Bara berhenti melangkah tepat di depan pintu kamar Elang yang setengah terbuka. Ia hendak mengambil laptopnya yang tertinggal di ruang tengah, namun suara ponsel Elang yang terus berbunyi sungguh mengusiknya.
Bara melirik jam dinding yang terletak tak jauh dari tempatnya berdiri, sekarang sudah lewat tengah malam. Jadi, ia sungguh penasaran, siapa sekiranya yang menelepon pada jam segini?
Bara pun masuk ke dalam kamar Elang dan berusaha membangunkan adiknya yang tertidur dengan sangat lelap itu.
Tapi, Elang bukanlah Elang jika mudah untuk dibangunkan. Jadi, Bara mengambil ponsel Elang dan bermaksud untuk menonaktifkan ponsel tersebut agar tidak berdering lagi.
Namun, saat ia melihat nama Dinda muncul di layar, tangan pria itu reflek mengangkat telepon tersebut. Bara berniat memaki gadis tersebut karena telah mengusik ketenangannya. Di mana sopan santun gadis itu? Kenapa menelepon malam begini?