"Sam?" pekik Nisa kaget saat melihat Samudera yang sudah duduk dengan santainya di ruangan gadis itu.
Sam memutar kursinya dengan enggan, lalu menatap datar ke arah Nisa. Sungguh, ia sudah muak melihat wajah gadis itu.
"Kamu ada di sini? Kenapa gak ngabarin dulu?" Nisa terlihat gugup, ia terus bergerak dengan gelisah.
Nisa berjalan menghampiri Sam dan duduk berhadapan dengan pria itu.
"Aku gak suka basa-basi, kamu tahu itu kan? Langsung aja, Nis! Kamu pergi tinggalin kota ini, atau aku yang akan paksa kamu pergi! Aku udah memperingatkan kamu sebelumnya, kan? Jangan pernah mengusik Melati. Tapi, sepertinya kamu terlalu meremehkan peringatan dariku."
Nisa langsung mematung di tempat. Keringat dingin langsung mengalir deras dari keningnya.
"Kamu ngomong apa sih, Sam? Aku gak ngerti!"