Elang hanya berdiri di pojok ruangan sambil melipat tangan di dadanya dan menyandarkan punggungnya pada dinding, ia menatap lurus ke arah Dinda dan Bara yang yang tengah berdiri berhadapan dengan tatapan tajam yang terarah pada satu sama lain.
Ingin rasanya Elang melompat keluar dari kamar Dinda, tapi sayangnya ibu Dinda telah memberi ultimatum untuk mereka tidak keluar dari kamar Dinda hingga Pak Bagaskara datang besok pagi. Jadi, dengan sangat terpaksa, ia harus menyaksikan drama kedua manusia batu tersebut.
"Lo ngapain sih, Bang? Mau lo apa? Gue udah nyusun rencana mateng-mateng buat kabur, eh lo malah dateng-dateng ngerusak semua rencana gue!" gerutu Dinda.
Tatapan Bara masih mengarah lurus ke arah Dinda.
"Harusnya gue yang tanya gitu ke lo! Mau lo, apa ha? Lo mau bawa anak gue ke mana? Gila aja lo! Harusnya, lo hubungin gue! Bukan mengambil keputusan sendiri kek gini!"