"Ckk! Tak sangka di sekolah seperti ini, masih saja ada beberapa siswa yang lepas kekang dan memilih tak beradab dengan rela mempertaruhkan masa depan."
Pak Anton berjalan mendekat, lantas menepuk bahu tegap milik Nino. "Kalau saya benar-benar percaya dengan kamu Nino. Tampang yang begitu cerdas dan pria baik-baik."
Nino yang di puji hanya mengulas senyum tipis.
"Dan kamu Arka."
Arka yang tengah memutar mata terhadap penilaian tak penting pak Anton terhadap Nino, lantas terkesiap. "Ya, saya pak." sahutnya sambil mengangkat tangan.
"Setelah melihat kejadian tadi, pastinya kamu merasa beban mental tersendiri. Mungkin saja hal itu merupakan pengalaman pertama kamu terhadap hal-hal yang berbau dewasa?"