"Serius, kita samperin abang lo langsung trus nanya terang-terangan, gitu?"
Brian mengangguk yakin, sementara Arka semakin lemas saat menganggap cara itu adalah jalan terakhir yang ada di pikirannya.
Bukan karena takut berhadapan dan hilang topik saat bersama dengan Nino, hanya saja pembicaraan yang mencegatnya membuat Arka semakin tak percaya diri.
"Bri, nggak pakek jaket kesayangan dari Arka, lagi?"
"Nggak usah malu-malu segala lagi, banyakan siswa dah tau, kok! Jadi diri sendiri, aja!"
Apa tak makin di buat pusing dengan kalimat penyemangat yang sebenarnya adalah cara menjatuhkan ketenangan Arka?
Kembali satu bangku dan berusaha berjalan dengan Brian saja sudah sangat membebaninya. Langkahnya bahkan semakin memberat saat naik tangga, sampai Brian harus menyangga tubuhnya dari belakang.
"Di bawa santai aja."
"Eh, bang Nino pernah tanya macem-macem sama lo nggak sih?"