"Aku pasti akan mengambil keputusan yang terbaik. Yang tidak akan menyakiti hati kamu maupun Cantika." Itulah jawaban terbaik yang sudah dia pikirkan selama beberapa menit.
"Hmh … tidak mungkin kak. Salah satu dari kita pasti akan ada yang tersakiti."
"Mengapa harus ada yang tersakiti? Kamu adalah adikku, Cantika adalah kekasihku."
Tania ingin tertawa dalam hati. Mana ada konsep seperti itu. Adik kakak seperti apa yang diharapkan oleh Belva? Apakah itu hanya sebuah alibi agar Belva tetap bersama keduanya dan tidak dipersalahkan. Apapun itu, pada akhirnya Tania tetap tidak peduli kan? Dia akan tetap merindukan Belva, dia tetap akan berusaha bisa berada di sampingnya.
"Sebenarnya aku nggak suka jadi adik-adikan seperti ini. Tapi apa boleh buat. Aku sayang sama kak Belva, mungkin ini satu-satunya jalan agar aku bisa terus bersama Kak Belva. Jadi adik-adikan nggak jelas. Meskipun mungkin Cantika tetap kurang setuju."