Terbentuknya Tim Raksha
"Hiiii…! AMPUN…!"
"Kalau kau tidak ingin berakhir seperti majikanmu yang di sana… minum ini…"
Rigma mengeluarkan sebuah botol berisi cairan merah seperti darah dari ruang penyimpanan dimensi.
"Ba-barusan… ruang penyimpanan dimensi kan…!? Bagaimana kau…"
"Bicara sekali lagi dan lehermu akan segera terpisah dari tubuhmu…"
"Hiii…! Maaf aku akan minum…"
*glup glup…*
Siar terlihat sangat panik ketika mendengar ancaman rigma bercampur dengan hawa membunuh. Ia panik dan langsung mengambil botol cairan yang ada di tangan rigma dan meminumnya dengan cepat. Setelah cairan di botol tersebut habis, sebuah tato muncul melingkari leher siar seperti sebuah kalung.
"Hmmm… hasilnya sesuai dengan perkataanmu syna…"
"Eeee... jadi kau meragukanku…? Dan juga kenapa kau menyebut namaku di depan orang asing ini…"
Siar terdiam ketika melihat sosok syna yang memperlihatkan wujud aslinya sebagai seorang succubus.
"Kalau efek ramuan tadi benar-benar mujarab dia tak akan berani cerita kepada orang lain…"
"Ya memang sich ramuan alkimia perbudakan itu sangat efektif… tapi kau sebagai majikannya harus memberikan perintah terlebih dahulu…"
"Ya ya… eh kau wanita… mulai sekarang kau dilarang memberitahu siapapun soal sosok syna yang kau lihat sekarang ini…. Kalau kau memberitahu orang lain meski hanya sekali… kau akan mati…"
Perkataan rigma membuat siar tersadar dari lamunannya, ia terkena pesona dari sosok syna yang amat cantik.
"Tunggu…! Jadi minuman yang tadi aku minum dapat membunuhku…!? Dan lagi kenapa jiwa pengelana bisa menampilkan wujudnya…!?"
"Tenanglah… kalau mau bertanya itu harus dengan sopan santun…"
"Hiii…! Maaf tuan... "
"Pertama ramuan yang kau minum itu terikat oleh darahku… saat seseorang meminumnya dia otomatis akan menjadi budakku… dengan taruhan nyawanya sendiri… lalu yang kedua… kau sebagai mantan etranger harusnya tahu ada jiwa pengelana yang bisa menampilkan wujud fisiknya…"
Mata siar langsung membesar ketika mendengar penjelasan dari rigma soal jiwa pengelana yang dapat menampilkan wujud fisik. Hanya jiwa pengelana peringkat SS ke atas yang dapat membuat dirinya terlihat oleh orang lain. Tapi terkadang ada jiwa pengelana peringkat SS ke atas yang dapat menggunakan wujud fisik agar dapat terlihat. Jiwa pengelana ini termasuk yang paling langka diantara jiwa pengelana peringkat SS ke atas.
"Mustahil... Anda… seorang hider…!?"
"Yap… dan mulai sekarang kalau kau membocorkan informasi soal diriku atau syna… kau akan mati… mengerti…?"
"I-iya… saya janji gak akan membocorkan secuilpun informasi soal anda… atau jiwa pengelana anda…"
Tubuh siar gemetar ketika menjawab perkataan rigma, namun ia lebih terlihat seperti orang yang merasa senang ketimbang takut.
"Bagus… sekarang aku ingin tahu kita berada dimana…?"
"Kita berada di area paling timur dari hutan buatan… jaraknya sekitar 22 Km dari markas para penjahat…"
"Heee… sekarang kau memanggil mereka para penjahat…"
"Maafkan saya tuan… saya terlalu terbawa suasana…"
"Tidak masalah… sekarang kita harus segera kembali… kau harus berpura-pura menjadi sandera para kriminal yang aku selamatkan…"
"Baik tuan…"
Rigma bersama siar pun berlari ke arah azin yang telah diperintahkan untuk menunggu kedatangannya. Perjalanan menuju tempat azin hanya membutuhkan waktu 30 menit, rigma melihat azin masih menunggu dengan patuh.
"Hooo… aku pikir kau akan kabur…"
"Tuan… tidak mungkin saya berani…"
"Bagus kalau begitu… minum ini…"
Rigma kembali menyodorkan cairan berwarna merah darah seperti yang ia berikan pada siar. Tanpa banyak bicara azin langsung meminum cairan asing yang ada di tangan rigma.
"Bagus mulai sekarang kalian ada bawahanku… aku berniat untuk membuat sebuah tim di balik bayang-bayang untuk membantuku…"
"Dimengerti tuan…"
Tim raksha yang berada dalam komando rigma pun terbentuk dengan 2 orang anggota pertama. Akhir dari perburuan para kriminal yang memakan banyak korban pun tiba, rigma mengumpulkan seluruh anggota tim yang tersisa. Ia juga mengumpulkan mayat dan para anggota grup kriminal yang pingsan akibat pertarungan. Dampak yang diterima oleh tim etranger lepas dalam misi kali ini sangat besar. Korban luka ringan 4 orang, luka berat 8 orang dan etranger yang tewas ada 5 orang.
"Ini sangat buruk… terutama untuk tim geminis... "
"Iya… aku tidak menyangka banyak etranger kelas 2 yang tumbang dalam misi kali ini…"
'Setelah aku pikir lagi… kalau lawannya azin… etranger kelas 2 sudah pasti hanya mainan untuknya…'
Rigma hanya terdiam mendengar perkataan asrea sambil membayangkan soal kekuatan azin sang pengendali benang.
"Dua orang yang aku kalahkan bukanlah hider yang bisa dikalahkan oleh etranger kelas 2… aku beruntung karena bisa menyerang mereka secara mengendap-endap… tapi 1 orang yang aku kalahkan berhasil melarikan diri…"
"Tidak perlu disesali rigma… kau berhasil membawa tawanan mereka dengan selamat dan membunuh pimpinan mereka... "
"Kalau nona siar tidak bekerja sama denganku waktu itu… mungkin hasilnya akan berbeda…"
Rigma mencoba membuat alasan agar semuanya terlihat logis di mata asrea. Ia tidak ingin dicurigai oleh rekan satu tim sendiri, siar juga membantunya membuat alibi tersebut.
'Semuanya berjalan dengan sempurna… sekarang tinggal mengurus beberapa hal…'
Mereka pun segera kembali ke gedung administrasi etranger untuk melaporkan hasilnya. Duka mendalam dirasakan bagi teman atau keluarga dari korban tewas dalam misi tersebut.
"Aku tidak menyangka misi ini akan berakhir dengan banyak korban…"
"Tidak ada yang menduga grup kriminal yang kita buru memiliki hider yang kuat… jadi kau tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri kapten…"
"Haha benar juga… tapi rasanya sangat tidak enak... "
"Aku mengerti perasaan kesalmu itu kapten rihak…"
Rigma menepuk punggung rihak yang masih merasa bersalah karena timnya kehilangan 5 orang.
"Ngomong-ngomong rigma… sampai kapan kau mau mengaktifkan kekuatanmu…?"
"Ah ini… kalau aku menonaktifkannya akan terjadi hal merepotkan… jadi aku akan menahannya sampai aku berhasil sampai di rumah…"
Sejak pertama rigma menggunakan kekuatan syna saat bertarung, ia tidak pernah sekalipun menonaktifkannya. Tato merah diseluruh tubuhnya masih terlihat jelas bahkan setelah sampai di gedung administrasi etranger.
"Jadi kau tipe etranger yang memiliki resiko saat mengaktifkan kekuatan ya…?"
"Ya bisa dibilang begitu… tapi itu setara dengan kekuatan yang aku dapat…"
"Kalau kau berminat… bagaimana kalau kita membentuk tim etranger lepas…?"
"Ah… maaf… tapi aku sudah punya tim sendiri dan belum berniat untuk menambah anggotanya…"
"Hahaha… sangat disayangkan… aku pikir bila satu tim denganmu paling tidak kita dapat membuat tim etranger lepas yang hebat… atau mungkin sebuah organisasi…"
"Ya sangat disayangkan… sekali lagi saya mohon maaf…"
"Tidak apa… kalau begitu aku permisi… ada laporan yang harus aku selesaikan agar bayaran kita cair…"
Rihak pun meninggalkan rigma dan naik ke lantai dua gedung administrasi untuk mengerjakan laporan misi.
"Bodohnya… "
"Sejak kapan kau disitu asrea…?"
"Sudah cukup lama… yang lebih penting… KAU INI BODOH YA….!? DIA ITU ETRANGER KELAS 1 YANG CUKUP TERKENAL….!! KENAPA MENOLAK AJAKANNYA…!?"
"Anu… aku pikir akan sangat merepotkan kalau kita memiliki anggota yang terlalu kuat…"
"HAH….!?"
"Eh itu… jadi kalau kita hanya berdua… paling tidak kita tidak akan terseret ke dalam misi yang lebih berbahaya dari ini…"
"Kau ini ya… eh…? Kemana dia…!?"
Asrea yang belum puas memarahi rigma, tiba-tiba kehilangan keberadaan sosok rigma.
"Maaf asrea… aku harus pulang karena ada beberapa urusan yang harus dikerjakan…"
"Oi jangan kabur kau…!"
Rigma pun berhasil kabur dan pergi dari gedung administrasi etranger. Di dalam mobil ia menelpon seseorang dengan wajah yang terlihat sangat serius.
"Bisa kau lakukan…?"
"Tentu…"
"Kalau begitu mohon bantuannya…"
*bip…*
Setelah teleponnya tertutup rigma tersenyum dengan wajah yang terlihat seperti iblis.
Bersambung…