"Eungg…"
Seorang pria melenguh, mata terpejam eratnya seolah bukan lagi berusaha menyambut mimpi, melainkan upaya keluar menembus kesakitan di sekujur tubuhnya.
Alisnya kian menukik, sementara jemarinya yang perlahan bisa di gerakkan pun sontak mengepal erat.
"Hah… Hoss-hoshh…" Arka berhasil lepas, tubuhnya lantas bangkit dari baringannya dengan keringat yang sudah membanjiiri.
Namun salahnya yang membuat pergerakan tanpa persiapan terlebih dahulu. "Ouch!" Bahkan Arka kembali jatuh ke atas baringannya, ototnya yang mungkin saja tertarik. Perutnya seperti di aduk-aduk, lebih parah lagi dengan kepalannya yang makin bertambah pening.
"Huuekk!"
Sampai akhirnya Arka yang sudah tak kuat memuntahkan seluruh sisa makanan di lambungnya. Seprei dan selimut berwarna hitam itu terkena muntahannya. Kalau seperti ini, mama pasti marah.
Tapi tunggu dulu, sejak kapan Arka punya selimut berwarna hitam? Lagi pula, ruangan besar milik siapa yang di tempatinya ini?
Ouchh