Bertemu pandang dengan pria bajingan itu keesokan harinya. Bahkan senyum seringainya kali ini jauh lebih mengerikan, siap meneror pikiran pria itu walau sekedarĀ mengulang memori kebejatannya.
Meninggalkan ketiga kawannya dengan langkah mengayun yang begitu bersemangat. Wajah menipunya di buat begitu ceria dengan senyum lebar memberi sapaan, mencelinguk di belakang pria yang tengah berjalan terburu-buru itu.
"Pagi menjelang siang pak Anton..."
Namun nyatanya pria dewasa yang nampak berwibawa dengan tampilan kemeja rapinya itu tak sekali pun menggubris, hanya melewatinya dengan pura-pura tak menyadari.
Sedikit pun belum puas, Arka kembali mengejar, mensejajari langkah pria itu.
"Loh! Hai, pak Anton... Udah mulai masuk buat ngajar lagi, ya... Ckcck-ckck-ckck... Enak banget ya bisa semaunya. Ngomong-ngomong, wajah udah bersih aja, nih!"