Bara membawa Dinda ke dalam kantornya, ia mendudukkan Dinda di sofa dan duduk di sebelah istrinya itu. Bara menggenggam erat tangan Dinda yang begitu dungin.
"Nda..." panggil Bara pelan.
Dinda masih terdiam tanpa berani menatap wajah Bara.
"Hei, kamu lihat aku." pinta Bara sambil menangkup wajah Dinda dan memaksa ia untuk menatap Bara.
"Kevin udah ketangkep, Nda. Kamu nggak perlu lagi berdiam diri di dalam rumah, kamu bebas ke mana aja tanpa perlu takut." Bara berujar lembut.
Dinda sendiri langsung merengut dan menggeleng lemah.
"Bukan itu yang aku takutkan!" sahut Dinda pelan.
"Jadi?"
"Aku takut sama kamu, Bang! Ini pertama kalinya aku lihat kamu hajar orang! Serem. Muka kamu juga langsung jadi jelek waktu marah-marah kayak gitu!"
"Hah?" pekik Bara kaget.
"Kalau Abang marah sama aku, Abang bakal mukul aku, nggak?" tanya Dinda takut.
Bara mengernyit bingung, ia tidak menyangka, memukul seseorang di depan Dinda bisa membuat perempuan itu begitu ketakutan.