Chereads / Lady's De Light / Chapter 27 - BERKUNJUNG

Chapter 27 - BERKUNJUNG

"Apa? Kau juga, Loukas?! Ugh... Kalian ini benar-benar.... Menyakiti hatiku yang rapuh, ugh..."

"Kau selalu jago membuat orang naik darah seperti biasa, ya? Tuan Tristan Mort, tidak ada yang berubah darimu sejak terakhir kali kita bertemu, hahaha" sahut lelaki berpedang armor menimpali perkataan lebay pria berambut orange ini sambil tertawa ajakan bercanda.

"Hihihi, Tuan Jashon, Paman angkatnya Loukas... Kau juga tetap sama saja, senang bisa bertemu denganmu setelah sekian lama Tuan pergi dari Negeri Oriana ini," pria berambut orange baru memberikan sapaannya padahal Paman angkat Loukas sudah sejak tadi bersamanya.

"Huh? Benarkah begitu, Ibu?" bertanya balik pada wanita paruh baya yang sedang mengaduk sup untuk sarapan bocah-bocah rusuh di rumahnya.

"Tentu saja tidak! Kau jauh lebih tampan dari sebelumnya, anakku pasti juga lebih kuat," jawab wanita paruh baya dengan penampilan awet mudanya yang tak lain adalah mantan penyihir Kerajaan Oriana, Athena.

Loukas bersikap cuek bebek dengan mereka bertiga, dia bermain dengan gulungan kertas yang ia dapatkan saat menyelinap ke kamar Puteri Bungsu Duke Asclepias.

***

Di sebuah kereta kuda milik Keluarga Bangsawan ternama, anak sulung, dan bungsu Duke Asclepias tengah berada di perjalanan menuju Mansion Count Marion.

Gadis berambut merah kecokelatan tengah memandangi aktivitas para penduduk Oriana di Ibu Kota pada pagi hari, sambil menyenderkan dagunya di telapak tangan pertanda bosan.

Gadis berumur sembilan belas tahun ini sudah menerka-nerka bahwasannya Kakak Pertama pemeran utama wanita di cerita yang ia baca pasti akan mampir ke toko kue sebagai hadiah kepada Lady Ilona Josephine.

"Kakak," memanggil Orion dengan nada yang lembut tak seperti biasanya.

"Ya? Ada apa, Lia?" menjawab panggilan Adik Bungsunya.

"Bolehkah aku membeli kue nanti?" tiba-tiba.

"Apa?" Kakak Pertama gadis berambut merah kecokelatan itupun terkejut, "kenapa kamu bertanya soal itu?"

"Apakah Lia diam-diam mengetahui kalau aku selalu membeli kue sebelum sampai ke kediaman Lady Ilona?" dalam hati Orion bertanya tanpa menemuakan jawaban pasti.

"Kakak, apakah tidak masalah jika aku membeli kue?" bertanya sekali lagi.

"Ah," tersadar dari lamunan di pikirannya, "boleh, tentu saja kamu boleh membeli apapun yang kamu mau, tetapi saat kita kembali ke Mansion Duke nanti, sebelum itu terjadi tidak boleh membeli apapun."

"Baiklah, terima kasih... Ku pikir Kakak akan melarangku," tertawa.

"Untuk apa aku melarang adik sendiri?"

"Oh... Maaf aku menyela pembicaraan kalian," ucap Audrey pelayan pribadi Kakak Pertama Ophelia, "Nona sudah tau? Jika Tuan Muda Pertama selalu membeli kue sebelum mengunjungi calon tunangannya?" lanjutnya secara tiba-tiba, membuat gadis berambut merah kecokelatan itu sedikit panik.

"Aduh... Kenapa aku ceroboh sekali.." dalam hati.

"Apa?! Tentu saja aku tidak tau," Puteri Bungsu Duke itu langsung nyeplos, "apakah Kakak selalu melakukan hal itu??" bertanya.

"..." Kakak pertamanya tidak memberikan jawaban.

"Apa aku salah....?" Ophelia pura-pura menyesal telah bertanya.

".... Tidak... Kau benar, Lia," jawab pria berambut merah bak api yang menyala tak lain adalah Orion.

"Ugh..." gadis ini ragu-ragu.

Audrey tertawa kencang, "begitulah, Nona. Bukankah itu parah?" memancing Ophelia.

"Sejujurnya.... Itu parah sekali!! Astaga Kakak, apa yang Kakak lakukan?" gadis berumur 19 tahun ini mendadak sangat energic.

"Apanya yang parah?" pria ini sepertinya sangat payah soal memahami isi hati seorang gadis.

"Nah... Nona, coba jelaskan apa yang menurutmu salah dari Kakak Pertamamu ini?" pelayan pribadi Orion sangat santai bersama dengan kedua anak bangsawan ini, seperti mengobrol dengan teman sendiri.

Gadis berambut merah kecokelatan itu menepuk jidatnya.

***

Gadis tangguh dengan rambut yang di gerai lurus itu berjalan ke arah taman di Mansionnya, melambai-lambai tertiup angin, gaun yang ia pakai kali ini sangat formal tidak seperti sebelumnya yang hanya mengenakan gaun seadanya.

Ilona Josephine, gadis berambut hitam ini terlihat sangat anggun, aktivitasnya sebagai Puteri yang gemar melakukan kegiatan pria dijamannya kini tertutupi oleh pesonanya sebagai Puteri ke dua Count Marion yang paling bodoamat, dan tidak peduli dengan apapun. Sifatnya sangat bertolak belakang dengan Kakak Pertama, dan Adik Bungsunya.

"Kapan Tuan Muda Duke Pertama, dan Tuan Puteri Asclepias akan segera datang?" bertanya pada pelayan pribadinya.

"Aku mendapat kabar tadi, Tuan Muda Duke Pertama, dan Adik Bungsunya sudah ada diperjalanan sedari tadi, Nona. Mungkin dibutuhkan waktu lima belas menit lagi untuk sampai kemari."

"Benarkah itu?" tersenyum kecut, "kalau begitu, apakah aku yang terlalu cepat bersiap-siap?" merasa dirinya seperti berharap kalau-kalau Kakak Pertama Ophelia datang lebih cepat ke Mansion Count Marion bersama dengan Adik Bungsunya itu.

Gadis yang umurnya hanya berjarak satu tahun di atas Ophelia ini memutuskan untuk bersantai saja sambil menikmati pemandangan taman di Mansion milik Ayahnya sembari menunggu tamunya itu tiba.

"Pelayan, bisakah kau ambilkan aku dua buah buku untuk di baca?" pintanya.

"Baiklah, Nona... Akan segera aku ambilkan."

***

Kembali ke dalam kereta kuda Keluarga Duke Asclepias,

"Ck, ck, ck... Kakak... Bukan seperti itu caranya menarik hati seorang gadis!" ketus Ophelia, gadis berambut merah kecokelatan ini mendadak antusias setelah sebelumnya merasa bosan.

"Jika Kakak terus memberikan kue setiap kali berkunjung, aku yakin Lady Ilona pasti akan merasa kesal," Kakak Pertamanya itu hanya diam tak memberikan reaksi apapun.

"Dengarkan aku, seorang gadis akan suka diberi sesuatu yang manis, namun, jika itu terlalu sering dengan barang yang sama dirinya pasti akan merasa bosan, dan menganggap Kakak adalah orang yang tidak mengetahui selera bagus."

Walaupun adik bungsunya sudah berkata seperti itu, Orion masih saja tidak menanggapi. Akan tetapi, Ophelia yakin, tidak mungkin jika Kakak Pertamanya itu tak dapat mendengar dengan baik.

"Ku sarankan beri Lady Ilona hadiah yang lebih berfariasi selain kue~" gadis berambut merah kecokelatan ini terdengar sedikit menjengkelkan di telinga pria bermata moonstone dengan rambut merahnya yang menyala.

"Tuan, apakah Tuan yakin tidak mau mempertimbangkan apa yang di ucapkan oleh Nona Ophelia?" memastikan Tuannya itu mau menerima saran dari Adik Bungsunya.

"Tidak, lagipula aku tidak punya niat mengambil hati Puteri ke dua Count Marion. Perjodohan ini hanya--" kalimatnya terpotong oleh Ophelia.

"Ya.. Yaa... Terserah Kakak saja, tetapi jangan lupakan perkataanku yang barusan, oke?" Ophelia mengedipkan sebelah matanya ke arah Kakak Pertamanya.

Tak lama berselang, pria bermata moonstone ini menghela napasnya dalam-dalam, "baiklah... Karena kau adalah adik perempuanku satu-satunya, tidak masalah jika mencoba satu saran darimu, benar begitu?"

"Hehe, nice~ ini baru Tuan Muda Pertama Duke."

"Selamat, Nona... Akhirnya Tuan Muda Pertama mau menerima saran darimu! Keajaiban, ahaha," bisik Audrey ke telinga Ophelia, "aku jadi terharu karenanya, huhuhu."

"Haah... Dasar kau ini, membujuk Kakak Orion memang memerlukan tenaga ekstra, ya?"

"Yah... Begitulah, Kakak Pertama Nona memang sedikit sulit."

"Bukan sulit lagi... Menurutku itu sudah sulit yang sebenarnya."