Dengan melingkarkan tangan Davit ke kursi yang kemudian mengenai perut Clarin, pria itu membalikkan kursi Clarin, membuatnya harus menatap mata Clarin yang berwarna coklat kayu dengan sangat jelas dan jernih.
Clarin yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya bisa menetralkan detak jantungnya, ia menatap balik mata Davit yang penuh keteduhan. Menatap Davit dengan jarak sedekat ini membuatnya dapat menghirup parfum Davit.
Satu hal yang terus muncul di benak Clarin, apakah dengan jarak sedekat ini Davit akan merasakan dan mendengarkan detak jantungnya?
"Kamu cantik, Clarin." Davit membisikkan kata tersebut kepada Clarin tepat di telinga gadis itu, seketika langsung membuat rona merah di pipi Clarin muncul, jantungnya bertambah jauh lebih cepat daripada sebelumnya.