kemana.
" cerita-cerita lahh ke kitaa semalem gimana? Enak kan? " tanya kevin menggerakan kedua alisnya naik turun, satu tangannya tengah sibuk mengaduk minuman shakenya dengan sedotan .
" yaa jelas enakk lahhhh, gaa ada yang ganggu yaa gaaa ngit ? " ujar bagas sedikit menyindir langit yang sedari pagi sangat susah dihubungi karena nomornya tak aktif .
" semalem ponsel gue , gue mode airplane" ujar langit singkat. Kedua tangannya bersedekap .
" terus gimana semalem ? " kevin kembali bertanya,
Langit menghembuskan nafasnya asal, satu tangannya memijat pelan pelipisnya. Kedua temannya tengah menatapnya seolah meminta jawaban
" dia masih virgin " ujar langit dengan suara rendah namun masih dapat terdengar oleh kedua temannya.
Kedua bola mata bagas dan kevin membulat sempurna tak percaya dengan omongan yang baru saja langit lontarkan .
" anjir , yang bener lo ngit" bagas kembali memastikan
" hemmm " gumam langit .
" Tadi pagi gue liat noda merah di kasur gue"
" wahhhh tau gitu semalem tuh cewek buat gua ajah ngit kalo tau dia masih virgin, menang banyak lo ngit sekali coba langsung dapet berlian " cetus kevin asal .
" si bego " ujar bagas menoyor kepala kevin .
" bersihin dah vin, otak lo udah terlalu kotor" lanjut bagas .
Kevin hanya tertawa mendengar ucapan bagas sedangkan langit diam tak berekspresi .
" tapi bener kan gue ? Menang banyak dia. Jarang-jarang dapet virgin di tempat kaya gitu, kayanya tuh cewek , cewek baik-baik deh " ujar kevin seraya meminum shake strawberrynya .
" terus gue harus gimana ? " tanya langit kembali bersuara .
" yaa ga gimana-gimana, setau gue one night stand ya cukup malam itu ajah hubungan lo sama dia, besoknya ya seperti biasa jalanin hidup masing-masing , bukan begitu bapak kevin?, coba lo jelasin yang lebih berpengalaman " ujar bagas tersenyum mengejek ke arah kevin.
" sialan lo " kevin tertawa .
" masalahnyaa gue ... " langit menggantungkan kalimatnya tampak ragu untuk memberi tahu kedua temannya .
" gue apaa ? " tanya bagas menaikan satu alisnya .
Kevin hanya diam menyimak menunggu kalimat selanjutnya dan menyeruput kembali minuman shake strawberrynya .
" gue lupa pake yang di kasih kevin semalem " ujar langit lugas .
Kevin yang sedang minum dengan reflex menyemburkan minumannya dari dalam mulutnya, matanya menatap langit takpercaya, lagi-lagi ia dibuat terkejut oleh langit
Begitupun bagas yang diam tak bereaksi, kedua matanya juga menatap langit tak percaya .
" ANJING, lengket badan gue vin " umpat langit kesal karena semburan kevin mengenainya .
" jangan bilang lo semalem keluar..." ujar kevin mengabaikan kekesalan langit, ia malah kembali bertanya dengan ragu .
Langit yang mengerti ucapan kevin hanya menganggukan kepalanya. Kedua tangannya mengusap kasar wajahnya .
" shitt" umpat kevin .
Bagas hanya menggelengkan kepalanya tak percaya .
" bukan temen gue gas " ujar kevin, tatapan matanya beralih pada bagas .
" selain bego karna cinta, lo bego jugaa ternyata ngit dalam urusan begini " bagas masih dengan tatapan tak percayanya.
Langit hanya diam tak merespon apapun ucapan kedua temannya .
" terus gimana tuh cewek ? Maksud gue tadi pagi pas lo sama dia bangun tidur reaksi dia gimana? " lagi-lagi bagas kembali berujar ,
Langit kembali menggelengkan kepalanya, dia sendiri pun tidak tau bagaimana reaksi perempuan itu tadi pagi, karena langit tak mendapatinya saat bangun tidur .
" pas gue bangun dia udah ga ada " ujar langit kembali menghembuskan napasnya dengan kasar .
Ketiga pria di dalam caffee tersebut hening tak ada yang membuka suara kembali, seolah sibuk dengan pikirannya masing-masing .
***
" ya ampun al , lo pucet banget " ujar keisya yang tengah duduk di pinggiran ranjang alana .
" lo udah makan? Gue pesenin makanan yah? Mau? " tanya keisya pada alana yang tengah berbaring di ranjangnya dengan selimut tebalnya .
Alana menggelengkan kepalanya .
" maafin gue ya al, kemarin lo gue tinggal lama banget, pas gue selesai ngomong sama ka bagas, tiba-tiba gue ketemu revan dan dia minta waktu buat bicara sebentar " ujar keisya penuh nada penyesalan
" iya kes gak apa-apa " ujar alana tersenyum .
" terus kemarin malem lo balik sama siapa kalo bukan sama arga ? Gua udah coba buat hubungin lo tapi nomor lo gak aktif " ujar keisya .
Alana diam tak bersuara , otaknya kembali menerawang pada kejadian semalam .
" gue balik sendiri pake taxi " ujar alana berbohong
" lain kali tunggu gue yah al, kalau emang mau pulang duluan seenggaknya lo kasih kabar ke gue, gue khawatir tau ga apalagi pas tadi pagi liat lo ga masuk terus gue nanya arga, arga ga tau apa-apa soal lo yang tiba-tiba pulang " ujar keisya, yaa memang tadi pagi keisya menanyakannya pada arga apakah pria itu yang mengantar alana pulang, tetapi terlihat dari raut wajah arga yang terkejut dan bingung membuktikan bahwa arga tak mengantarkan alana pulang .
" iyaa kes, thanks ya udah jengukin gue " ujar alana tersenyum .
" yaudah gue balik al, lo istirahat kalau perlu apa-apa hubungin gue yah " ujar keisyaa yang di angguki oleh alana, dirinya berlalu dari kamar alana dan pulang menuju apartemennya .
Drrtt .. drtt
Layar ponsel alana menyala terlihat satu
notifikasi dari arga.
Arga : Al, Lo sakit ?
Alana : Cuma pusing ga
Arga : Udah makan ?
Mau sesuatu ga ? Biar gue beliin?
Alana : Engga perlu ga, gue mau istirahat ajah
Arga :Gue boleh jenguk lo kerumah?
Alana : Boleh, ga ada yang larang lo
buat dateng kerumah gue ga
Arga : Nanti malem gue kerumah lo yaa
Gue bawain escream vanilla kesukaan lo
Alana : Okee😉
Alana segera mematikan layar ponselnya dan kembali tertidur. seperti janji arga tadi siang
Malam harinya arga datang kerumah alana untuk menjenguknya, arga membawa dua kotak es cream vanilla kesukaan alana .
Ahhh arga tau betul yang disukai alana
***
Sudah sebulan alana kembali beraktifitas seperti biasa, dan mencoba untuk melupakan semua kejadian kemarin yang menimpanya .
Kini alana dan keisya sedang berada di salah satu mall besar daerah kebayoran lama jakarta selatan, mereka sedang menghabiskan waktunya untuk berburu pakaian hingga makanan .
" al mau makan apa ? Hanamasa? " tanya keisya antusias sehabis mengelilingi beberapa toko pakaian dan sepatu , alana mengeluh lelah dan lapar keduanya memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu sebelum melihat-lihat yang lain .
Alana menggelengkan kepalanya .
" gue lagi ga mau makan daging-dagingan , gue mual nyium baunya, makan yang manis-manis ajah deh kes" ujar alana .
Keisya tertawa mendengar pernyataan alana .
" kaya ibu hamil ajah lo al, pake mual segala nyium bau daging, biasanya jugaa kalap lo kalo di hanamasa" ujar keisya masih dengan tawanya .
Alana terdiam dan mencerna perkataan keisya.
Hamil? Benarkah dirinya hamil? Sudah sebulan ini memang dirinya belum menstruasi.
" yaudah ayo kita ke pan&co kita makan pancake" ujar keisya menarik tangan alana.
" lo mau pesen apa al " ujar keisya yang tengah sibuk melihat-lihat daftar isi menu . Tak mendapati respon apapun dari alana ,keisya mendongakan sedikit kepalanya menatap alana yang sedang dia melamun .
" al " panggil keisya kembali .
" eh ii..iyaa kenapa kes?" Tanya alana terbata-bata
" heh gue tanya mau apa malah melamun " ujar keisya tertawa kecil yang juga di ikuti alana .
" gue sama ajah kaya lo, Emm gue ke toilet bentar kes" ujar alana berlalu dari kursinya .
Pikiran alana berkecamuk , perkataan yang di lontarkan keisya barusan membuat dirinya tak tenang, memang sudah sebulan ini dirinya tidak datang bulan. Alana memasuki salah satu toko yang menjual berbagai macam obat dan kesehatan lainnya, ia mengambil 2 alat tes uji coba kehamilan dan segera membayarnya .
" nih al gue pesenin lo pancake nutella, lo lama sih "
" iya gpp kes, oh iya abis ini gue langsung pulang ajah deh,
gpp kan ?" Tanya alana .
" yahh ko buru-buru banget sih al ga mau ketemu ka bagas dulu? " tanya keisya, setelah belanja dengan alana , keisya memang ingin bertemu dengan bagas, karena pria itu mengajaknya keluar, keisya meminta bagas menjemputnya di mall yang sedang mereka datangi, sekalian mengenalkan alana pada kekasihnya
" lain kali ajah gimana " ujar alana memberi usul kedua tangannya sibuk memotong pancake yang berada di mejanya .
" yahhh .. yaudah deh "
Lapar alana mendadak hilang karena rasa cemas yang mendominasi pikirannya, ingin rasanya ia cepat pulang dan menggunakan alat yang telah dibelinya .
Setelah keduanya selesai, alana pamit untuk pulang kerumah, alana sebenarnya merasa tidak enak hati telah meninggalkan keisya sendiri disana, sebelumnya ia sudah berjanji akan menemaninya sampai bagas menjemputnya namun karena rasa penasaran dan rasa cemas yang ada dalam dirinya , ia memilih mengingkari janjinya .
Disinilah alana, yang tengah duduk di closet duduk kamar mandinya, hatinya diliputi rasa takut dan cemas menunggu hasil testnya keluar . Keringat mulai bercucuran dari dahinya .
Sudah 6 detik alana menunggu, jantungnya berdetak kencang saat dirinya ingin membalikan alat yang sudah ada di genggamannya. Memang tadi setelah alana menggunakan alatnya alana membalikan alat tersebut agar tidak terlihat lebih dulu hasilnya , alana begitu takut untuk melihat hasilnya.
Alana mencoba menetralkan detak jantungnya, menghembuskan napasnya dengan asal, perlahan ia membalikan alat yang berada di genggamannya .
Napasnya tercekat, pandangannya sedikit kabur tertutupi oleh genangan air mata yang berada di pelupuk matanya .
Nggaa .. ngga mungkin ini pasti salah
Alana mencoba kembali menggunakan alat tes kehamilan yang baru, lagi-lagi terpampang jelas dua garis merah yang ada pada benda tersebut .
Alana membuang asal benda yang ada di genggamannya, dirinya menangis histeris didalam kamar mandi, kedua tangannya menjambak rambutnya asal, kedua bahunya berguncang hebat bersamaan dengan tangisnya yang pecah .
Bagaimana alana harus bicara nanti dengan papanya? Bahwa dirinya tengah mengandung anak yang dia sendiri tidak tau siapa ayah dari anak yang tengah di kandungnya ?
Alana mengambil ponsel yang berada di westafel kamar mandinya untuk menghubungi seseorang yang sangat dibutuhkannya di saat-saat seperti ini.
" ha ..hhaaloo " ujar alana terbata2 menahan isak tangisnya .
...
" lo bisa kerumah gue sekarang ngga? " tanya alana dengan suara bergetar .