Chereads / Lady's De Light / Chapter 37 - ALASAN

Chapter 37 - ALASAN

"Bukan Ayah yang memarahiku, tapi Ibu Tiriku yang menjadi masalah."

"Maksudmu, Nyonya Duke Cordylia?" tanya pria bermata kuning ke emasan.

Gadis berambut merah kecokelatan itu menjawab tetapi hanya menganggukkan kepalanya saja, dirinya tiba-tiba menjadi diam.

Sekarang Loukas bingung harus membuat percakapan seperti apa lagi. Karena dia mungkin saja telah menyinggung perasaan Puteri Duke itu.

"Emm, Nona, sebentar lagi kita akan segera sampai, aku akan mengantar Nona sampai ke depan pintu masuk Mansion," ucap pria berambut putih perak itu pada Ophelia.

"Ah... Tak usah repot-repot, Tuan. Aku bisa masuk sendiri, cukup turunan aku sampai pintu gerbang saja. Itu sudah lebih dari cukup," gadis berambut merah kecokelatkan itu tersenyum ramah pada pria berambut putih perak.

"Apakah Nona yakin dengan itu? Sebagai pria yang baik aku akan mengantar Nona sampai ke pintu Mansion," pria itu sedikit memaksa Ophelia untuk setuju dengan tawarannya. Akan tetapi gadis itu tetap bersikukuh tidak mau.

"Baiklah jika itu adalah kemauan Anda, Nona. Aku akan mengantarmu cukup sampai disini saja."

Gadis berambut merah kecokelatan itu kemudian turun dari kuda yang ia naiki bersama dengan Tuan Loukas, ia mengucapkan terima kasih karena sudah diantar dengan selamat sampai ke Mansion Duke Asclepias. Gadis itu juga banyak mendapat pelajaran berkuda hari ini, padahal jika sempat dia ingin diajari oleh calon tunangan Kakak Pertamanya, Lady Ilona Josephine.

"Hati-hati dijalan, Tuan."

"Baik, terima kasih, Nona."

***

Ruangan Duke terasa dingin, Duchess Cordylia tak tenang Ophelia pergi sampai larut malam, sementara Tuan Duke Asclepias hanya bersantai karena tau Puteri Bungsunya itu akan kembali dengan selamat.

Suara langkah kaki tedengar mendekat ke arah pintu ruang kerja Duke, "Tuan Duke masih ada di dalam?" tanya seseorang dari luar ruangan.

"Ya, aku ada. Cepat katakan apa yang ingin kau katakan padaku," jawabnya.

"Beri tahukan kepada Puteri Opelia bahwa Sekolahnya akan dimulai esok hari, dia juga akan mengenakan seragam khusus yang telah dikirimkan padanya nanti, aku menyampaikan pesan ini langsung padamu, Tuan Duke."

"Apa? Kenapa sangat mendadak. Puteriku bahkan belum kembali," ucap Tuan Duke merasa kaget karena pengumumannya sangat tiba-tiba.

"Apa aku bilang, Puteri Bungsumu sekarang menjadi tidak benar jika kau biarkan seperti itu terus. Lebih baik dirinya ada di dalam Mansion saja, dan melanjutkan pertunagannya dengan Putera Mahkota," mengoceh.

"Sudahlah, kenapa masih mengungkit masalah itu? Kau seharusnya bersyukur Ophelia mau menempuh pendidikan."

"Kepalaku mulai pusing!" dalam hati Ibu Tiri gadis berambut merah kecokelatan.

Tak lama kemudian setelah pengantar informasi itu pergi, suara ketukan pintu berbunyi kembali, "Ayah ini aku."

"Ophelia? Masuklah, Nak."

Gadis berambut merah kecokelatan itu kemudian membuka pintu dan langsung berjalan ke arah Tuan Duke, "maaf karena tidak bilang pada Ayah aku pergi kemana tadi."

"Tak apa, karena kau sudah disini dengan selamat bukankah tidak jadi masalah?" ucap Tuan Duke Asclepias pada Puteri Bungsunya itu.

"Tentu saja itu adalah masalah untukku!" Bentak Cordylia pada Ophelia.

"Tidak.... Jangan lagi."

***

"Apakah kau mengantarnya dengan selamat?" tanya pria berpedang armor itu pada Loukas.

"Tentu saja, bagaimana bisa aku melakukan kesalahan? Tentu itu tidak akan terjadi padaku."

"Senang sekali bisa berduaan dengan Puteri Duke, ya?"

"Kau ini bicara apasih, Tristan? Mulutmu perlu ku tambal agar tidak bicara terus?"

"Lihatlah itu, Tuan Jason, ucapannya semakin hari semakin pedas, tetapi saat didepan Puteri Duke gelagatnya sangat manis, kau ini Serigala atau Buaya?" sindir Tristan yang sedang menggunakan wujud kucing oren-nya.

"Biarpun aku ini setengah keturunan Ras Serigala, sudah sepantasnya aku jadi seperti ini. Seharusnya aku yang bertanya, kau ini Kucing atau Buaya? Kerjaannya menggoda gadis-gadis di Ibu Kota, cih," memaki balik perkataan Tristan.

"Kau...!"

Karena mulut kedua orang pria ini tak kunjung berhenti bicara, dan terus bertengkar, membuat mantan penyihir kerajaan, Athena murka, dan mau tak mau menyihir keduanya agar mau berdamai.

"Apa-apaan ini wanita tua?!" berontak kucing oren yang berubah wujudnya menjadi manusia karena Athena menaruh sihir pengikat padanya, sementara Loukas hanya diam saja.

"Kalian bukan anak kecil lagi, berhenti bersikap kekanak-kanakan!" rambut putihnya itu berkibar bak angin yang kencang sedang meniupnya, hatinya dongkol, dahinya berkerut, "cepat berbaikan atau tidak akan kulepaskan tali pengikat itu dari tubuh kalian berdua!"

"Aku berbaikan dengan Serigala ini...??" Tristan menengok ke arah Loukas dengan tatapan jijik dan merendahkan. Dia sama sekali tidak takut dengan Paman angkat, ataupun Nenek angkatnya Loukas sekalipun.

"Kalian mau damai atau tidakpun, terserah. Sihir pengikatnya akan lepas jika kalian sudah mau ikhlas memaafkan. Tetapi jika tida sihirnya tidak akan lepas dengan sendirinya," peringatan pertama.

"Dengarkan itu, kalian berdua. Ibuku sudah bicara maka patuhilah perintahnya," ucap Jason pada kedua pria yang ada di depannya.

"Iya-iya! Aku tau."

***

Alis gadis berambut merah kecokelatan ini berkedut, menahan emosinya karena sedang diceramahi oleh Cordylia di ruangan kerja Duke.

"Bisa-bisanya kamu pergi dari Mansion tanpa membawa pelayan pribadi dan pulang larut sekali!"

Cordylia terus mengoceh, namun Ophelia hanya diam, dia memilih untuk mendengarkan celotehan Ibu Tirinya daripada ikut berkomentar.

"Aku seperti sedang mendapatkan Bimbingan Konseling dari guru Killer di kelas...." dalam hati gadis itu.

Beberapa menit berlalu, Ibu Tirinya itu kehabisan kata-kata karena Puteri Bungsu Tuan Duke tak mau bicara biarpun sudah diberikan kata-kata mutiara.

"Kepalaku pusing, sudah cukup sampai disini. Cepat ke kamarmu dan buka bungkusan yang ada diatas meja. Besok kau akan mulai kelas pertamamu di Gardenia," Cordylia mengatakan itu sembari memijat perlahan keningnya.

"Apa? Besok?!" dalam hatinya terkejut.

Ophelia langsung bergegas menuju kamar dan membuka bungkusan yang dimaksud. Jantungnya berdegup, sangat gugup. Seragam Gardenia telah ada di depan matanya.

"Aku tidak percaya ini, besok aku benar-benar bebas! Tidak ada lagi kata pertunangan yang akan keluar di hidupku!!!" Gadis itu tertawa terbahak-bahak sampai terdengar ke lorong antara kamar Ophelia dan kamar Kakak Keduanya, Lyon.

Para pelayan yang mendengar suara itu semuanya terkejut, terutama Sherly, dia tau suara itu pasti berasal dari majikannya yang bar-bar akhir-akhir ini. Diapun berlari ditengah semua pelayan yang sedang bergibah ria di sana.

Suara dobrakan pintu kamar terdengar keras, membuat gadis berambut merah kecokelatan itu menghentikan tawanya yang menggelegar.

"Nona!! Apa yang Nona lakukan...." ucap Sherly, Pelayan Pribadi Ophelia, dirinya tak sadar kedua penjaga di luar kamar Puteri Duke itu hampir saja kehilangan denyut jantungnya karena ikutan kaget.

"Astaga, Sherly, dimana sopan santunmu padaku? Kenapa membuka pintu tidak santai begitu bahkan kau tidak mengetuknya lebih dulu?" agaknya gadis ini juga telah hilang akal.

Sherly mendekat pada gadis yang sedang mengangkat bungkusan berisi Seragam Sekolah Gardenia itu, "Apa yang Nona lakukan...? Suara tawa Nona terdengar sampai lorong dekat kamar Tuan Muda Duke Kedua!" sedikit cemas.

"B-benarkah...?"

"Itu benar, Nona. Beruntung Tuan Muda Duke Kedua sedang tugas di Istana... Jika Nyonya Duchess Cordylia sampai tau... Nona pasti akan..."

"Astaga... Violet! Lagi-lagi dirimu ceroboh... Ini bukan di duniamu, kau sedang berada di dunia yang berbeda," kebiasaan gadis berambut merah kecokelatan itu kembali, dirinya memukul kepala sendiri.

Pelayan Pribadinya itu shock, "Nona, kenapa Nona memukul kepala Nona?" mencoba menghentikan Ophelia.

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja."

"Lain kali harus lebih berhati-hati jika bertindak," dalam hati.