Saga tetap mengusir kedua orang tuanya dari rumah. Ibu dan sang ayah tetap memohon, tapi tak Saga pedulikan sama sekali.
"Saga, ibu mohon ... maafkan kesalahan ibu dan ayah, Nak."
"Kalian berdua sudah mengecewakan aku dan Alisa."
Alisa berdiri di ruang tamu sambil menitikkan air mata. Langkahnya tak bergerak sama sekali. Tatapan kedua mata mengarah ke depan, memandang kedua mertuanya.
Hancur sudah hati Alisa. Ditambah dirinya mengalami keguguran. Tak ada lagi harapan yang tersisa. Ia pun kembali lagi ke atas kamar dan membiarkan Saga di luar, mengurus kedua orang tuanya.
Sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Itulah yang dirasakan oleh Alisa sekarang. Harapan yang ia nantikan selama ini, harus musnah. Menunggu sang buah hati lahir, malah janinnya tiada.
Sesampainya di kamar, Alisa langsung menuju ke atas tempat tidur. Wajahnya ia tutupi dengan kedua tangan sambil menangis.
"Sayang?"