Lagi-lagi rumah Putra Bagaskara dikejutkan dengan sebuah paket yang berisi baju kebaya dan jawi jangkep. Mereka juga menerima banyak sekali bucket bunga segar dan beberapa perlengkapan adat jawa lainnya.
Tidak perlu bertanya untuk mengetahui siapa yang memesan semua itu.
Jika bukan Elang, siapa lagi?
"Kebayanya bagus, tapi terlalu ketat, nanti perutku sesak." gumam Dinda sambil memegangi sebuah kebaya berwarna gold yang ia ambil dari paket tersebut.
"Gak usah dipakai!" seru Bara cepat.
"Tapi kebayanya bagus, Bang!"
"Aku bilang jangan, ya jangan!"
Dinda merengut. Ia pun mengembalikan kebaya tersebut pada tempatnya, sementara itu Melati hanya senyum-senyum sendiri melihat baju-baju tersebut.
Seniat itu Elang sampai memesan ini semua.
"Aku nemenin Chef Yuni bikin tumpeng aja!" celetuk Dinda sambil pergi meninggalkan ruang tamu.
Hanya ada Bara dan Melati di sana. Suasana selalu menjadi canggung jika hanya ada mereka berdua.
