Chereads / ATMA-TRUTH OF SOUL / Chapter 22 - Pergerakan Guild

Chapter 22 - Pergerakan Guild

Rigma : Penyamaran

Seumur hidupku selama 19 tahun, baru beberapa bulan terakhir aku merasa dikelilingi kenikmatan terlarang. Entah sejak kapan diriku mulai menikmati semua hal terlarang yang terjadi di sekitarku.

*slurp…*

Sekarang saja diriku sudah terbawa oleh suasana erotis yang menggetarkan jiwa. Dimana pelayanku memberikan kenikmatan dengan mulut dan lidahnya dengan sukarela. Nuansa ruangan yang penuh uap air panas membuat pandanganku samar. Aku tidak bisa melihat dengan jelas tubuh pelayanku yang handuknya sudah tersingkap.

Aku hanya bisa merasakan kenikmatan pada bagian selangkangan yang telah dikuasai oleh dini. Matanya kadang melirik ke arah wajahku yang sedang menahan siksaan kenikmatan dari permainannya. Ketika sedang dilanda badai kenikmatan, tiba-tiba tubuhku merasakan sensasi aneh yang familiar. Aku pun mengingat soal peringatan syna di awal tentang efek ketika lawan jenisku meminum cairanku.

"Dini… aku… mau keluar… tahan dulu…"

Entah kenapa dini malah melingkarkan kedua tangannya agar aku tidak bisa menarik mulutnya. Rasa nikmat yang sudah berada di ujung tanduk pun tak tertahan, akhirnya cairanku keluar ke dalam mulutnya dengan deras.

*glup…*

'Sial… aku gagal mencegah ronde keduanya…!'

Dini menelan seluruh cairanku tanpa tersisa, ia bahkan membersihkan sisa yang terdapat pada selangkanganku.

"Masih keras… kalau begitu tuan… kita lanjut ke ronde ke dua…"

'Sudah kuduga hal ini tidak terelakan... '

Aku benar-benar kebingungan dan hanya bisa mengikuti alur yang terjadi. Miasma yang keluar dari tubuhku terlalu kuat karena pemakaian kekuatan yang berlebihan. Dini sudah memposisikan tubuhnya di atas dan bersiap untuk menikmati benda tumpul yang ada di selangkanganku.

"Aaahhhh… ♥"

Dini langsung mendesah ketika benda tumpul tersebut masuk ke dalam lubang licin yang ada di selangkangannya. Aku juga merasakan kenikmatan menjalar dari selangkanganku akibat jepitan dari lubang licin milik dini.

"Ahhh… dini… "

"Tuan… ini benar-benar nikmat… ahhhh … anda memang yang terbaik tuan… "

Tubuh kami berdua mengejang secara bersamaan setelah beberapa menit melakukan hal liar di kamar mandi. Tubuh dini jatuh ke dalam pelukanku, ia terlihat sangat kelelahan setelah melakukan aksi liar bersamaku. Miasma yang keluar dari tubuhku perlahan mulai menghilang hingga akhirnya semuanya kembali menjadi normal.

Pergolakan Dunia Bawah

Semenjak berhasil menyelesaikan misi pertama, selama dua minggu terakhir asrea belum juga menghubungi rigma. Rigma memanfaatkan waktunya selama dua minggu untuk berlatih dan juga mengembangkan pengetahuan al-kimianya. Tim raksha sendiri diperintahkan oleh rigma untuk menyelidiki dunia bawah.

"Aku tidak mau ketinggalan satupun informasi soal dunia bawah… kalian bebas menggunakan uang yang ada di kartu ini... "

"Siap tuan…"

"Oh iya sebelum berangkat… azin aku punya sesuatu untukmu…"

Rigma memberikan sebuah topeng wajah yang terlihat mirip dengan warna kulit azin.

"Kau gunakan ini… cukup alirkan sedikit energi jiwa ke dalam topengnya maka wajahmu akan berubah total… aku juga memasang fitur pelindung iris mata agar kau tidak mudah dikenali…"

"Terima kasih tuan…!"

"Lalu untuk siar…"

Sebuah kacamata teknologi tinggi dari angkatan militer diberikan kepada siar untuk kebutuhannya sebagai unit pengintai.

"Ini kacamata serbaguna yang biasa dipakai unit pengintai angkatan militer…!?"

"Iyap… kau butuh ini bukan untuk melindungi matamu… "

"Terima kasih banyak tuan…!!"

Siar dan azin benar-benar terlihat patuh kepada rigma, mereka semakin setia setelah merasakan perlakuan tuannya. Latihan mereka selama 1 minggu awal memang berat karena rigma ingin mereka bisa melindungi diri sendiri. Setelah urusan rigma dengan tim raksha selesai, ia pun berangkat menuju laboratorium rahasia kampus atma.

"Aku tidak memiliki banyak waktu akhir-akhir ini… kegiatan di kampus jadi agak terhambat… aku juga tidak bisa begitu konsen dengan mata kuliah obat-obatan yang ada… semua ini terjadi karena aku terlibat dengan dunia bawah… haaaa... "

"Rigma… kamu terlalu banyak mengeluh seperti orang tua…"

"Ya karena beban hidupku memang bertambah sejak diriku terdaftar sebagai seorang etranger…"

"Aku memang tidak tahu bagaimana rasanya jadi etranger… tapi paling tidak aku tahu bagaimana rasanya terlibat dengan dunia bawah… itu sebabnya kamu tidak boleh lesu seperti itu…"

"Oke-oke… "

Rigma melakukan eksperimen percobaan untuk membuat homunculus bersama ketua laboratorium pengembangan senjata jiwa. Semua teori dasar dan idenya tentu berasal dari syna yang memang jauh lebih tahu soal homunculus.

"Aku tidak menyangka… sejak kedatanganmu… laboratorium pengembangan senjata jiwa jadi lebih sibuk dari sebelumnya… apalagi idemu soal senjata jiwa terdengar hebat… tapi apa homunculus juga bisa disebut senjata jiwa…?"

"Ya, secara teori tubuh mereka adalah senjata dan proses pembuatnya juga tidak jauh berbeda dari senjata jiwa… hanya saja bahan yang diperlukan jauh berbeda… aku yang sekarang hanya memiliki imajinasi soal homunculus tanpa tahu cara penyempurnaannya ... "

"Jadi ini bisa dibilang jenis senjata jiwa baru…?"

"Tepat… kalau berhasil ini akan jadi terobosan baru… "

Risman akhirnya mengerti kenapa rigma bersikeras menyebut homunculus buatan mereka sebagai senjata jiwa. Proses pembuatan homunculus berjalan dengan lancar, namun proses kesempurnaannya baru mencapai 32%.

"Lagi pula setelah mencapai 30% tingkat kemajuan pengembangannya semakin lambat… "

"Ya paling tidak penelitian ini tidak akan memakan waktu lebih dari 3 tahun… "

"Ya kau benar ketua…"

Rigma pun keluar dari laboratorium untuk membeli minuman di lobby. Di sana ia mendengar keributan yang berasal dari laboratorium pemulihan jiwa.

"Ada apa kira-kira sampai ramai sekali… ? "

Karena penasaran rigma pun mencoba mengintip laboratorium pemulihan jiwa. Rigma melihat pemandangan tidak biasa dimana banyak sekali orang yang terluka parah di laboratorium pemulihan jiwa.

"Oi mereka kenapa… ? "

"Katanya salah satu anggota guild pandawa mengamuk dan menyerang guild mereka… mereka adalah guild racun… "

"Huaa cuma gara2 satu orang mereka jadi begini… ? "

"Iya, tapi korban tewas hanya ketua guildnya… pemandangan seperti ini sudah biasa di dunia bawah… "

Rigma sekarang tahu alasan guild pandawa ingin merekrut dirinya, pertama kekuatan. Masing-masing anggota guild pandawa haruslah kuat untuk menjaga dirinya sendiri. Tanpa sengaja rigma berjalan hingga laboratorium mesin, kegiatan laboratorium mesin juga jauh lebih sibuk dari biasa.

"Cepat panggil etranger lepas atau guild mana pun… jumlah potensi retakan dimensi hari ini terlalu banyak… "

"Lapor… guild kucing api, guild taurus dan guild bulan sabit biru sedang bentrok melawan etranger khusus milik pemerintah… mereka tidak bisa membantu…"

"Pemerintah sialan… ! Apa mereka tidak tahu ada lebih dari 15 titik yang berpotensi menjadi retakan dimensi secara bersamaan… "

Rigma menatap dengan sinis tanpa berkomentar, lalu ia pun berbalik badan dan pergi.

'Dunia bawah sedang kacau balau… syna kita sepertinya harus membantu sedikit… '

'Kau ini terlalu baik bocah… padahal kau boleh saja membiarkan semuanya… tapi kau malah ingin membantu…'

Rigma pamit pada harun sebelum pergi membantu dunia bawah yang di landa krisis retakan dimensi. Di parkiran rigma langsung mengganti pakaiannya menjadi serba hitam dengan topeng yang menutupi wajahnya.

'Sebenarnya aku selalu ingin bertanya kenapa kau memaksaku membuat topeng separuh senyum separuh menangis… '

'Bisa dibilang selera pribadi… jadi jangan banyak protes… kita ada misi yang lebih penting bukan… ? '

'Ya ya… '

Rigma berlari dengan sangat cepat sambil melompati dinding pembatas kampusnya. Larinya jauh lebih cepat dan efisien untuk mencari retakan dimensi.

Bersambung…