Brak!
Oscar menutup pintu mobil kemudian ia segera mengambil alih kemudi, sedangkan Ivan bersama ketiga pengawal keluarga Stonevrustarios berada di mobil belakang.
Srak!
Kleiner membuka paksa pakaian Vyschella hingga bagian atasnya robek dan memperlihatkan gundukan indah miliknya.
"Ahh! Aーapa yang kau lakukan, Kley?"
"Menurutmu?!"
Kleiner tidak perduli jika ada orang lain lagi selain mereka berdua. Ia tidak bisa menahan diri untuk membalaskan rasa sakit hatinya ketika melihat Vyschella bermesraan dengan salah satu anak dari keluarga William tadi.
Kleiner membaringkan kepala Vyschella di pahanya dan tanpa menunda waktu lagi ia menempelkan bibirnya di bibir Vyschella
"Hmm ...."
Kleiner melumatkan bibir mungil istrinya tanpa memberikan jeda sang istri untuk menarik napas. Tangan kirinya memegang erat pinggang wanitanya lalu tangan satunya lagi bergerilya menjelajahi gundukan indah yang sejak tadi membuatnya bergairah.
"Ahhh!"
Vyschella mendorong bahu Kleiner dan segera menghirup udara agar napasnya kembali stabil.
"Tidak bisakah kita melakukannya di rumah?"
Kleiner tidak memedulikan pertanyaan sang istri. Ia terus melanjutkan aksinya dengan cepat.
"Uhh ...."
Pria terkaya nomor satu di Britania Raya itu pun menelusuri setiap inchi kulit leher Vyschella hingga suara mendesah terdengar dari mulut keduanya.
"Hmm ...."
"Hmm ...."
Oscar sesekali melirik kegiatan di belakang mobil dengan jantung yang naik turun seolah dirinya sedang bermain rollercoaster di suatu taman hiburan.
"Jangan lihat ke belakang! Fokuslah mengemudi, Oscar!"
Kleiner membuka jasnya lalu menutupi tubuh bagian atas istrinya agar Oscar tidak bisa melihat tubuh indah miliknya.
Glek!
Oscar menelan saliva-nya dengan bersusah payah. Ia pun segera kembali menatap jalanan di depannya.
"Maーmaaf, Tuan."
Oscar mengusap peluhnya. Jari telunjuk kanannya mencoba menekan audio mobil guna mencari-cari lagu agar indra pendengarannya tidak terganggu dengan suara-suara yang ditimbulkan oleh kedua insan yang duduk di belakang mobil tersebut.
I wanna make you holler. Imagine us together. Don't be afraid to play my game.
Terdengar lantunan lagu dari grup musik wanita populer di Britania RayaーSpice Girlsーyang menjadi salah satu lagu favorit Oscar. Pria itupun mengikuti lirik laguーHollerーyang populer di zamannya sambil tetap fokus mengemudi.
"Hmm ...."
Kleiner melepaskan kecupannya yang panas dari bibir Vyschella. Ia mendongakkan kepalanya menatap sang asisten.
"Oscar, putar lagu 2 become 1 milik Spice Girls untuk menemani saya dan Nona!"
Huh! Apa-apaan Tuan Kley ini?! Tidak bisa melihat saya senang sedikit pun, batin sang asisten.
"Sekarang, Oscar!"
Pria itu pun lantas mengangguk setelah Kleiner menegurnya sambil mengerucutkan bibir.
"Baik, Tuan."
Oscar segera mencari lagu yang diinginkan oleh tuannya. Setelah mendengar lantunan musik pembuka lagu tersebut, Kleiner tersenyum lalu kembali meraih tubuh Vyschella.
"Ya, lagu ini memang romantis, Tuan, sangat cocok untuk Anda dan Nona."
**
"Tuan, kita sudah sampai."
Oscar memberitahukan tuannya. Kleiner terdiam. Ia menatap istrinya yang tertidur sambil mengusap kepalanya lembut.
"Ya, saya tahu. Bukakan pintu mobilnya!"
"Apakah Anda akan menggendong Nona?"
"Benar."
Bukankah Anda berkata bahwa Anda tidak mencintai istri pengganti Anda, Tuan? Lalu, mengapa Anda tidak ingin membangunkan Nona Cia? tanya Oscar dalam hati seraya tersenyum.
"Silakan, Tuan. Hati-hati kepala Nona!"
Kleiner menatap tajam asistennya dan berkata, "Tutup mulutmu! Suaramu yang kencang itu akan membangunkannya."
Spontan, Oscar pun merapatkan bibirnya setelah mendapatkan gertakan dari sang tuan.
Tak tak tak!
Perjalanan panjang dari London menuju Birmingham sangat melelahkan Vyschella. Tidak hanya itu, situasi yang menegangkan pun membuat tubuhnya cepat melemah.
Kleiner membawa Vyschella menuju kamar mereka berdua dengan langkah hati-hati. Namun sepertinya, sesuatu terjadi.
"Oh!"
Kleiner mengerutkan keningnya menahan rasa sakit di tangannya.
"Apa Anda baik-baik saja, Tuan?"
Oscar berjalan di depan Kleiner. Ia hendak membukakan pintu ruang tidur utama pasangan Kleiner dan Vyschella.
Ceklek!
Kleiner melangkahkan kaki memasuki ruang tidurnya. Ia membaringkan tubuh Vyschella lalu menyelimutinya.
"Ada apa, Tuan?"
"Bisakah kau keluar sekarang?!"
"Baik, Tuan. Saya akan berada di depan pintu kamar Anda."
**
Kleiner membuka pakaiannya sambil berjalan menuju wastafel. Ia mencuci wajahnya lalu memijit lembut tangannya yang terasa sakit.
"Hari yang melelahkan! Bukan lelah karena pekerjaan yang bertumpuk, tetapi lelah melihat dia bersama pria lain."
Kleiner pun beranjak ke pinggir ranjang. Pria itu tidak berbaring di samping Vyschella, melainkan membuka pakaian istrinya.
"Pria normal mana yang akan tahan melihat tubuh indah mu, Cia! Dan, aku takkan membiarkan pria lain mendekatimu, bahkan menyentuhmu lagi!"
Kleiner mengecup pelan kening sang istri. Ia membiarkan Vyschella tidur dengan bertelanjang dada seperti dirinya.
"Hahaha, saat kau terbangun nanti, kau akan bingung melihat kondisimu, Cia!"
Kleiner tersenyum puas. Ia melihat tubuh atas sang istri yang tidak tertutup apapun. Dan tentu saja, hal tersebut mampu membangkitkan hasrat lelakinya.
"Shit!"
Kleiner berbaring di samping Vyschella. Ia memeluk perut datar wanita itu dari belakang hingga akhirnya kedua matanya rapat dengan sempurna.
**
Jarum jam dinding di ruang tidur Kleiner menunjukkan pukul tujuh malam waktu setempat. Suhu hangat di kota Birmingham pada bulan September ini berkisar 17 derajat Celcius atau 62,6 derajat Fahrenheit.
Vyschella mendesah pelan ketika tangan Kleiner menyentuh gundukan indahnya yang tidak ditutupi sehelai benang pun.
"Huh!"
Vyschella membuka matanya dan melihat sebuah tangan menjulur memeluk perutnya, sedangkan bulu mata lentiknya menyentuh tangan lain milik Kleiner yang dijadikan sebagai bantalan kepalanya.
"Kau sudah bangun?"
Deg deg deg!
Suara Kleiner menyadarkan Vyschella dari rasa kantuk yang masih menyerangnya. Ia membulatkan kedua matanya dan tersentak ketika Kleiner meraba area sensitifnya tersebut.
"Ah!"
Vyschella berusaha bangun, tetapi Kleiner menghalangi niatnya.
"Kau mau ke mana?"
Kleiner memeluk tubuh Vyschella dengan sangat erat. Ia tidak akan membiarkan wanita ini lolos dari genggamannya.
"Aーaku ingin ke ...."
"Bukankah malam ini kau akan membayar hutang dengan tubuhmu? Apakah kau akan mengingkarinya?"
"Oh, tiーtidak! Buーbukan seperti itu!"
Vyschella memegang tangan Kleiner yang masih bergerilya meraba bagian sensitifnya yang kembar itu.
"Aーaku ...."
Kleiner mencoba bersabar dengan tingkah kekanak-kanakan istrinya. Ia menunggu penjelasan Vyschella mengenai hal yang menjengkelkan siang tadi. Karena sejujurnya, berbagai pertanyaan datang silih berganti seolah ia akan mati dengan pertanyaan yang tidak ia temukan jawabannya.
"Apa?! Kau akan berselingkuh lagi di depan kedua mataku?! Hah?!"
"Kley, kau salah paham denganku!"
Kleiner membalikkan kepala Vyschella menghadap dirinya. Kali ini, ia tidak akan memberikan ampun untuk istrinya.
"Hmmpp ...."
Kleiner mengecup bibir manis Vyschella tanpa perduli jika wanita itu sedang menahan sakit pada perutnya.
"Mengapa kau tidak membalasku, CiーCyra?"
Lagi-lagi Kleiner hampir memanggilnya dengan nama asli wanita itu. Ia melihat Vyschella mengerutkan kening dan mengangkat kedua alisnya bersamaan.
"Peーperutku sakit."
"Ah?! Kau jangan bercanda, CiーCyra!"
Shit! Aku selalu saja hampir kelepasan menyebut nama aslinya! seru Kleiner dalam hati.
"Kapan terakhir kau mengisi perutmu?"
Vyschella menggeleng. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir ia makan.
"Kau?! Kau bahkan tidak perduli pada dirimu sendiri! Lalu, bagaimana kau akan perduli padaku dan anakku?! Hah?!"
Vyschella memegangi perutnya seraya meringis kesakitan.
"Aduh!"
Kleiner bangun dengan raut wajah cemas. Ia tidak tahu harus melakukan apa selain menahan keinginannya untuk meniduri sang istri.
"Apa ini?!"
Perhatian Kleiner terpecahkan ketika ia melihat noda merah pada sprei.