Fakta Organisasi SATRIA
"Halo rigma… apa kau mendengarku…?"
"Iya aku dengar… hari ini aku akan segera kesana… tapi aku butuh sedikit waktu… paling tidak aku baru bisa kesana jam 11 siang…"
"Tidak masalah… kita akan berkumpul sekitar jam setengah 12 siang untuk rapat kelompok…"
"Kelompok…? "
"Iya… kita akan meringkus kriminal yang melakukan perdagangan obat-obatan terlarang… untuk info selengkapnya akan diumumkan pada rapat…"
"Oke… maaf ya merepotkanmu untuk mendaftarkan tim kita dalam misi…"
"Tidak masalah… lagipula kau membebaskan diriku untuk memilih misi apa yang kita ambil…"
"Kalau begitu aku permisi… aku harus bersiap untuk nanti siang…"
"Yosh… sampai ketemu nanti siang…"
*tuuutt…*
Telepon suara dari asrea pun berakhir pagi itu, rigma menghela nafas setelah pembicaraannya berakhir.
"Sekarang bagaimana caranya aku keluar dari situasi ini…"
Rigma tidak bisa bangun dari ranjangnya dikarenakan ia terkepung oleh dua gadis cantik di dua sisi tempat tidurnya. Dini dan harun tidur di kasur rigma yang memang berukuran besar sambil memeluknya dengan erat. Dini hanya menggunakan lingerie merah tipis yang membuat payudaranya dapat terlihat jelas. Sementara harun hanya menggunakan cd polos tanpa adanya kain yang menutupi payudaranya.
'Kenapa aku harus terjebak dalam situasi seperti ini… untung asrea tidak melakukan video call...'
Rigma akhirnya menyerah dengan keadaan dan membiarkan mereka tetap memeluk tubuhnya.
"Hmmm… "
Setelah setengah jam akhirnya rigma mendengar suara lenguhan harun dari sisi kirinya. Rigma melihat adanya tanda-tandanya harun akan bangun dari tidurnya.
"Huaa… hmmm… aku ketiduran…"
Ketika harun membuka matanya, ia sangat terkejut melihat rigma yang menatapnya ke arahnya.
"Selamat pagi… "
"Pa-pagi rigma… "
"Bisakah kamu melepaskan pelukanmu pada tanganku… sebab aku bisa merasakan kelembutan payudaramu…"
"Hyaa…! "
Harun langsung melepaskan pelukan tangannya sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Tuan… anda tidak boleh menggoda nona harun seperti itu…"
*remas… *
Dini sudah meremas selangkangan rigma ketika terbangun akibat suara harun. Tentunya dini pasti bisa merasakan benda keras yang berada di genggaman tangannya itu.
"Kau sendiri bisakah menyingkirkan tanganmu dari sana…? Bisa terjadi kesalah pahaman disini…"
"Tenang saja tuan… nona harun berjuang sangat keras semalam bertarung melawan saya untuk bisa tidur di samping anda…"
"Hee…"
"Anu itu… ahhhh…. "
Harun yang merasa malu ketika mendengar penjelasan dini soal penyebab mereka berada di kamar rigma. Ia langsung melarikan diri keluar kamar meninggalkan rigma bersama dini yang masih berada di atas tempat tidur.
"Jadi mau sampai kapan kau meremas selangkanganku…?"
"Sampai tuan mengeluarkan cairan kental…"
Tangan dini malah masuk ke dalam kolor rigma yang hendak bangkit dari kasur. Rigma mencoba bersikap tenang meski organ intimnya sedang dipermainkan oleh tangan lembut wanita.
"Au… sudah keras banget rupanya…"
"Siall… uuhhhh…"
Pagi hari yang diakhiri dengan kegiatan erotis rigma bersama dini pun selesai. Rigma keluar dari kamar dan menghampiri harun yang sedang menyiapkan sarapan untuk meminta maaf.
"Harun… maaf soal dini… dan terima kasih… telah merawatku selama dua hari…"
"Tidak masalah… aku tahu kak dini juga punya alasan sendiri... tapi tolong jangan buat aku khawatir lagi…"
"Iya aku janji tidak akan membuatmu khawatir lagi…"
"Bagus… sekarang ayo sarapan bersama…"
"Ya…"
Hari itu setelah selesai sarapan rigma menyiapkan segala peralatannya untuk persiapan menjalankan misi. Rigma tidak memakai jas putih seperti biasanya melainkan jaket hitam dengan model simpel. Setelah memastikan harun telah pulang ke rumahnya, barulah rigma berangkat menuju gedung administrasi etranger.
"Hati-hati di jalan tuan…"
"Ya… kau juga jaga rumah dengan benar…"
Tidak seperti biasanya rigma berangkat menggunakan kendaraan umum untuk pergi ke gedung administrasi etranger.
"Baru jam 11… apa asrea sudah datang…?"
Rigma berjalan dengan santai setelah turun dari bus untuk masuk ke dalam gedung administrasi.
"Yo rigma…"
Di dekat pintu masuk asrea sudah menunggu kedatangannya, gadis yang penuh semangat itu menyapa rigma dengan santai.
"Aku kira kau belum datang…"
"Mana mungkin… rekanku bilang ia akan datang jam 11… jadi aku tidak mungkin datang ketika rapat akan dimulai…"
"Jadi sekarang kita ngapain…? Masih ada setengah jam sebelum rapat dimulai…"
"Kau tahu… kantin gedung administrasi ini mempunyai menu mie ayam yang sangat enak…"
"Hooo mie ayam kah… boleh juga…"
Akhirnya rigma dan asrea pun memutuskan untuk menghabiskan waktu di kantin gedung administrasi. Kantin berada di area belakang gedung, tepatnya di lantai satu area belakang. Di sana ada tempat luas dengan berbagai toko yang menjual banyak jenis makanan, salah satunya mie ayam.
*slurp…*
"Enak juga mie ayam ini... "
"Benar kan… pilihanku jarang salah… apalagi kalau soal makanan khas indonesia seperti ini…"
Saat rigma dan asrea sedang menikmati mie ayam mereka, tiba-tiba tiga orang dengan wajah sangar datang. Rigma merasakan aura yang sangat berat dari ketiga orang yang membawa mangkuk berisi mie ayam itu.
"Apa tempat ini kosong…?"
"Ya tentu…"
"Terima kasih… jam segini sangat sulit mencari tempat bagus untuk makan…"
"Sama-sama…"
Asrea menyambut dengan santai tiga orang yang bergabung dalam mejanya untuk makan bersama.
"Oi nak… kamu bocah yang ngehajar jima ya…?"
"Iya… memang kenapa…?"
Rigma mendapat perasaan aneh ketika melihat tatapan serius tiga orang bermuka sangar yang duduk bersamanya.
"Terima kasih…!! Aku sudah lama ingin menghajar anak idiot berotot itu… tapi karena kami satu organisasi… aku tidak dapat melakukannya…"
"Eh…!?
"Kami juga berterima kasih padamu sudah memberikan wakil ketua no 4 pelajaran… dia terlalu otoriter di organisasi… jadi banyak yang membencinya… termasuk kami... "
"Tapi… bukannya organisasi kalian akan marah kalau anggotanya terluka…? Bukannya kalian sedang mengincarku…?"
"Tidak mungkin nak… ketua kami orang yang bijak… prinsipnya cuma satu… kalau kalah dari orang yang kelasnya sama atau di bawahnya… maka itu adalah kesalahan dari yang kalah… organisasi kami tidak akan melakukan tindakan yang tidak perlu…"
"Hooo… aku pikir organisasi kalian itu tipe yang akan balas dendam karena anggota dan wakil ketuanya dipermalukan…"
"Hahaha… tidak mungkin… apalagi setelah tahu orang yang bermasalah dengan kami hanya seorang bocah… etranger pemula kelas 3 sepertimu… tapi akan lain cerita kalau yang cari masalah adalah etranger kelas 1 ke atas…"
"Aku mengerti sekarang… paling tidak organisasi kalian bukan tempat yang buruk…"
Mereka pun makan sambil mengobrol dengan santai, asrea juga menjadi lebih santai saat mengetahui faktanya. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, rigma dan asrea pun menyelesaikan makannya dan pamit pada tiga orang yang makan bersama mereka. Mereka berdua langsung bergegas ke ruang rapat yang berada di lantai dua gedung administrasi etranger. Di sana sudah banyak etranger lepas yang hadir untuk ikut berpartisipasi dalam misi penumpasan kriminal kali ini.
"Ayo kita mulai debut tim kita asrea…"
"Yooo… !"
Bersambung….