Malam ini Arga dan Axel mengendarai motor masing-masing untuk menuju markas yg telah di sharelock oleh Arsen, markas Vanostra terletak yg tak jauh dari hutan belantara. Arga memimpin selama di perjalanan. Axel mengikuti dari belakang.
Arga dan Axel sudah mulai memasuki hutan belantara, suasana sangat dingin ditambah suara kicauan burung hantu yg membuat suasana semakin mencekam dan terkesan horor.
Axel sudah keringat dingin melawan rasa penakutnya, sedari tadi badannya bergemetar hebat, namun mencoba ia tutupi sedemikian rupa supaya reputasi seorang Axel tidak hancur gegara memasuki hutan belantara.
Arga bersikap berbanding terbalik dengan Axel. Arga sangat santai dalam melewati hutan belantara ini, mungkin sudah tradisi Arga melewati kegelapan.
"Arga" Ucap Axel yg masih mengendarai motor sport nya dibelakang Arga.
"Hm" Deheman Arga.
"Masih jauh gak?" Tanya Axel dengan suara khas orang ketakutan.
"Takut?" Ucap Arga dengan senyuman mengejek.
"E-eng-gak kok" ucap Axel melawan rasa gugupnya yg sedang menghantuinya.
Mereka berdua sudah memasuki hutan bagian dalam, semakin dalam semakin mencekam dan bulu kuduk mereka sudah berdiri, suasana dingin membuat mereka bergidik sendiri melihat pepohonan yg menjulang tinggi, kelelawar bertebangan.
"Eh itu lampu bukan sih?" Tanya Axel pada Arga.
Mereka berdua turun dari motor, mereka lebih memilih untuk menuntun motornya, dan tepat di samping pohon besar terdapat cahaya lampu remang-remang, mereka mencoba untuk menghampiri.
"Eh tapi kok rame ya?" Ucap Axel ketika merasa suasana berubah menjadi ramai dari sebelumnya.
"Masuk aja, itu markas nya" Ucap Arga yg masih setia menuntun motor sport biru nya.
"Yg bener aja lo Ga, gue gak mau mati muda gegara masuk hutan ini" Ucap Axel yg mulai ngelantur.
"Ck! Serah lo" Kesal Arga kepada Axel.
"Eh copot!" Ucap Axel ketika melihat buah mangga jatuh dari pohonnya.
Axel memungut buah mangga itu, buah mangganya sudah berwarna kekuningan, yg berarti sudah matang, seolah tak ada rasa berdosa, Axel memasukkan buah mangga itu pada jok motornya.
"Maling!" Kesal Arga ketika melihat kejadian konyol yg dilakukan Axel.
"Ini tuh namanya rejeki Ga, rejeki anak soleh" Ucap Axel sembari merapikan rambutnya.
"Soleh?" Ucap Arga seolah ada yg aneh dengan kata tersebut.
"Iya anak soleh, bukan pak Soleh yg jualan ketoprak di depan sekolah!" Kesal Axel yg sepertinya mengerti akan maksud dari pemikiran Arga.
Sekarang Arga ingat, pak Soleh merupakan bapak yg jualan ketoprak di depan sekolah, yg biasanya Amin beli.
Amin adalah teman sekelas Arga dan Axel yg mempunyai bakat terpendam, yaitu memakai celana sekolah tanpa ikat pinggang, wah sungguh bakat yg luar biasa.
_&_
Sedari tadi Arsen hanya hidup tiada guna, ia terus mondar mandir di depan para anggotanya yg cengo melihat dirinya yg hanya berdiri, duduk, kekanan, kekiri.
"Ck, lama banget Arga dan Axel" Ucap Arsen dengan cemas.
Padahal Arsen sudah mengirimkan lokasi sekitar 2 jam yg lalu, harusnya perjalanan ke markas tak membutuhkan waktu yg lama, mungkin hanya 25 menit.
"Bos, kenapa sih mondar mandir kek orang lagi kehilangan harapan" Ucap Vino selaku seketaris geng Vanostra.
"Sok puitis" Ucap Zaidan yg masih memakan mie instan buatannya.
"Ada kejutan nanti" Ucap Arsen yg masih mondar-mandir.
"BOS ADA TAMU, DIIZININ MASUK GAK?" Teriakan dari Rey yg tiba-tiba muncul membawa sekolah yupi ditangannya.
"Siapa?" Tanya Arsen.
"Ada dua cowok, katanya sih temennya bos" Ucap Rey yg masih berpaut dengan yupi berbentuk cicak yg lentur itu.
"Suruh masuk" Titah Arsen yg sudah menduga jika itu Arga dan Axel.
"Emangnya bos siapa? Kok nyuruh-nyuruh?" Tanya Rey dengan tampang tak berdosa nya.
Untuk semuanya boleh langsung hujat Rey:)
"Ck! Gue lempar nih sandal" kesal Arsen yg sudah terbiasa dengan sikap childish Rey.
"Biar gue aja bos yg samperin" Ucap Vicky langsung berdiri untuk menghampiri Arga dan Axel.
Vicky, Arga, dan Axel berjalan memasuki markas Vanostra, Arga dan Axel menjadi pusat perhatian oleh seluruh penghuni markas, bahkan ada beberapa anggota yg melihat Arga dan Axel dengan mulut ternganga lebar, entah apa yg ia pikirkan.
"PERHATIAN!!" Ucap Arsen dengan lantang.
Seketika semua yg berada di markas, pandangannya terpaut pada sang leader yg disebelahnya terdapat Arga, Axel, Vicky, Vino dan Zaidan.
Jangan tanyakan Rey kemana, sudah pasti Rey akan menyimak di barisan paling belakang sembari memakan yupi cicak kesayangannya.
"Geng kita akan bertambah anggota, yg semula geng ini saya perjuangkan mulai dari SMP, dan akhirnya sekarang bisa jaya seperti ini karena kalian, saya berterima kasih pada kalian semua"
"Geng yg semula beranggotakan 248, kini akan bertambah menjadi 250 orang, Perkenalkan yg pertama, dia adalah ARGALINO XAVERO, panggil saja Arga, kepada Arga silahkan" Ucap Arsen dengan tegasnya membuat seluruh anggota yakin jika Arsen memang ketua yg tak main-main.
"Saya Arga, saya harap kita bisa berteman baik selayaknya sahabat yg selalu ada" Ucap Arga dengan singkat, pasalnya Arga sendiri juga bingung mau bilang apa.
"Yg kedua ada AXELIO BALAPRADANA, Panggil saja Axel, kepada Axel silahkan" Ucap Arsen.
"Perkenalkan saya Axel, berdirinya saya disini adalah untuk memperkenalkan diri bahwa saya merupakan cowok terganteng dan tercakep di markas ini, nomor wa saya 0815 lanjutannya kapan-kapan, dan untuk Instagram saya belum buat, karena ada keperluan mendadak, cukup sekian dari saya" Ucap Axel dengan penuh kepercaya diriannya.
"Sekali lagi maaf jika Axel agak geser"
"Langsung to the point saja, Geng ini sudah tidak ada wakil ketuanya, jadi saya sudah memilih salah satu dari Arga dan Axel" Ucap Arsen dengan pandangan mata yg menatap Arga dan Axel secara bergantian.
"Saya berikan selamat kepada Arga untuk menjadi wakil ketua geng Vanostra"
"Vino tolong berikan jaketnya kepada Arga dan Axel"
Arga dan Axel menerima jaket kebanggan dengan senang hati, sebaris senyuman mulai terpancar dalam diri Arga, jaket kebanggan tersebut sudah melekat pada tubuh Arga dan Axel.
"Oke cukup perkenalan dari Arga dan Axel" Ucap Arsen dengan menepuk pundak Arga dan Arsen.
"MOTTO VANOSTRA ADALAH?"
"MEMAKSIMALKAN HAL YG MINIMAL, JALANAN ADALAH RUMAHKU, MOTOR ADALAH NYAWAKU"
"Bukan tentang seberapa jauh jarak yang sudah ditaklukkan, seberapa banyak tempat yang sudah ditaklukan, tapi diri kitalah yang mesti kita taklukkan. Touring mengajarkan banyak hal tentang sikap, ego, kebersamaan, kelemahan kita, semangat, keyakinan, dan banyak hal lainnya.Sesama bikers comunity dilarang saling bermusuhan. Kita harus tetap satu aspal. Saat di mana kita mengingat kembali bahwa sukses adalah tujuan kita. Maka terjatuh adalah bagian dari proses itu, sehingga tak akan membuat kita patah semangat dan terus berusaha" Ucap Arsen dengan tulus, yg terkesan sangat menyayangi geng Vanostra.
"VANOSTRA!"
"AKAN ADA CERITA DI SETIAP KILOMETERNYA"
-------
-Kebersamaan akan ada jika kita tau artinya menjaga-
-Bukan tentang siapa yg sering bersama, ataupun yg punya segalanya, tapi ini tentang teman yg bisa diajak susah senang bersama-