"Sakit gak?" tanya Dinda sambil menoel-noel lengan Elang yang terbalut perban.
Elang mengalihkan pandangannya dari jendela ke arah Dinda yang baru saja berhambur menyusulnya di kamar.
"Sebenernya gak begitu sakit, tapi kalau di toel-toel kek gitu, kerasa sakit juga, oneng!"
Bukannya berhenti, Dinda malah semakin gemas menekan-nekan pelan perban Elang.
Elang sendiri hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan dan menatap Dinda heran.
"Gemes gue, Lang! Seumur-umur, baru ini gue liat lo sakit!" ucap Dinda takjub.
"Gemes? Wah, gila lo! Luka ini, gue dapet karena melindungi lo, tahu! Bilang makasih kek ke gue!" protes Elang.
Dinda langsung tersenyum lebar, ia lalu memeluk Elang dengan hati-hati, karena takut mengenai lengannya yang terluka.
"Makasih, ya. Gue tahu, lo selalu bisa gue andalkan! Nanti lo boleh nyumbang nama buat anak gue, deh!" seru Dinda pelan.
Dinda lalu melepas pelukannya, dan kembali tersenyum lebar.