"Napa buru-buru? Udah nggak tahan pengen nyentuh diri sendiri? Mau beralih ke panggilan video supaya lebih jelas?"
.... Jalang."
Kalau kemarin kata panggilan itu tak sedikit pun mengusiknya, lain halnya dengan perasaannya yang terlanjur sensitif saat ini. Tubuhnya berpaling cepat, tanpa segan melayangkan tamparan kerasnya pada pipi bajingan itu.
Plakk
Manik mata berkedut dan sontak makin membesar, lengan Nino yang kemudian menekan bekas perih di pipi. Kenapa, apakah pria itu terlalu berpikir posisinya di junjung terlalu tinggi hingga Arka tak akan berani berkutik saat harga diri lagi-lagi di lukai?
"Eh, Ar! Apa-apaan lo, eh?!"
Lebih membuat Arka muak saat kehadiran suara berisik memekakkan telinga itu malah ikut campur.
.... Lo bisa nggak? Sekali aja nggak buat masalah? Minimal bisa bersikap baik, deh!"
Menyingkirkan lengan milik Melisa yang meremas kain bajunya di bagian leher, benar-benar lagak memberikan peringatan keras yang paling di benci.