Davit tengah sibuk dengan tumpukan pekerjaan yang sudah dari kemarin tidak selesai-selesai. Ia baru saja sampai di kantor sekitar beberapa menit yang lalu karena kesiangan, tidak ada yang membangunkannya, tidak ada yang mengingatkannya juga. Evelyn malah pergi entah ke mana, membuat Davit harus menghela napas sabar.
Mungkin saja Evelyn sedang berduaan dengan kekasihnya atau bagaimana, entahlah Davit sama sekali tidak peduli. Yang ada di pikiran Davit saat ini hanyalah pekerjaan saja. Tidak peduli bagaimana pernikahannya, bukannya menyerah atau tidak mau mendapatkan hal yang pasti, tapi Davit lebih condong ke pasrah. Tuhan pasti memberikan yang terbaik untuk mereka berdua. Davit yakin itu. Tuhan pasti selalu membuat rencana yang baik, jauh lebih baik daripada rencana kita sendiri. Mau Evelyn ujungnya berpisah dengannya, ataupun tidak, itu kehendak Tuhan. Davit siap saja.
