Bara dan Elang duduk gelisah di kursi jet pribadinya selama penerbangan menuju Seattle. Penerbangan sendiri memakan waktu sampai kurang lebih sembilan belas jam, jadi mereka harus bersabar sebelum akhirnya menemui gadis itu.
"Tidur sana! Kayaknya lo lagi banyak pikiran, Bang! Kenapa sih? Mikirin kerjaan?" Elang melirik tajam Bara yang duduk berseberangan dengannya.
"Mikirin Dinda!" sahut Bara pelan.
Elang mengernyit bingung, kenapa juga abangnya itu harus memikirkan Dinda? Sudah ia bilang sebelumnya, bahwa Dinda, biar ia yang urus. Kenapa abangnya itu harus repot-repot begitu?
"Ada yang lo sembunyiin dari gue, ya Bang?"
Bara menghela napas berat, ia lalu balas menatap Elang tajam.
"Gue mau cerita, takut lo gak bisa nerima. Jadi ya udah, biar lo tahu sendiri aja nantinya!" ucap Bara dengan entengnya.
"Belakangan ini, gue udah dapet banyak kejutan. Jadi kalau nambah satu lagi, gue rasa nggak ada pengaruhnya!" sahut Elang cepat.