Hari ini merupakan hari pertama Arsen menginjakkan kaki di sebuah SMAN PERJUANGAN. Betapa bahagianya Arsen ketika melihat suasana SMA ini masih seperti dahulu. Arsen memutuskan untuk berangkat sendiri, agar tidak ada yg curiga jika ia merupakan kakak kandung dari Levanya.
"Eh itu kak Arsen bukan sih?"
"Lah iya, beneran itu kak Sen"
"Setelah sekian lama kita hanya bertemu sekali, namun sekarang tuhan telah mempertemukan ku dengannya kembali"
"Alay lo"
"Iri bilang bos"
"Heh ngatemi! Gue gak mau jadi bos lo, dan gue juga gak mau punya karyawan lemot kayak lo"
"Makin keren aja kak Sen"
Tiba-tiba ada beberapa motor yg memasuki kawasan sekolah, siapa lagi kalau bukan Arga, Rendi dan Axel.
"Permainan akan dimulai" Gumaman dari Leva yg sedang berdiri mengintip di celah-celah jendela kelasnya.
Arga,Rendi dan Axel berjalan melewati Arsen dengan tampang angkuhnya. Hingga Arga menyenggol bahu Arsen yg sedari tadi berdiri memandangi pemandangan sekolah.
"Siapa lo?" Tanya Arga pada Arsen dengan sebelah alisnya yang terangkat.
"Arsen" Ucap Arsen yg tak kalah dinginnya melebihi bongkahan es batu.
Arga memandangi Arsen mulai dari atas hingga ujung kaki, ia terkekeh seolah-olah meremehkan penampilan sekaligus kemampuan Arsen.
"Keren akting lo Ga" batin Arsen.
"Ngapain lo?" Tanya Arsen dengan tatapan tak suka.
"Gak usah sok" Ucap Arga seolah-olah emosinya sudah terpancing, padahal ia sendiri mati-matian menahan rasa paniknya dalam menjalankan drama dari Arsen.
"Lo yg sok" balas Arsen dengan tak kalah emosinya.
Hampir saja Arga ingin memukul Arsen, namun berhasil ditahan oleh Rendi dan Axel. Arga tetap saja memberontak.
"Udah deh Ga, gak usah nyari masalah disini, lo mau dikeluarin dari sekolah?" Ucap Rendi yg sudah muak melihat pertengkaran antara keduanya yg tak ada akhirannya.
_&_
Kini jantung Leva tak ada henti-hentinya untuk maraton, Leva sangat panik sekaligus cemas mengenai drama yg akan ia lakukan.
Tujuannya sekarang adalah Lizzy, bagaimana pun juga, hari ini ia harus berhasil mendekati Lizzy. Tak ada kata mudah untuk mendekati Lizzy.
Lizzy adalah perempuan yg sangat pendiam dan sangat irit dalam berbicara. Mampukah ia mendekati Lizzy?
"Dek tunggu" Ucap Leva yg mengentikan jalan adik kelas yg sepertinya akan pergi menuju ke dalam kelas.
"Kak Leva kan?" Tanya adik kelas itu dengan sopan.
"Iya, boleh minta bantuannya?" Tanya Leva dengan tangan yg meremas sisi rok yg ia kenakan.
"Iya kak boleh" ucap adik kelas yg bername tag Aulia itu.
"Boleh tolong panggil kan Lizzy?" Ucap Leva dengan tatapan mata seolah-olah mengatakan 'tolong'.
"Sebentar ya kak" Ucap Aulia yg kemudian melenggang masuk ke dalam kelas yg bertuliskan X BAHASA 3.
"Ini kak, Lizzy" Ucap Aulia yg sudah muncul didepan pintu dan diikuti oleh seorang perempuan dibelakangnya yg sedang menundukkan kepalanya.
"Saya permisi dulu kak" ucap Aulia dengan ramah.
"Iya, thanks ya" Ucap Leva.
Kini hanya ada Leva dan Lizzy, mereka berdua tertimbun dengan rasa sunyi, suasana mendadak canggung, mereka berdua hanya diam tak bergeming.
"Ada apa kak?" Tanya Lizzy yg masih menunduk.
"Lizzy kan?" Tanya Leva dengan perasaan campur aduk di saat menghadapi Lizzy.
"I-iya kak ada apa?" Tanya Lizzy yg masih tak mau menghadap ke arah Leva.
"Aduh mampus! Gue harus ngomong apaan" batin Leva yg sudah keringat dingin mulai mengucur deras di dahinya.
Ting tong Ting tong
Bunyi bel sudah terdengar, seluruh siswa siswi mulai berhamburan masuk menuju kelas masing-masing.
"Kak sudah bel" Ucap Lizzy.
"Nanti saja, ketika istirahat ya" Ucap Leva yg sudah melenggang pergi meninggalkan Lizzy yg masih bingung di tempat.
_&_
"Lev, gue istirahat bareng lo ya, gue udah cocok sama lo, daripada gue istirahat sama Kelly, bisa rusak gendang telinga gue kalo dia ngomong" Ucap Milka yg masih beberes alat tulisnya yg tergeletak di mejanya.
"Emang Kelly kenapa Mil?" Tanya Leva yg masih menimang-nimang apakah ia harus istirahat dengan Milka, lalu bagaimana dengan drama yg akan ia jalankan.
"Kelly tuh kalo sekali ngomong, seluruh orang pasti langsung tutup telinga" Ucap Milka yg masih berkutat dengan alat tulisnya.
"Emm i-iya deh boleh" Ucap Leva dengan gugup. Ia dilanda rasa kebingungan sekarang.
"Kenapa lo gugup gitu? Lo nyembunyiin apa dari gue?" Tanya Milka dengan mata yg memicing ke arah Leva dengan tatapan penuh curiga.
"Emm jadi itu..." Jeda Leva yg sudah panik dengan pertanyaan Milka.
Milka menaikkan salah satu alisnya, seolah-olah ia berkata 'ada apa'.
"Jadi g-gini-
"-LEEVAAAA" Teriak dari seorang laki-laki yg tiba-tiba muncul di depan pintu kelas, siapa lagi jikalau bukan Arsen.
Arsen berjalan melangkah menuju tempat duduk yg ditempati Leva yg kemudian dibelakangnya diikuti oleh Arga dengan tampang cool nya.
"Ngapain kak Sen dan Arga kesini?" Bisik Milka yg sudah dag dig dug der melihat dua most wanted berjalan kearahnya.
"Lo kenal?" Tanya Leva yg juga berbisik kepada Milka.
"Siapa sih yg gak kenal Arsenio Mahardika, seorang anak dari pemilik SMAN PERJUANGAN dengan sejuta ketampanan." Sahutan dari Arsen dengan penuh kepedean ditambah kege'eran.
"Bukan kakak gue" Ucap Leva yg juga mengangkat kedua tangannya seolah-olah seperti orang yg hendak ditangkap polisi.
"Adek durhaka!" Ucap Arsen dengan tampang yg mendramatisir.
"Kakak gila!" Kesal Leva dengan menjulurkan lidahnya.
"Adek-"
"-Ck! Diem!" Kesal Arga dengan decakan yg mampu membuat Arga, Leva dan Milka terdiam seribu bahasa.
Kini Milka hanya menatap kosong ke arah mereka bertiga, dia bingung, ada ada apa antara mereka bertiga, mengapa mereka begitu dekat?
"Ngapain diam aja Mil?" Tanya Leva dengan keheranan.
"E-enggak kalian kok bisa dekat" tanya Milka dengan penuh kegugupan.
"Gue sebenernya adalah kakak kandungnya Leva, selama ini Leva ada di Jatim ikut nenek, sedangkan gue sama orang tua gue ada di London" Jelas Arsen dengan panjang lebar.
"Pantesan mirip" gumam Milka yg menganggukkan kepalanya.
"Jadi gimana misi nya?" Ucap Leva secara tiba-tiba, hingga membuat Milka dilanda kebingungan lagi.
"Gue udah nyuruh Axel buat selalu nyindir Rendi, gue pengen tau ekspresi Rendi setelah disindir Axel" Ucap Arga.
"Buat lo Arga, Lo harus tetap musuhan sama gue" Ucap Arsen.
"Sumpah, ngedeketin Lizzy gak semudah yg gue bayangin" Ucap Leva.
Leva bergidik ngeri setelah membayangkan bagaimana kejadian nanti jika ia akan mendekati Lizzy, apakah ia akan menjadi patung di samping Lizzy??
"Heh! Ini ada apaan sih? Jadi bingung gini gue" Ucap Milka yg sedari tadi dibuat melongo.
Arga, Arsen dan Leva saling menatap satu sama lain. Mereka lupa jika masih ada Milka di kelas ini, mereka telah ceroboh mengenai drama yg akan mereka jalani.
"Ditanyai malah bengong" Ucap Milka dengan kesal.
Bukannya dijawab pertanyaannya, malah terdiam bengong.
"I-itu a-anu" ucap Leva dengan gugup.
"Anu apaan?? Anu itu satu kata berjuta makna" Ucap Milka yg ditambah dengan dengusan kesal darinya.
---------